Trader sepatutnya punya kemampuan untuk membaca sinyal trading. Namun, dari mana sinyal-sinyal itu bisa didapatkan? Yuk, simak di sini!
Sinyal trading merupakan aba-aba bagi para trader untuk segera mengambil posisi, baik posisi entry maupun posisi exit berdasarkan analisis terhadap pergerakan harga suatu aset. Dengan kata lain, sinyal trading adalah kunci penting bagi trader untuk memutuskan apakah ia akan ketiban untung atau malah menderita buntung.
Di samping membantumu dalam menentukan waktu masuk dan keluar pasar, sinyal trading juga dapat membantumu untuk mengatur portofolio aset yang disesuaikan dengan momentum yang terjadi saat ini.
Sebagai contoh, jika sinyal-sinyal trading menunjukkan bahwa harga saham sektor konsumer akan membaik sementara harga saham teknologi diramal bakal melempem, maka ada baiknya kamu mulai memperbesar posisimu di saham konsumer dan memperkecil porsimu di saham teknologi.
Nah, oleh karenanya, Sobat Cuan pun juga perlu memahami cara kerja sinyal trading sebelum menentukan keputusan trading.
Sinyal trading dapat diketahui dari analisis. Salah satunya adalah melalui analisis teknikal berdasarkan indikator-indikator teknikal tertentu.
Asal tahu saja, grafik harga aset bukanlah sekadar mencerminkan tren harga aset semata. Di dalamnya, tertimbun ragam informasi yang bisa membantumu dalam menentukan langkah trading ke depan.
Namun tentunya, banyak faktor lain yang ikut memengaruhi sinyal trading seperti analisis fundamental, analisis kuantitatif hingga kondisi perekonomian. Bahkan, sentimen pasar, dinamika aset dan pasar investasi lainnya pun turut memengaruhi bagaimana sebuah sinyal perlu dibaca.
Oleh karenanya, ada baiknya kamu tidak hanya mengandalkan analisis teknikal saja ketika ingin mencari ilham dalam menentukan keputusan berikutnya. Kamu pun tentu harus mengombinasikan analisis tersebut dengan momentum yang terjadi di ekonomi secara keseluruhan.
Setelah memahami bagaimana seharusnya kamu menghimpun sinyal-sinyal dalam trading, kini saatnya kamu mengetahui hal-hal apa saja yang bisa dijadikan patokan untukmu untuk mengambil keputusan trading.
Berikut ini beberapa macam hal yang umumnya bisa memberikan sinyal trading dan bisa kamu gunakan sebagai pertimbangan keputusan trading.
Sejumlah indikator analisis teknikal seperti Moving Average, Moving Average Convergence Divergence (MACD), atau Relative Strength Index (RSI) merupakan input paling umum untuk menunjukkan sinyal trading.
Keterampilan membaca indikator-indikator ini, berikut dengan time frame-nya akan membantu kamu memahami arah pergerakan harga aset di pasar. Sehingga, kamu pun bisa mengurangi risikomu dalam melakukan trading.
Para trader umumnya bisa mencari sinyal dari satu indikator teknikal saja. Sebagai ilustrasinya, mari ambil contoh indikator MACD.
Sekadar informasi, MACD adalah indikator momentum dan tren harga yang diwakili oleh dua garis. Garis pertama adalah garis MACD, yakni garis yang mencerminka hubungan antara dua garis Exponential Moving Average (EMA), yakni EMA dalam kurun 12 sesi terakhir (12-periods) dan EMA dalam rentang 26 sesi terakhir (26-periods). Sementara itu, garis kedua, yang biasa disebut garis sinyal, adalah turunan dari garis EMA dalam rentang sembilan periode terakhir (9-periods).
Bagi trader, garis tersebut merupakan cerminan dari momentum dan tren pergerakan harga aset di pasar.
