Rectangle Pattern adalah pola unik yang memberikan kejutan bagi trader. Lantas, seperti apa bentuk dan ciri-ciri pola ini?
Rectangle Pattern adalah pola yang menunjukkan bahwa harga aset sedang mengalami sideways.
Pola ini memperlihatkan bahwa harga aset naik-turun di antara level support dan resistance-nya. Namun, jika garis support itu disejajarkan dengan dan resistance-nya, maka keduanya terlihat seperti dua garis horizontal yang sejajar sempurna. Sobat Cuan bisa melihat contohnya melalui ilustrasi berikut!
Trader biasanya mengasosiasikan pola ini sebagai bentuk kegalauan pelaku pasar. Dengan kata lain, pelaku pasar tidak punya cukup sentimen untuk mengerek harga aset, namun tidak pula punya alasan kuat untuk bersikap bearish.
Nah, karena pola Rectangle terbentuk dari keraguan pelaku pasar, maka tren harga yang terbentuk usai kemunculan pola ini pun bisa dibilang mengejutkan.
Kadang, pola ini diikuti dengan pembalikan harga (reversal) namun ada kalanya pola ini juga bisa mengindikasikan keberlanjutan tren (Continuation Pattern). Akhir dari pola ini kian sulit diprediksi lantaran bisa terjadi baik di tren bearish maupun bullish.
Namun, bentuk pola yang konsisten sekaligus penuh kejutan menjadikan pasar sideways punya pangsanya sendiri. Beberapa trader menyukai pasar seperti ini, namun ada juga yang menganggap pasar sideways kurang potensial dan berisiko tinggi pada trading jangka panjang.
Baca Juga: Apa itu Trading? Mengenal Konsep Dasar dan Jenis Trading
Ibarat virus, pola Rectangle muncul akibat ulah sekelompok pelaku pasar yang diikuti oleh pelaku pasar lainnya.
Pada awalnya, aktivitas trader dipengaruhi oleh tren yang terjadi pada saat itu. Ketika tren harga bearish, mereka akan getol menjual aset. Sebaliknya, mereka pun akan rajin mengakumulasi aset ketika tren harga aset terlihat bullish.
Namun, aksi tersebut lama kelamaan akan menemui titik jenuhnya. Hal itu pun kemudian tercermin dari stagnannya volume perdagangan yang terjadi selama periode konsolidasi tersebut.
Tetapi, terdapat kelompok trader yang menaksir bahwa harga aset sepertinya hanya akan memantul di antara area support dan resistance-nya.
Akibatnya, mereka pun menjual dan membeli aset berturut-turut pada periode tertentu dengan harapan bisa mengambil cuan dari selisih level support dan resistance tersebut. Hal inilah yang menyebabkan dua garis support dan resistance sejajar yang menjadi fondasi utama pola Rectangle.
Seiring dengan semakin ramainya pasar aset, akhir dari pola sideways itu kian sulit ditebak. Makanya, pola ini bisa berujung pada reversal atau justru melanjutkan tren yang terjadi sebelumnya. Oleh karenanya, tak heran jika kemudian pola Rectangle bisa berujung pada breakout atau breakdown.
Baca Juga: Mempelajari Falling Wedge Pattern dan Fungsinya dalam Trading
Secara kasat mata, pola Rectangle Pattern memang gampang untuk dikenali. Namun, trader tetap harus mengonfirmasi pola ini agar tidak salah mengidentifikasinya.
Lantas, apa saja karakteristik pola ini yang patut diperhatikan trader?
Keseimbangan antara jumlah penawaran dan permintaan membentuk pergerakan harga aset yang konsisten. Imbasnya, trader pun kesulitan menentukan apakah pola ini memberikan sinyal continuation atau reversal.
Para trader sepakat bahwa segala hal mungkin pada kondisi ini. Adapun satu hal yang pasti adalah keseimbangan permintaan dan penawaran menggambarkan keragu-raguan pelaku pasar.
Rectangle Pattern membentuk level support dan resistance yang sangat jelas dan konsisten. Kondisi ini menciptakan peluang trading yang menarik bagi swing trader dan short trader, namun kurang menarik bagi investor jangka panjang.
Apakah tren akan berlanjut atau berbalik setelah pola berakhir? Tidak ada yang tahu.
Namun secara historis, jika pola berakhir dengan breakout, maka potensi margin cuan dari reli harga aset cukup menjanjikan. Setidaknya, reli akan berlangsung sepanjang tinggi garis support dan resistance yang terbentuk sebelumnya.
Sebaliknya, pola Rectangle yang berujung downtrend bisa sangat dramatis.
Bahkan, tak jarang kegalauan pasar berlangsung lama sehingga harga aset terus bergerak sideways alih-alih mengalami reversal atau berlanjut. Jadi, pantau terus pola ini dengan saksama ya, Sobat Cuan!
Baca Juga: Mengenal Rising Wedge Pattern dan Fungsinya dalam Trading
Ada dua cara yang pupoler jika kamu tertarik mencoba peruntungan di pasar sideways, yakni range trading dan breakout trading. Apakah itu?
Trader menggunakan strategi range trading selama pasar sideways alih-alih membuang waktu menunggu breakout atau breakdown.
Mekanisme range trading cukup sederhana, yakni dengan membeli saat harga mendekati support dan menjualnya lagi disekitar garis resistance. Akibatnya, kamu pun bisa meraih cuan dengan nilai selisih antara level support dan resistance tersebut.
Sebagai jaring pengaman, kamu pun bisa menempatkan titik Stop Loss pada level sedikit di bawah support-nya.
Meski tidak selalu berakhir manis, pasar sideways berpeluang untuk uptrend saat harga menembus resistance-nya. Jika Sobat Cuan optimistis bahwa breakout akan terjadi, maka tidak ada salahnya kamu menjajal strategi breakout trading.
Pada strategi ini, kamu bisa melakukan entry buy pada level sedikit di atas resistance. Jika level itu tertembus, maka trader bisa mengkalkulasi target profit berikutnya, yakni setinggi lebar support dan resistance yang terbentuk di pola Rectangles.
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Investopedia
Bagikan artikel ini