Reversal artinya perubahan tren harga suatu aset. Namun, bagaimana cara melacak sinyal-sinyal reversal? Simak selengkapnya di sini!
Reversal artinya perubahan tren harga suatu aset. Namun, reversal bukan merujuk pada satu arah harga tertentu. Pasalnya, reversal bisa mencerminkan kondisi di mana arah harga berubah dari uptrend menjadi downtrend, begitu pun sebaliknya.
Sekadar informasi, uptrend artinya adalah tren yang memperlihatkan kenaikan harga aset yang tercermin dari hadirnya titik harga baru dan titik terendah baru yang lebih tinggi. Sementara itu, downtrend adalah tren yang menunjukkan penurunan harga aset yang terlihat dari timbulnya titik harga puncak yang lebih rendah dan titik terendah baru yang lebih rendah dari sebelumnya. Nah, perubahan satu pola harga ke pola lain tersebut disebut dengan reversal.
Di samping itu, reversal berbasis pada arah tren harga secara keseluruhan. Artinya, reversal tidak didasarkan pada kejadian perubahan harga dalam satu atau dua periode dalam grafik harga saja. Oleh karenanya, trader harus memanfaatkan analisis teknikal seperti Moving Average, Oscillator, dan channel untuk melacak reversal dalam tren harga.
Lebih lanjut, reversal bisa terjadi di perdagangan intra hari atau bahkan terjadi dalam rentang waktu harian, mingguan, dan tahunan. Dengan kata lain, reversal terjadi dalam kerangka waktu berbeda-beda yang dianggap relevan oleh para trader.
Sebagai contoh, reversal yang terjadi dalam grafik harga lima menitan adalah peristiwa yang relevan bagi trader harian (day trader). Sementara itu, reversal yang terjadi dalam grafik harga harian menjadi data krusial bagi trader mingguan.
Reversal adalah peristiwa harga penting yang tak boleh dilewatkan trader. Pasalnya, ia mencerminkan perubahan aksi harga (price actions) yang dilakukan trader lainnya.
Sebagai contoh, jika tren sebuah harga aset berubah dari uptrend menjadi downtrend, maka ada indikasi bahwa pelaku pasar melakukan aksi jual. Nah, trader bisa menggunakan sinyal-sinyal tersebut untuk ikut menjual atau menahan asetnya, tergantung hasil analisis teknikal yang ia manfaatkan.
Intinya, trader bisa memanfaatkan reversal untuk menentukan waktu keluar dan masuk pasar. Hanya saja, munculnya satu pola reversal bukan berarti mengindikasikan bahwa sang trader perlu melakukan satu aksi tertentu.
Misalnya, ketika tren harga sebuah aset berubah dari uptrend menjadi downtrend, maka bukan berarti trader harus melakukan aksi jual. Sang trader bisa saja memilih melancarkan aksi beli demi memanfaatkan harga aset yang sedang murah.
Perlu diketahui bahwa uptrend maupun downtrend sama-sama memiliki celah keuntungannya masing-masing. Karenanya, trader perlu punya kemampuan mumpuni untuk mendeteksi pembalikan harga.
Baca Juga: 4 Gaya Trading Populer yang Bisa Dilakukan Trader Pemula
Dalam kegiatan trading, reversal memang diartikan sebagai perubahan pola harga. Namun, terdapat pula peristiwa pembalikan harga lain di pasar yang umum disebut sebagai pullback. Lantas, apa artinya pullback? Apa bedanya dengan reversal?
Sederhananya, pullback adalah "sinyal palsu" reversal. Artinya, pullback adalah distraksi harga mini dalam sebuah tren, baik dalam kondisi uptrend maupun downtrend, namun kondisi itu tidak sampai mengubah tren harga.
Misalnya, anggap saja tren harga suatu aset tengah menanjak. Namun, dalam kondisi uptrend tersebut, harga aset sempat terkoreksi sejenak sebelum kembali melanjutkan kenaikan. Nah, situasi itulah yang kerap diartikan sebagai pullback.
Perbedaan lainnya, pullback hanya menciptakan harga terendah yang lebih tinggi dalam sebuah tren. Sementara itu, reversal umumnya selalu ditandai oleh kemunculan harga terendah yang lebih tinggi dan titik puncak harga baru yang lebih tinggi lainnya secara berturut-turut.
Kendati keduanya terbilang berbeda, namun reversal umumnya diawali oleh pullback yang potensial. Hanya saja, trader biasanya kesulitan mendeteksi pullback mana saja yang akan berakhir jadi reversal. Artinya, trader harus mencari cara untuk melacak pullback potensial.
Lantaran sulitnya mendeteksi pullback mana yang akan berakhir jadi reversal, kebanyakan trader berpengalaman keluar dari matrket saat harga masih bergerak pada tren yang sama dalam mode pullback. Cara ini dianggap lebih minim risiko jika sewaktu-waktu pullback berakhir jadi reversal yang bikin cuan jadi buntung.
Seperti yang telah disinggung di atas, trader harus mampu memanfaatkan analisis teknikal demi membaca sinyal reversal. Namun pertanyaannya, indikator teknikal apa saja yang mampu memperlihatkan sinyal reversal.
Indikator MA adalah salah satu indikator trading yang umum digunakan trader melihat reversal. Pasalnya, indikator ini terbilang cukup mudah digunakan dan trader pun bisa membaca artinya dengan mudah.
Untuk melihat reversal dalam MA, trader biasanya melihat apakah garis harga berada di atas atau bawah garis MA. Jika garis harga melaju ke bawah garis MA, maka ada kemungkinan tren harga berubah dari uptrend menjadi downtrend. Begitu pun sebaliknya.
Bollinger Bands adalah indikator teknikal yang menggambarkan pergerakan harga suatu aset. Indikator ini terdiri dari tiga garis utama, yakni garis atas, tengah, dan bawah. Garis tengah merupakan garis MA harga aset tersebut sementara dua garis lainnya mencerminkan standar deviasi harga aset.
Trader umumnya melihat tren bullish ketika garis harga bergerak di antara garis tengah dan garis atas Bollinger Bands. Di sisi lain, tren bearish terjadi ketika garis harga melintang ke bawah garis terbawah dari Bollinger Bands.
Dengan demikian, sinyal reversal terjadi ketika harga bergerak naik ke atas atau ke bawah dari garis tengah Bollinger Bands. Sobat Cuan bisa melihat contohnya dalam grafik harga saham JP Morgan berikut!
MACD adalah indikator oscillator yang dikembangkan dari dua garis indikator utama. Garis pertama adalah garis MACD yang umumnya didapat dari mengurangi Exponential Moving Average (EMA) dalam kurun 12 sesi (12-periods) dengan EMA dengan kerangka waktu 26 sesi (26-periods).
Memang, trader sejauh ini menggunakan MACD demi menentukan waktu masuk dan keluar pasar. Namun, jika diaplikasikan dengan tepat, maka MACD bisa digunakan untuk melacak reversal.
Dalam MACD, reversal terjadi ketika satu garis MA melintasi garis MA lainnya. Sebagai ilustrasi, Sobat Cuan bisa melihat contohnya pada grafik harga saham JP Morgan berikut!
Bagaimana, Sobat Cuan? Sudah siap membaca pola reversal dalam trading?
Baca Juga: Apa Saja Indikator Buy & Sell dalam Trading?
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta lebih dari 140 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Investopedia, daytradetheworld
Bagikan artikel ini