Continuation Pattern adalah salah satu pola andalan trader untuk melihat keberlanjutan tren. Lantas, apa saja jenis-jenis dan ciri-cirinya?
Continuation Pattern atau pola-pola keberlanjutan adalah pola-pola pada chart harga yang mengindikasikan bahwa harga aset akan terus bergerak mengikuti tren saat ini. Pola ini terbentuk tatkala harga mengalami konsolidasi sejenak baik di tengah upaya reli pada uptrend maupun koreksi saat downtrend.
Ketika pola keberlanjutan muncul, trader sering berasumsi bahwa tren pembalikan harga (reversal) mungkin akan segera terjadi. Tetapi, yang terjadi setelahnya adalah pergerakan harga aset justru tetap mengikuti jalur tren yang terjadi saat ini.
Sejauh ini, trader biasanya mengidentifikasi empat pola konsolidasi utama yang menunjukkan Continuation Pattern, yakni Triangles, Flags, Pennants, dan Rectangles. Lantas, seperti apa penjelasan masing-masing pola tersebut?
Baca Juga: Apa 5 Candlestick Reversal Pattern yang Sering Digunakan Trader?
Pola Triangles atau segitiga muncul saat harga aset mengalami kompresi alias "pengetatan" antara rentang tertinggi dan terendahnya dari waktu ke waktu. Lambat laun, kompresi ini akhirnya membentuk segitiga, sebuah bentuk yang menginspirasi nama pola ini.
Terdapat tiga jenis pola Triangles, yakni Ascending Triangles, Descending Triangles dan Symmetrical Triangles. Ketiganya seperti mengindikasikan breakout yang berujung pada kelanjutan tren harga aset setelah pola selesai terbentuk.
Selain itu, ketiganya juga memiliki ciri-ciri yang sama, yakni memiliki setidaknya dua swing highs dan swing lows.
Sekadar informasi, swing highs terjadi ketika harga aset menyentuh titik terendahnya yang kemudian diikuti oleh titik terendah tertingginya (higher lows) sebanyak dua kali. Sementara itu, swing lows terjadi ketika harga aset menyentuh titik tertingginya yang kemudian diikuti oleh titik tertinggi terendahnya (lower highs) sebanyak dua kali.
Pola Pennants sebetulnya mirip dengan pola Triangles. Perbedaannya, pola Pennants terlihat lebih sederhana dari Triangles lantaran jangka waktu terbentuknya pola Pennants lebih singkat dari Triangles. Jika pola Pennants melibatkan 20 candlesticks, maka trader umumnya merujuk pola tersebut sebagai Triangles.
Selain itu, jika Triangles memerlukan syarat minimal dua swing highs dan swing lows, maka pola Pennants hanya terlihat seperti konsolidasi harga biasa namun kian "mengetat".
Yang terpenting, ciri utama Pennants adalah "tiang" yang terbentuk pada masa awal terbentuknya pola. Tiang terbentuk lantaran terjadi kenaikan ataupun penurunan harga yang tajam, diikuti oleh ritme naik-turun aset yang lebih lambat. Setelah pola ini terbentuk, harga aset menemui breakout dan melanjutkan trend yang sama dengan sebelumnya.
Sebagaimana Pennants, Flags diinisiasi oleh kenaikan ataupun penurunan harga tajam yang membentuk tiang panji pada awal pola. Bedanya, panji pada Flags terbentuk dari swing highs dan swing lows yang relatif simetris, alih-alih mengerucut.
Pola ini terbentuk lantaran aksi pelaku pasar yang bersikap imbang dalam mencetak rentang tertinggi dan terendah selama kurun waktu tertentu.
Kemudian, seperti pola lainnya, Flags dapat muncul pada chart harga uptrend maupun downtrend. Pola ini juga mengindikasikan terjadinya breakout setelah konsolidasi harga sementara.
Pola Rectangles paling mudah terdeteksi lantaran bentuknya yang umum. Tampak seolah harga sedang sideways, pola ini bisa terjadi saat trend sebetulnya sedang bullish maupun bearish.
Rectangles tampak seperti Flags tanpa tiang panji. Seperti Triangles, umumnya pola ini terbentuk dalam kerangka waktu yang lebih panjang ketimbang Flags dan Pennants.
Memanfaatkan pola kontinu dalam menyusun rencana trading butuh strategi. Berikut ini ada beberapa strategi dasar yang bisa Sobat Cuan terapkan ketika menemukan pola-pola tersebut di chart hargamu!
Pertama-tama kamu harus bisa mengidentifikasi tren yang melatari pola tersebut. Apakah pola terjadi pada saat harga sedang reli, koreksi atau sideways?
Di antara empat jenis pola kontinu, kamu harus dapat menentukan jenis pola yang muncul pada chart trading kamu. Gunanya agar kamu dapat memperhitungkan kapan breakout harga akan terjadi.
Kamu bisa memanfaatkan titik tolak terakhir pada pola sebelum terbentuk sempurna sebagai level entry buy saat uptrend. Sementara pada downtrend, Continuation Pattern bertindak sebagai area support dan resistance.
Titik terendah pada pola-pola Continuation merupakan level support terdekat. Kamu bisa memanfaatkanya untuk memasang pengaman Stop Loss sebagai upaya preventif jika pola uptrend gagal breakout.
Trader menyarankan untuk memasang order jual setelah breakout. Mereka biasanya memasang target minimum sebanyak dua kali lipat dari tinggi pola yang terjadi. Meski memang, ada kalanya breakout tidak terjadi.
Perlu diingat bahwasannya Continuation Pattern tidak selalu dapat diandalkan. Tren bisa saja berbalik atau gagal breakout setelah pola terbentuk. Selain itu, pola bisa saja mengalami variasi yang membuat interpretasinya jadi bersifat subjektif antar trader.
Sebagai langkah preventif, kamu tidak boleh lupa memasang order Stop Loss. Selain itu, kamu pun harus memadankan analisis kamu dengan instrumen lain seperti volume penawaran dan analisis fundamental.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham AS, indeks saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Investopedia, corporate finance institute
Bagikan artikel ini