Trader biasanya memanfaatkan Candlestick Reversal Pattern untuk melacak pembalikan tren harga aset. Namun, apa saja pola-pola reversal yang umumnya digunakan trader?
Sesuai namanya, Candlestick Reversal Pattern adalah pola candlestick pada chart harga yang memberi sinyal mengenai reversal alias pembalikan harga. Pola-pola ini memberikan isyarat perubahan harga, baik dari tren bullish menjadi bearish maupun sebaliknya.
Pada kondisi harga aset yang mengalami uptrend, pola reversal menandakan bahwa tren akan berbalik dari bullish jadi bearish. Sebaliknya, pada kondisi harga aset yang sedang downtrend, pola ini mengindikasikan bahwa pelemahan harga aset kemungkinan akan berubah menjadi reli.
Dalam trading, pola-pola tersebut dianggap penting dan selalu menarik perhatian trader. Pasalnya, pola tersebut juga memberi aba-aba bagi trader untuk mengeksekusi aksi trading.
Dalam reversal bullish, misalnya, trader memanfaatkan pola-pola teknikal ini untuk menentukan titik beli atau jual yang optimal. Sementara itu, jika Reversal Candlestick Pattern memberi isyarat perubahan dari bullish ke bearish, maka trader bisa memanfaatkannya untuk berancang-ancang dalam melakukan aksi jual atau memasang titik Stop Loss.
Hanya saja, trader pun memerlukan kejelian dan ketangkasan untuk mengenal pola-pola tersebut. Sehingga, jika Sobat Cuan adalah seorang trader, maka penting bagimu untuk mampu mengidentifikasi pola-pola utama yang memberi sinyal reversal.
Lantas, apa saja sih lima pola utama yang tergolong Candlestick Reversal Pattern yang kerap digunakan trader?
Baca Juga: Mengenal Pola Unik Descending Triangle Pattern dan Srategi Tradingnya!
Seperti namanya, pola ini terdiri atas dua puncak atau dua palung yang tingginya relatif sama. Dalam pola Double Top, pola ini tampak seperti huruf M.
Pola Double Top adalah indikasi terjadinya reversal dari bullish ke bearish. Pola ini terbentuk karena pada era uptrend, trader akan mengakumulasi aset hingga harganya menyentuh puncak. Namun, pelaku pasar kemudian melakukan aksi jual sebagai upaya ambil untung sehingga harganya pun ikut jatuh ke level support-nya.
Setelah itu, pelaku pasar pun melakukan lagi aksi beli hingga harga aset menyentuh titik tertinggi terbarunya, atau puncak keduanya. Sayang, setelah itu harga aset berbalik arah menjadi downtrend karena kenaikan harga aset untuk kedua kalinya tersebut memicu aksi jual yang lebih masif.
Sementara itu, Double Bottom adalah kebalikannya. Ia mengindikasikan reversal dari fase bearish ke bullish.
Pola tersebut mengindikasikan bahwa pelaku pasar tengah gencar melakukan aksi jual sampai harga menembus level support-nya. Tetapi, pada saat itu, trader merasa harga aset sudah terlampau murah sehingga mereka pun memutuskan mengakumulasi aset dan berimbas pada kenaikan harga. Nah, titik inilah yang menjadi "puncak tengah" dari pola Double Bottom yang berbentuk seperti huruf W.
Hanya saja, aksi tersebut pun gagal menciptakan reli karena pelaku pasar masih belum yakin bahwa kenaikan harga tersebut akan bersifat sinambung. Akibatnya, aksi jual pun lagi-lagi terjadi dan menghempaskan harga aset. Kondisi ini pun tercermin dari lembah kedua pola Double Bottom.
Tetapi, lagi-lagi, trader memanfaatkan kesempatan itu untuk mengakumulasi aset mumpung harganya sedang jatuh. Akibatnya, harga aset pun menanjak kembali dan bahkan menciptakan reli kuat.
Sebenarnya, kedua pola tersebut menjadi populer di kalangan trader adalah terdapatnya garis yang bernama Trigger Line atau neckline. Garis itu disebut sebagai "gerbang utama" atas reversal yang bakal terjadi.
Dalam pola Double Top, Sobat Cuan dapat menemukan Trigger Line di kaki masing-masing puncaknya. Sementara itu, dalam pola Double Bottom, kamu bisa menemukan Trigger Line pada puncak yang berada di antara dua lembahnya.
Head and Shoulders tergolong sebagai reversal pattern yang paling dapat diandalkan para trader, terutama di pasar forex. Selain akurasinya yang baik, pola ini juga menginterpretasikan reversal yang kuat sebagaimana Double Top dan Double Bottom.
Pada chart candlestick, grafis Head and Shoulders terdiri dari tiga puncak, di mana puncak keduanya lebih tinggi dari dua puncak lainnya. Puncak ini tampak seperti kepala di antara dua puncak di sisinya yang relatif sama tinggi.
