Sideways artinya adalah pergerakan harga aset yang cenderung stagnan. Namun, mengapa investor perlu memperhatikan hal ini?
Sideways artinya kondisi saat harga sekuritas cenderung stabil tanpa menunjukkan tren yang signifikan dalam kurun waktu tertentu.
Dalam grafiknya, naik-turun harga aset biasanya hanya berbentuk garis horizontal, sehingga harga tetap bergerak antara level support dan resistance-nya. Dengan kata lain, baik kaum bulls maupun bears tidak ada yang menguasai pasar pada saat itu.
Adapun kebalikan dari Sideways adalah trending. Pada kondisi trending, harga aset bisa menunjukkan tren naik atau turun secara kentara.
Baca Juga: Relative Strength Index (RSI)
Pasar aset yang mengalami Sideways artinya bergerak secara horizontal ke kanan, tanpa ada kenaikan atau penurunan harga yang jelas. Biasanya, hal ini terjadi terjadi karena kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar aset tersebut nyaris sama.
Namun, kondisi Sideways sebenarnya lumrah terjadi, utamanya ketika terdapat periode konsolidasi antara tren lama menjadi tren baru.
Berikut beberapa contoh penyebab Sideways yang terjadi di pasar aset.
Sideways dapat terjadi ketika pasar sedang dalam fase konsolidasi. Setelah periode tren naik atau turun yang kuat, pasar mungkin membutuhkan waktu untuk mengumpulkan kembali momentum sebelum melanjutkan trennya.
Selama fase konsolidasi ini, harga aset bergerak di sekitar level support dan resistance tanpa menunjukkan arah yang jelas.
Faktor-faktor ekonomi, politik, atau berita global yang tidak pasti dapat menyebabkan pasar aset mengalami Sideways. Hal ini tentu sangat berpengaruh bagi aset-aset yang penawaran dan permintaannya sangat dipengaruhi sentimen eksternal, salah satunya adalah saham.
Investor dan pelaku pasar mungkin cenderung mempertahankan posisi yang ada daripada mengambil risiko baru selama periode ketidakpastian. Hal ini dapat menyebabkan pergerakan harga aset menjadi stagnan.
Ketika kekuatan permintaan dan penawaran dalam pasar saham seimbang, harga saham dapat tetap bergerak sideways. Jika jumlah pembeli dan penjual sebanding, maka tidak ada pihak yang mampu mendorong harga saham ke arah tertentu.
Sideways dapat terjadi saat harga saham mencapai tingkat support dan resistance yang kuat.
Tingkat support adalah tingkat harga di mana permintaan cenderung lebih tinggi daripada penawaran, sedangkan tingkat resistance adalah tingkat harga di mana penawaran cenderung lebih tinggi daripada permintaan.
Ketika harga saham mencapai tingkat support atau resistance yang kuat, maka pergerakan harga bisa terjebak dalam kisaran harga yang sempit.
Sentimen pasar yang kurang jelas atau ketidakjelasan faktor yang bisa menyebabkan pergerakan harga saham bisa membuat harga aset bergerak Sideways.
Ketika investor tidak memiliki keyakinan yang kuat dalam arah pasar, mereka cenderung berhati-hati dan tidak terburu-buru untuk melakukan transaksi, yang dapat mengakibatkan pergerakan harga yang datar.
Trader wajib memahami dan mengidentifikasi kondisi Sideways agar bisa menyesuaikan strategi yang perlu dijalankan.
Untuk mengidentifikasinya, berikut beberapa hal yang bisa Sobat Cuan lakukan.
Salah satu cara untuk mengidentifikasi pasar saham yang sideways adalah dengan memperhatikan pergerakan harga yang datar atau horizontal.
Amati grafik harga aset dan cari tanda-tanda bahwa harga terjebak dalam kisaran tertentu antara tingkat support dan resistance. Jika harga cenderung bergerak naik-turun di sekitar tingkat tersebut tanpa menunjukkan tren yang kuat, maka itu mungkin merupakan indikasi pasar sideways.
Selama pasar aset bergerak Sideways, volume perdagangan cenderung menurun. Namun, perhatikan lagi apakah volume perdagangan saat ini lebih rendah dari biasanya.
Jika volume perdagangan menunjukkan penurunan yang signifikan, maka itu bisa menjadi indikasi bahwa pasar sedang dalam fase konsolidasi dan tidak ada arah yang jelas.
Ciri-ciri tren Sideways yang paling mudah untuk diidentifikasi adalah pola "bukit dan lembah" pada grafik harganya.
Pola grafik ini biasanya ditandai dengan candle merah dan hijau yang pendek-pendek.
Baca Juga: After Hours Trading
Ada beragam cara untuk mencari untung meski pasar saham sedang mengalami Sideways.
Biasanya, trader saham perlu mencari konfirmasi kapan harga aset mengalami breakout, atau ketika harga mulai keluar dari tingkat support dan resistance, entah lewat indikator teknis, pola grafik, atau cara-cara lainnya.
Selain itu, strategi yang bisa digunakan adalah dengan melihat tren harga di tingkat support dan resistance, atau membeli ketika harga sedang berada di titik terendah dan menjualnya di titik tertinggi selama Sideways.
Untuk menjalankannya, sangat disarankan agar trader memastikan pergerakan nilai aset cukup lebar sehingga bisa membuat rasio untung-rugi 2:1. Artinya, setiap rupiah yang menjadi risiko rugi harus dapat ditransformasikan menjadi keuntungan senilai Rp2.
Ketika pasar saham sedang Sideways, trading aset memiliki potensi keuntungan dan kerugian tertentu. Berikut adalah gambaran umum tentang keuntungan dan kerugian trading saat pasar sedang Sideways.
Pasar Sideways biasanya memiliki tingkat support dan resistance yang jelas, yang menghilangkan ketidakjelasan kapan trader harus masuk atau keluar dari aktivitas perdagangan saham tersebut.
Contoh, seorang trader dapat menentukan harga kapan dirinya harus masuk membeli dan menentukan titik dirinya harus menjualnya serta keluar dari aktivitas jual-beli saham itu.
Selama Sideways, pergerakan harga cukup sempit membuat nilai kentungan yang dikejar juga kecil. Namun, begitu pula risikonya.
Selama Sideways, jual-beli saham biasanya tidak belangsung terlalu lama yang membuat fenomean bearish cenderung minim terjadi.
Rentang pergerakan harga yang sempit, memaksa trader untuk melakukan jual-beli lebih sering untuk mendapatkan untung.
Alasan yang sama, juga membuat trader harus memastikan nilai sahamnya tidak melewati titik support atau resistance yang telah ditentukan.
Aktivitas ini tentu menyita banyak waktu. Namun di era sekarang, sudah mulai banyak trader yang telah mengotomasi strategi trading mereka agar tidak menyita waktu terlalu banyak.
Pergerakan harga yang sempit memaksa trader untuk melakukan jual-beli lebih sering dengan untung yang tidak begitu signifikan.
Ditambah lagi, biaya-biaya tambahan seperti komisi transaksi yang akan kian menumpuk seiring tingginya frekuensi jual beli.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham AS, indeks saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Investopedia
Bagikan artikel ini