Urusan trading pasti tidak akan lepas dari analisis teknikal. Lantas, apa saja dua pola analisis teknikal umum yang perlu diketahui trader?
Pada prinsipnya, analisis teknikal adalah teknik yang digunakan trader ketika mengamati pola-pola pergerakan harga aset.
Dalam hal ini, trader akan menggunakan data historis pergerakan harga aset di masa lampau untuk menakar pola-pola pergerakan harga aset yang mungkin bakal terjadi lagi di masa depan. Hal ini didasarkan asumsi bahwa "sejarah pasti akan terulang lagi" atau dalam konteks analisis teknikal, pola yang pernah terjadi di masa lalu pasti akan terjadi lagi di masa depan.
Dalam trading, trader biasanya memanfaatkan pola-pola pergerakan harga tersebut untuk menentikan waktu masuk dan keluar pasar yang tepat. Sebab, trader tentu memiliki tujuan untuk mengoleksi aset di harga yang murah untuk kemudian dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi.
Hanya saja, analisis teknikal bukanlah ilmu yang bisa dipelajari dalam semalam. Selain mencari informasi secara mandiri, trader juga perlu berlatih dan membiasakan diri melakukan trading untuk memahaminya.
Namun, sebagai permulaan, trader biasanya akan mempelajari bentuk pola-pola harga yang terjadi di chart harga terlebih dulu. Lantas, apa sih yang dimaksud dengan pola-pola harga di analisis teknikal?
Baca Juga: Memahami 5 Sumber Sinyal Trading Utama bagi Trader Pemula
Seperti yang disinggung sebelumnya, trader selalu menemukan bahwa harga aset selalu bergerak mengikuti pola-pola tertentu jika ditinjau dari data historisnya. Pola-pola itu tercermin dari formasi simbol yang menjadi cerminan pergerakan harga aset, seperti candlestick atau garis tren.
Dengan demikian, trader selalu menemukan bahwa serangkaian garis tren dan candlestick selalu menunjukkan pola yang sama berulang-ulang kali antar waktu. Nah, hal inilah yang kemudian disebut sebagai pola analisis teknikal.
Bagi trader, pola analisis teknikal adalah fondasi utama dari analisis teknikal. Berangkat dari situ, mereka bisa mengantisipasi tren pergerakan harga aset berikutnya sehingga mereka pun memiliki alasan kuat untuk masuk atau keluar pasar.
Hanya saja, pola analisis teknikal berjumlah banyak. Bentuknya pun beragam mulai dari garis tren sederhana hingga pola yang kompleks seperti Head and Shoulders Pattern.
Kendati demikian, trader pemula wajib mengetahui dua pola umum dalam analisis teknikal. Apa saja kedua pola tersebut?
Baca Juga: Simak 10 Tips Menyusun Trading Plan bagi Pemula Berikut!
Terdapat dua pola umum dalam analisis teknikal, yakni pola yang menggambarkan reversal dan pola continuation. Keduanya bisa terjadi baik di tren harga aset bearish maupun bullish.
Seperti apa penjelasannya?
Pola reversal dalam analisis teknikal mengacu pada pola grafik yang mengindikasikan perubahan arah atau pembalikan tren harga yang sedang terjadi. Dengan kata lain, pola ini bisa memberi sinyal bahwa tren yang terjadi saat ini, baik bearish maupun bullish, mulai melemah sehingga tren harga aset segera berputar haluan.
Lebih lanjut, reversal yang terjadi saat fase bullish kerap disebut sebagai pola distribusi lantaran mencerminkan perubahan sikap pelaku pasar dari aksi beli menjadi aksi jual. Begitu pun sebaliknya. Reversal yang timbul ketika fase bearish mengindikasikan perubahan perilaku dari aksi akumulasi ke aksi jual.
Berikut adalah beberapa pola reversal yang umum ditemui dalam analisis teknikal:
Pola continuation (pola keberlanjutan) dalam analisis teknikal mengacu pada pola grafik yang mengindikasikan bahwa tren harga aset ke depan akan terus mengikuti tren harga aset yang terjadi saat ini.
Ketika pola ini terjadi, biasanya harga aset mengalami konsolidasi sebelum akhirnya harga aset melanjutkan tren yang terjadi sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa tren harga aset sedang rehat sejenak sebelum melanjutkan trennya.
Hanya saja, pola ini lebih sulit ditebak dibanding pola reversal. Pasalnya, ketika harga aset sedang terkonsolidasi, trader tidak bisa mengetahui apakah tren yang berlangsung saat ini bakal mengalami reversal atau berlanjut.
Akibatnya, trader biasanya mengonfirmasi pola-pola ini menggunakan indikator tambahan seperti volume perdagangan dan momentum tren seperti Relative Strength Index (RSI) atau Moving Average Convergence Divergence (MACD)
Berikut adalah beberapa pola continuation yang umum ditemui dalam analisis teknikal:
Ketika menggunakan pola-pola di atas, trader biasanya menggunakan istilah-istilah tertentu untuk merujuk pada situasi atau titik tertentu dalam pergerakan harga aset. Lantas, apa saja istilah-istilah tersebut?
Trend mengacu pada arah pergerakan harga dalam jangka waktu tertentu. Tren dapat berupa uptrend (naik), downtrend (turun), atau sideways (datar).
Mengidentifikasi trend dapat membantu trader untuk mengambil keputusan perdagangan yang sesuai dengan arah pergerakan harga.
Kedua istilah ini hadir ketika trader sedang menganalisis potensi reversal. Dalam hal ini, breakout terjadi ketika harga berhasil menembus level resistance yang signifikan yang mengonfirmasi terjadinya perubahan tren dari bearish ke bullish.
Sementara itu, breakdown adalah sebaliknya. Ia mengindikasikan terjadinya pembalikan tren dari bullish ke bearish, yang tercermin dari penurunan harga aset yang menembus level support-nya.
Volume adalah jumlah saham, kontrak, atau aset yang diperdagangkan selama periode waktu tertentu.
Volume digunakan untuk mengonfirmasi pergerakan harga dan menentukan apakah ada partisipasi yang kuat dari para trader.
Divergence terjadi ketika arah pergerakan harga tidak sejalan dengan indikator teknikal tertentu, utamanya indikator oscillator. Divergence dapat menjadi indikasi perubahan potensial dalam tren atau momentum harga.
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Investopedia, OJK
Bagikan artikel ini