Bullish Harami adalah pola reversal yang populer di kalangan trader. Namun, seperti apa bentuk dan cara trading berbasis pola satu ini?
Pola Bullish Harami adalah pola candlestick yang menunjukkan bahwa tren harga bearish yang terjadi saat ini akan berbalik arah menjadi bullish. Dengan demikian, pola candlestick ini bisa disebut sebagai salah satu pola yang mengindikasikan pembalikan harga (reversal) dari downtrend menjadi uptrend.
Sama seperti pola bullish reversal lainnya, pola candlestick ini terjadi di fase akhir downtrend sebuah pergerakan harga aset. Pada saat inilah trader biasanya mulai memasang ancang-ancang untuk masuk ke pasar untuk mendulang cuan yang mumpuni ketika tren harga benar-benar reli nantinya.
Bullish Harami adalah salah satu pola Harami yang umum dikenal oleh trader, di mana pola Harami lainnya dikenal dengan nama Bearish Harami Pattern.
Bedanya, jika Bullish Harami Candlestick bisa mengidentifikasi potensi reversal bullish, maka Bearish Harami sejatinya memberi sinyal perubahan dari fase bullish ke bearish.
Baca Juga: Apa 5 Candlestick Reversal Pattern yang Sering Digunakan Trader?
Kata "harami" sendiri berasal dari bahasa Jepang yang berarti "hamil". Hal itu pun tercermin dari bentuk pola Bullish Harami yang terdiri dari tiga candlestick sejajar, di mana badan candlestick kedua (berada di tengah) berukuran lebih besar dibanding candlestick ketiga yang berada di posisi paling kanan.
Adapun candlestick kedua tersebut merepresentasikan titik akhir dari pola downtrend yang terjadi pada harga aset. Pada kondisi ini, harga pembukaan masih terbilang lebih tinggi dibanding harga penutupannya, sehingga candlestick ini bisa dibilang sebagai bearish candlestick dengan warna hitam atau merah.
Namun setelah itu, muncul candlestick baru yang menjadi sinyal reversal, yakni ketika harga penutupannya melampaui harga pembukaannya. Oleh karenanya, candlestick pun berubah dari bearish candle menjadi candle bullish dengan warna hijau atau putih.
Hanya saja, ukuran candlestick ketiga ini berukuran lebih kecil dari batang lilin sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa akumulasi aksi beli tengah terjadi di pasar secara perlahan.
Kendati demikian, trader tetap menangkap candlestick ketiga tersebut sebagai sinyal bahwa tren bearish yang saat ini terjadi akan segera berubah menjadi arah tren bullish.
Sobat Cuan dapat melihat ilustrasi pola candlestick Bullish Harami melalui gambar berikut!
Hanya saja, kadang lilin kedua yang terbentuk di pola Bullish Harami bukanlah lilin sempurna, melainkan lilin doji. Hal ini mencerminkan bahwa pelaku pasar tengah dilanda kegalauan sehingga terjebak pada dilema, apakah ingin mengakumulasi aset atau terus melakukan aksi jual.
Nah, kondisi ini pun kemudian disebut sebagai Bullish Harami Cross. Sobat Cuan bisa menyimak ilustrasinya melalui gambar berikut!
Karena lilin kedua berbentuk doji, maka trader pun seharusnya tak memusingkan warna lilin tersebut. Apalagi, pada umumnya, pola doji yang terbentuk pada fase akhir downtrend juga kerap dipandang sebagai sinyal reversal bullish.
Baca Juga: Belajar Mendeteksi Reversal Menggunakan Evening Star Candle
Sejatinya, Bullish Harami adalah pola sangat mudah untuk diidentifikasi oleh para trader. Selain karena bentuknya yang mencolok, pola ini juga muncul di momentum akhir dari sebuah pola downtrend yang semestinya mudah ditemukan oleh trader di grafik harga.
Namun selain itu, terdapat ciri-ciri khas lain dari pola Bullish Harami. Lantas, seperti apa ciri-ciri tersebut?
Bullish Harami Candlestick terjadi saat harga aset terus mengalami downtrend dalam jangka waktu yang lama. Oleh karenanya, trader perlu memastikan bahwa tren harga yang terjadi saat ini benar-benar merupakan sebuah downtrend .
Adapun cara mengidentifikasi downtrend adalah melihat pergerakan harga di grafik harga aset. Jika memang harga aset terus membentuk harga terendah terbaru yang lebih rendah (lower low) dan harga tertinggi yang lebih rendah (lower high), maka tren harga tersebut bisa disebut sebagai downtrend.
Sebagai konfirmasi tambahan, Sobat Cuan juga bisa mengonfirmasi downtrend tersebut dengan indikator teknikal lain, utamanya Moving Average.
Ciri kedua adalah pola Harami ini muncul secara cepat, yakni minimal dua hari perdagangan. Maksudnya, pola Harami tersebut hadir paling cepat dua hari setelah candle bearish terakhir muncul di grafik harga.
Karakteristik Bullish Harami Candlestick berikutnya adalah ukuran antara badan candle bearish terakhir dengan candle bullish yang muncul setelahnya.
Pada umumnya, lilin bearish terakhir pada pola downtrend berukuran empat kali lipat lebih besar dibandingkan candle bullish yang hadir berikutnya. Dengan demikian, maka candle bullish semestinya juga berukuran seperempat dari lilin bearish yang terjadi sebelumnya.
Hanya saja, pada kenyataanya, perbandingan ukuran antara lilin bearish terakhir dan lilin bullish pertama tidak selalu mengikuti patokan tersebut. Selama badan lilin bullish pertama seolah-olah terlihat seperti "dilahap" oleh lilin bearish terakhir, maka hal itu sebenarnya tetap bisa menjadi indikasi mengenai pola Bullish Harami.
Kendati begitu, Sobat Cuan tetap bisa menggunakan tolok ukur itu untuk mengidentifikasi pola Bullish Harami yang terjadi pada grafik harga.
Bullish Harami Candlestick adalah salah satu pola yang umum digunakan trader untuk mengidentifikasi reversal. Sehingga, trader setidaknya juga harus memahami cara-cara dasar untuk memanfaatkan pola Harami Candlestick satu ini.
Lantas, bagaimana cara trader pemula bisa memanfaatkan pola Bullish Harami dalam kegiatan trading?
Sebagai langkah pertama, Sobat Cuan harus mengetahui apakah terbentuknya pola Bullish Harami benar-benar berbarengan dengan melemahnya kekuatan downtrend yang tengah terjadi. Hal ini dimaksudkan agar kamu tidak terjebak ke dalam sinyal Bullish Harami "bodong".
Nah, dalam hal ini, kamu bisa mengonfirmasi kekuatan downtrend tersebut menggunakan indikator teknikal momentum seperti stochastic oscillator atau indikator teknikal lainnya.
Dalam pola Bullish Harami, candlestick yang menjadi konfirmasi terjadinya pola sejatinya adalah lilin bullish pertama yang muncul setelah lilin bearish terakhir terbentuk. Dari situ, Sobat Cuan pun mulai bisa memikirkan strategi mengenai cara memanfaatkan pola Bullish Harami sebagai bagian dari aksi trading.
Namun, jika kamu masih ragu-ragu terhadap keabsahan pola Bullish Harami tersebut, maka kamu bisa menggunakan lilin yang muncul setelah lilin bullish pertama sebagai candle konfirmasi.
Jika memang lilin yang muncul adalah lilin bullish di mana harga penutupan lebih tinggi dari pembukaannya, maka kamu bisa menggunakannya sebagai konfirmasi Bullish Harami. Kamu bisa memanfaatkan posisi tersebut untuk mulai masuk ke pasar.
Stop Loss adalah salah satu manajemen risiko yang umum dilakukan saat trading. Namun, penentuan titik Stop Loss tentu bervariasi antar trader, tergantung dengan risiko masing-masing.
Namun, dalam memanfaatkan pola Bullish Harami, trader pemula bisa menentukan titik Stop Loss di level harga sedikit di bawah harga terendah dari lilin bullish pertama, yakni lilin yang muncul setelah lilin bearish terakhir terbentuk.
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Investopedia, Daily FX
Bagikan artikel ini