Quasimodo pattern merupakan pola yang mirip dengan head and shoulders pattern versi lembah asimetris. Yuk, kenalan dengan pola ini di sini!
Quasimodo Pattern adalah salah satu jenis pola analisis teknikal yang dikenal sebagai sinyal reversal. Namun, berbeda dengan pola reversal lain yang sudah lama eksis, pola ini justru termasuk salah satu pendatang baru dalam dunia analisis teknikal sehingga belum dikenal secara luas.
Quasimodo Pattern sendiri merupakan pola pergerakan harga yang menunjukkan titik akhir dari sebuah tren.
Secara struktur, pola ini terlihat seperti tiga puncak dan dua lembah, di mana puncak kedua terlihat lebih tinggi dari puncak pertama dan ketiga. Lebih lanjut, puncak pertama dan ketiga pun memiliki tinggi yang sama. Hal ini biasanya mengindikasikan bahwa tren bullish akan berakhir
Di samping itu, Quasimodo Pattern juga memiliki pola lain yang menggambarkan akhir dari tren bearish. Pola ini terdiri dari tiga lembah dan dua puncak, keterbalikan dari pola bullish-nya. Sobat Cuan bisa melihat ilustrasi Quasimodo Pattern di gambar berikut!
Saat ini, trader memanfaatkan Quasimodo Pattern untuk memberi sinyal perubahan tren. Kendati begitu, trader juga disarankan untuk memasangkan sinyal dari pola teknikal ini dengan indikator teknikal lainnya.
Baca Juga: Cara Belajar Membaca Tren Elliot Wave dalam Trading dengan Praktis!
Nama Quasimodo Pattern sebenarnya terinspirasi dari tokoh Quasimodo yang muncul di dalam novel karya Victor Hugo berjudul "The Hunchback of Notre Dame" alias "Si Bungkuk dari Notredame". Dalam novel tersebut, Quasimodo digambarkan sebagai sosok bungkuk yang persis seperti pola teknikal satu ini.
Pola ini terjadi karena psikologis pelaku pasar yang terjadi di dalam sebuah tren. Ketika tren harga sedang bullish, pola harga selalu berayun ke atas (swing high) atau berayun ke bawah (swing low). Hal yang sama juga berlaku ketika tren harga aset sedang bearish.
Namun, yang namanya pola harga, apa yang terjadi di masa lalu kemungkinan bakal terjadi lagi di masa depan. Dalam konteks Quasimodo Pattern, trader menemukan bahwa harga aset membentuk swing high dan swing low secara konsisten apapun trennya sebelum tren itu akhirnya berubah arah. Nah, dengan demikian, trader beranggapan bahwa pola ini sejatinya bisa menjadi sinyal bahwa tren harga saat itu kemungkinan besar akan berakhir dan mengalami reversal.
Trader mendeteksi bahwa uptrend akan berakhir jika terdapat swing low dan swing high yang lebih rendah dari sebelumnya. Begitu pun sebaliknya. Trader menaksir downtrend akan berakhir jika terdapat swing high dan swing low yang lebih tinggi dari sebelumnya. Dengan kata lain, Quasimodo bisa digunakan untuk melacak akhir dari baik tren bullish maupun bearish.
Ketika melihat pola ini, Sobat Cuan mungkin menganggap bahwa Quasimodo Pattern terlihat mirip seperti pola head and shoulders. Maklum, selain karena sama-sama menjadi penanda reversal, keduanya pun memiliki tiga puncak dan dua lembah.
Persamaan tersebut lumrah saja, Sobat Cuan, karena memang keduanya termasuk sinyal reversal dengan kategori over and under pattern. Yakni, pola pergerakan harga di mana terjadi serangkaian harga tertinggi (high) dan terendah (low) yang diikuti oleh harga tertinggi yang lebih tinggi (higher high) dan harga terendah yang lebih rendah (lower low). Selain head and shoulders, pola lain yang masuk kategori ini adalah pola triple top.
Lebih lanjut, mirip dengan dua pola lainnya, Quasimodo Pattern juga tergolong sebagai pola confluence. Yakni, pola yang cenderung bias jika tidak dipasangkan dengan indikator lain sebagai konfirmasi sinyal.
Sehingga, sebelum membuat posisi entry maupun exit dari sinyal yang satu ini, kamu perlu melakukan analisis teknikal lain untuk memastikan apakah tren sudah berakhir dan siap berbalik arah.
Terlihat serupa, ternyata Quasimodo Pattern punya perbedaan signifikan dengan sinyal reversal lainnya, utamanya head and shoulders pattern.
Pola head and shoulders terdiri atas tiga puncak dan dua lembah yang terlihat simetris alias sama rata. Namun, tiga puncak dan dua lembah Quasimodo Pattern justru membentuk pola asimetris. Tren bullish akan berakhir jika dasar lembah pertama lebih pendek dari lembah kedua. Sementara itu, tren bearish akan usai jika puncak kedua lebih tinggi dari puncak pertama.
Nah, gara-gara perbedaan ini, maka strategi entry dan exit pada pola Quasimodo jauh berbeda dengan strategi pada pattern over and under lainnya.
Pola cacat yang muncul pada Quasimodo sebetulnya merupakan visualisasi dari ketidakseimbangan penawaran dan permintaan pada tren yang sedang berlangsung. Pola ini mendemonstrasikan pergeseran struktur harga yang signifikan akibat ketidakseimbangan itu, alih-alih sekedar memberi sinyal mengenai kehadiran akumulasi permintaan yang sebagaimana terjadi pola head and shoulders.
Artinya, saat pola ini muncul, market sedang mengalami chaos yang berujung pada reversal dengan struktur harga baru. Pola ini juga mengindikasikan terjadinya dinamika di mana level harga akan mencari titik setimbang baru. Singkatnya, pola ini memberitahu kamu untuk segera mengubah strategi trading jika ingin tetap bermain pada pasar aset yang sama.
Merespons perubahan perlu keterampilan dan ketepatan momentum, bukan? Para trader menyarankan agar kamu merespons perubahan yang dibawa oleh Quasimodo Pattern dengan hati-hati serta penuh perhitungan.
Sinyal ini jarang muncul pada grafik harga. Kalau pun muncul, bentuknya yang tidak beraturan membuatnya susah dikenali. Karenanya, lakukan konfirmasi berulang sebelum memutuskan untuk eksekusi.
Level entry yang disarankan saat pattern ini muncul ialah setelah tren selesai terbentuk dan harga mulai reli atau sell-off signifikan. Pada momen ini, sinyal Quasimodo umumnya sudah terkonfirmasi penuh.
Tetapi selain itu, kamu juga disarankan mengikuti panduan berikut jika ingin melakukan buy bermodal Quasimodo Pattern dalam kondisi bullish.
Namun, pola ini akan diikuti oleh reversal. Jika kamu berniat untuk menyimpan aset dalam time frame yang lebih panjang, pastikan bahwa sinyal reversalnya terkonfirmasi dengan baik terlebih dahulu ya, sobat cuan.
Sementara itu, jika kamu ingin melakukan sell dalam kondisi bearish, kamu bisa menjalankan strategi berikut
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham AS, indeks saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Trading Strategy Guides, Mretrader
Bagikan artikel ini