Jika garis MACD melintang di atas garis sinyal, maka ada kemungkinan harga aset tersebut akan memasuki fase bullish. Nah, melihat kondisi ini, kamu bisa memasang aksi borong dengan aman. Begitu pun sebaliknya. Kamu bisa memasang aksi jual jika garis MACD berada di bawah garis sinyal.
Selain itu, kamu bisa mengonfirmasi sinyal dari MACD tersebut dengan indikator lainnya, misalnya adalah RSI, untuk menentukan apakah sedang terjadi tren jenuh jual atau jenuh beli di pasar.
Analisis teknikal memiliki asumsi bahwa "sejarah di masa lalu pasti akan terulang kembali". Nah, asumsi inipun bisa kamu gunakan untuk mengais sinyal-sinyal trading di pasar.
Pola pergerakan harga aset secara historis, dan membentuk indikator-indikator seperti yang disebutkan sebelumnya, bisa saja akan terulang lagi di masa depan. Sehingga, jika kamu saat ini menemukan pola tren harga yang mirip dengan pola yang terjadi di masa lalu, maka kamu bisa menginterpretasikannya sebagai sinyal trading.
Sesuai hukum ekonomi, harga ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran. Makanya, kamu pun perlu memperhatikan volume trading terlebih dulu sebelum mengambil keputusan trading!
Konsentrasi permintaan tinggi umumnya disertai dengan peningkatan volume trading. Dalam hal ini, tren bearish bisa saja mengalami reversal menjadi bullish.
Sebaliknya, volume yang menyusut dapat mengindikasikan pelemahan permintaan di pasar. Akibatnya, ada kemungkinan harga aset pun melemah.
Tiap-tiap pasar memiliki siklus tahunannya sendiri, pun dengan kondisi makroekonomi. Siklus ini memengaruhi sentimen pasar terhadap dinamika suatu aset.
Meski analisis kamu sudah jitu, terkadang pasar tetap bergerak anomali baik akibat faktor sentimen maupun siklus tahunan.
Pergerakan bunga acuan mempengaruhi preferensi investasi dan selera risiko masyarakat. Misalnya, naiknya bunga acuan The Fed akan membuat investor memilih aset dengan risiko lebih rendah. Sehingga, mereka pun kemungkinan akan memalingkan wajah dari pasar instrumen berisiko, seperti saham atau aset kripto.
Di antara banyaknya input yang perlu kamu pertimbangkan dalam mengambil keputusan trading, kamu tetap perlu memilah faktor mana yang terpenting. Salah satu faktor penentu sinyal seperti apa yang kamu butuhkan ialah konteks mengenai pasar aset yang sedang kamu geluti.
Analisis teknikal memang penting dalam membaca sinyal trading di pasar saham, pasar valuta asing maupun cryptocurrency. Namun, di pasar sekunder, pasar berjangka, atau pasar surat utang, faktor seperti maturity dan kelas aset tidak kalah pentingnya.
Selain itu, kamu pun mungkin akan lebih memilih fokus mencari sinyal pada kebijakan pemerintah atau kondisi perekonomian global jika ingin berinvestasi pada instrumen yang berisiko.
Di samping mengetahui konteks pasar, penentuan pemilihan sinyal trading juga sangat tergantung dengan kerangka waktu trading-mu.
Kompleksitas suatu sinyal trading memang nyaris tidak berbatas. Sinyal yang lebih kompleks bisa jadi lebih akurat, tapi tentunya momentum tak kalah penting.
Perlu diingat, bagaimana pun kamu harus membuat batasan yang paling pas dengan pola dan preferensi trading kamu. Tujuannya, agar kamu dapat membaca sinyal trading dengan akurat tapi tetap simpel dan cepat. Pasalnya, terlambat dalam membaca sinyal trading dapat membuat kamu telat memasang posisi dan gagal mendulang kesempatan cuan!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham AS, indeks saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Investopedia, WallStreetMojo
Bagikan artikel ini