Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Memahami Double Bottom Pattern, Sinyal Cuan Klasik dalam Trading
shareIcon

Memahami Double Bottom Pattern, Sinyal Cuan Klasik dalam Trading

15 May 2023, 8:52 AM·Waktu baca: 5 menit
shareIcon
Kategori
Double Bottom Pattern

Double Bottom Pattern tergolong sinyal teknikal klasik yang menandai awal masa kejayaan harga aset kamu. Yuk, kenali lebih lanjut!

Apa itu 'Double Bottom Pattern'?

Double bottom pattern adalah pola chart dalam analisis teknikal yang menunjukkan bahwa harga sebuah aset sudah mencapai titik support-nya yang terkuat. Dari titik itu, ada kemungkinan besar tren harga aset akan memasuki fase uptrend.

Bagi trader, pola ini merupakan salah satu pola yang dapat memberi sinyal mengenai perubahan harga aset (reversal) dalam jangka panjang. Pasalnya, harga aset itu sudah menyentuh titik terendahnya, yang kemungkinan juga akan menjadi titik harga paling rendahnya dalam jangka waktu lama.

Double Bottom Pattern
Double Bottom Pattern. Sumber: Investopedia

Pola ini disebut double bottom pattern lantaran pergerakan harga aset terlihat menuju titik terendahnya selama dua kali seperti membentuk huruf "W". Pola ini terbentuk setelah harga merengkuh level support-nya sebanyak dua kali berturut-turut seolah berupaya untuk semakin terpuruk di bawah support yang sudah demikian rendahnya.

Namun, alih-alih terus melemah, harga aset rupanya "berang" dan justru membumbung tinggi. Bahkan, harga aset bisa reli lebih tinggi dibanding reli-reli yang pernah terjadi sebelumnya. Makanya, sinyal yang diberikan pola ini terbilang sinyal klasik dalam analisis teknikal yang memberitahu bahwa reversal yang terjadi akan sangat bersifat signifikan.

Sejumlah trader juga kerap menggunakan pola ini untuk menentukan target harga aset di masa depan. Pada umumnya, mereka menargetkan bahwa target harga aset berikutnya pasca double bottom pattern setara dengan jarak antara dasar kedua "jurang" tersebut dengan nilai tertinggi sementaranya.

Baca Juga: Waspada Pola Triple Top dalam Trading! Apakah Itu?

Mengapa 'Double Bottom Pattern' Muncul?

Sama seperti pola-pola lainnya, pola ini pun juga terbentuk karena gejolak psikologis trader jangka pendek dalam melihat fluktuasi harga aset.

Ketika mengalami downtrend, harga aset akan menyentuh titik support-nya. Namun, pada kondisi tersebut, trader justru tergugah untuk melakukan aksi akumulasi mumpung harga aset yang mereka incar sedang murah. Nah, aksi jual-beli itu pun membentuk "lembah" pertama dari double bottom pattern.

Namun, ketika aksi beli itu hanya mampu menahan uptrend sekitar 10% dari level support pertamanya, harga aset kemudian runtuh dan terhempas di titik support yang sama lagi. Hal ini terjadi karena trader buru-buru merealisasikan cuannya karena takut uptrend yang terjadi hanya bertahan sementara.

Nah, agar tidak ketinggalan peluang untung lagi, trader kemudian melakukan lagi aksi beli sehingga membentuk "lembah" kedua dari double bottom pattern. Namun bedanya, kali ini, trader menganggap bahwa level harga aset sudah dianggap terlalu murah dan sayang untuk dilewatkan. Akhirnya, trader pun memasang posisi entry yang membuat pergerakan harga malah memantul ke atas dengan bertenaga.

Fenomena ini tentu membuat trader lain terpanggil untuk ikut memasang posisi entry setelah harga aset sebelumnya berturut-turut gagal menembus support-nya. Hal ini menandakan bahwa harga aset sudah memasuki fase jenuh jual dan siap membuka lembaran baru dalam tren yang berbeda.

Mengidentifikasi 'Double Bottom Pattern'

Trader tentu akan semringah jika menemukan double bottom pattern di chart harga asetnya dan segera memasang posisi entry. Namun, kamu tentunya perlu analisis yang mumpuni agar tidak terjebak pada sinyal double bottom yang bodong.

Sehingga, kamu tetap harus awas dalam mengidentifikasi ciri double bottom pattern yang otentik, berikut penjelasannya!

1. Pola Berbentuk W dalam Chart downtrend

Sesuai namanya, double bottom pattern berbentuk seperti huruf W. Yakni, dua lembah level harga yang dibentuk oleh tiga "puncak" harga terendah pada level yang relatif sama dalam tren harga dovish.

Depresiasi harga akibat tekanan jual yang telah berlangsung beberapa waktu bisa menjadi salah satu konfirmasi validitas atas sinyal ini.

2. Jarak antara Dua Lembah

Para trader juga mengungkapkan bahwa sinyal reversal akan semakin valid jika jarak antar dua "lembah" terbilang panjang dalam durasi waktu yang sangat lama.

3. Skala Puncak dan Lembah

Para trader mengungkap lembah dan puncak pada pola berbentuk huruf "W" yang terbentuk seharusnya hanya sekitar 10% hingga 20% dari posisi support-nya. Sementara itu, toleransi perbedaan dua level terendah semestinya tidak melebihi 4%.

4. Analisis Pendukung

Kendati mudah dikenali, double bottom pattern memerlukan analisis pendukung lain seperti konfirmasi secara fundamental dan lonjakan pada penawaran.

Jika kamu menemukan bahwa trend harga rendah tersebut diikuti dengan banyaknya penawaran yang masuk, maka besar kemungkinan penawaran-penawaran tersebut akan mampu mengubah arah tren jadi bullish.

Selain itu, kamu juga perlu memperhatikan momentum kala pola ini terbentuk. Sebagai contoh, kamu bisa menganggap pola ini sebagai sinyal bullish dalam trading saham jika sang emiten baru saja merilis kinerja keuangan yang melebihi ekspektasi analis.

Baca Juga: Ingin Cuan Trading? Yuk, Kenalan dengan Cup and Handle Pattern!

Trading dengan 'Double Bottom Pattern'

Menggali potensi cuan dengan double bottom pattern tentu sayang untuk dilewatkan. Namun, Sobat Cuan tentu memerlukan strategi agar cuan yang kamu dapat bisa maksimal berbasiskan pola grafik ini.

Berikut ini adalah trik-trik mudah bagi kamu ketika menemui pola ini di chart harga aset jagoanmu!

1. Memasang Posisi 'Entry' dan 'Stop Loss'

Kamu disarankan untuk memasang posisi entry segera setelah semua konfirmasi mengenai pembentukan pola ini terkumpul. Namun, para trader biasanya memasang posisi entry setelah lembah terakhir pola double bottom terbentuk.

Jika kamu ragu-ragu tentang keabsahan pola tersebut, maka ada baiknya kamu juga memasang titik stop loss sedikit lebih rendah dari level support-nyaDengan memasang stop loss di titik tersebut, maka artinya kamu bisa mengamankan diri jika downtrend ternyata berlanjut.

Tetapi, tetap perhatikan volume perdagangan ya, Sobat Cuan! Pasalnya, volume perdagangan mencerminkan permintaan trader, sehingga ada kemungkinan harga akan terus menunjuk.

2. 'Profit Taking'

Sementara itu, profit taking umumnya terjadi setelah harga berada di level resisten awal. Jika mau mengambil risiko lebih lanjut, maka kamu bisa menahan asetmu dan melepasnya ketika ia sampai di titik resisten baru.

Seusai pola ini terkonfirmasi, banyak trader menahan asetnya hingga harga bergerak naik sebanyak 100%. Bahkan, trader dengan risk appetite yang lebih moderat menyarankan untuk memasang posisi exit setelah cuan 200%! Namun, apapun pilihanmu, tetap laksanakan strategi sesuai selera risikomu, ya!

Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham ASindeks saham ASemas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Sumber: Investopedia, finbold, Think Markets

Ditulis oleh
channel logo

Fathia Nurul Haq

Right baner

Fathia Nurul Haq

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
trading
Mengenal Bullish Harami Pattern dan Cara Tradingnya
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1