Sobat Cuan dapat melihat ilustrasi pola Head and Shoulders seperti berikut!
Kamu bisa menemukan pola ini pada chart bullish maupun bearish. Keduanya memiliki pola identik namun berkebalikan. Maksudnya, pada chart bearish, pola Head and Shoulders tampak seperti tiga palung di mana palung di tengah lebih tinggi ketimbang dua palung di sisinya.
Baik pada trend bullish maupun bearish, Head and Shoulders tetap mengindikasikan terjadinya pembalikan arah tren harga. Garis neckline yang terbentuk dari kaki-kaki puncak ataupun palung bertindak sebagai titik tolak tren yang baru.
Quasimodo Pattern tergolong pendatang baru di jajaran pola reversal. Pola ini mirip dengan Head and Shoulders, hanya saja dua puncak ataupun palung yang terbentuk tidak simetris. Karenanya, pola ini dinamakan Quasimodo, yang diambil dari nama tokoh bungkuk dari karya sastra terkenal "Si Bungkuk dari Notredame".
Secara struktur, pola ini terlihat seperti tiga puncak dan dua lembah, di mana puncak kedua terlihat lebih tinggi dari puncak pertama dan ketiga. Lebih lanjut, puncak pertama dan ketiga pun memiliki tinggi yang sama. Hal ini biasanya mengindikasikan bahwa tren bullish akan berakhir
Di samping itu, Quasimodo Pattern juga memiliki pola lain yang menggambarkan akhir dari tren bearish. Pola ini terdiri dari tiga lembah dan dua puncak, keterbalikan dari pola bullish-nya. Sobat Cuan bisa melihat ilustrasi Quasimodo Pattern di gambar berikut!
Meski terbilang anyar, Quasimodo Pattern lebih diantisipasi trader ketimbang dua pola sebelumnya. Sebabnya, pola ini tidak memiliki Trigger line atau neckline yang bisa dijadikan patokan kondisi reversal.
Berbeda dengan pola-pola yang dibahas sebelumnya, Engulfing Candlestick hanya terdiri atas dua batang. Kedua Batang tersebut tinggi body yang berlawanan, di mana batang pertama berukuran lebih kecil dari batang kedua.
Selain itu, aspek terpenting dari pola ini adalah perbedaan warna antara body kedua lilin. Nah, berdasarkan dua karakteristik tersebut, maka kamu bisa menaksir apakah pola Engulfing tersebut memberi sinyal bearish atau bullish.
Bullish Engulfing Pattern terjadi pada kondisi pasar yang downtrend di mana lilin-lilin yang berjejeran di dalamnya terlihat melandai dan berwarna merah. Namun, setelah kemunculan lilin merah terakhir hadir, rupanya muncul lilin lain berwarna hijau dengan ukuran yang lebih besar dibanding lilin sebelumnya.
Sobat Cuan dapat melihat ilustrasinya seperti berikut!
Sementara itu, Bearish Engulfing Pattern adalah kebalikannya. Ia muncul pada kondisi pasar yang uptrend di mana lilin-lilin yang muncul terlihat menanjak dan berwarna hijau. Ternyata, setelah itu, tiba-tiba muncul lilin merah dengan body yang lebih besar dari lilin hijau terakhir.
Sobat Cuan dapat melihat contoh Bearish Engulfing Pattern berikut!
Pola Engulfing Candlestick tergolong sebagai pola reversal pada rentang waktu yang lebih pendek ketimbang pola-pola sebelumnya. Karena itu, pola ini menuntut trader untuk jeli dan cekatan dalam meresponsnya jika ingin mengeksekusi entry buy atau entry sell setelah pola terbentuk.
Pin Bar Candlestick tampak seperti jarum pentul dengan salah satu sumbu memanjang, sementara sumbu lainnya amat pendek. Baik pada uptrend maupun downtrend, candle ini mengindikasikan reversal setelah tren yang kuat.
Hanya saja, trader kadang salah mengartikan pola ini dengan pola lain, khususnya Inverted Hammer. Sehingga, untuk membedakan kedua pola tersebut, trader umumnya menggunakan satu syarat, yakni sumbu terpanjang Pin Bar harus 2/3 kali dari panjang batangnya. Sekadar informasi, sumbu panjang tersebut mewakili harga tertinggi pada uptrend dan harga terendah pada downtrend.
Bagi trader, Pin Bar dikenal sebagai pola yang memiliki akurasi tinggi. Sehingga, mereka kerap buru-buru melakukan price action saat menemukan pola ini.
Apalagi, berbeda dengan pola-pola reversal lainnya, konfirmasi atas pola Pin Bar bukan terletak pada candlestick yang muncul setelahnya. Justru, konfirmasi Pin Bar terletak pada tren kuat yang mendahului pola. Sehingga, segera setelah pola itu muncul, maka trader pun terbilang aman untuk meyakini bahwa reversal bakal terjadi.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham AS, indeks saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini