Bullish Flag Pattern adalah pola yang dianggap bisa memberi harta karun segepok bagi trader. Lantas, seperti apa bentuknya?
Bullish Flag Pattern adalah salah satu pola konsolidasi harga yang mengindikasikan keberlanjutan tren bullish dari pergerakan harga aset. Karenanya, pola ini pun termasuk pola keberlanjutan alias Continuation Pattern.
Pola ini terjadi ketika harga aset sedang mengalami uptrend. Namun, kekuatan tekanan beli dari pelaku pasar tiba-tiba mereda sehingga membuat harga aset rehat sejenak dari tren tersebut.
Sepanjang periode konsolidasi tersebut, harga aset naik-turun secara bergantian sampai akhirnya tren harga aset mengalami breakout ke tren bullish yang lebih kuat lagi.
Untuk lebih lengkapnya, Sobat Cuan bisa menyimak ilustrasi Bullish Flag Pattern melalui contoh berikut!
Bagi trader, pola ini merupakan indikasi bahwa uptrend bakal berlangsung lebih lama dengan skala yang sangat kuat. Makanya, tak heran jika mereka sangat semringah ketika melihat kehadiran pola ini di chart harga aset.
Baca Juga: Mengenal Pola Bearish Flag dan Strategi Tradingnya
Jika ditilik dari sisi visualnya, maka Bullish Flag Pattern sejatinya punya pola yang mencolok. Pasalnya, pola ini terdiri dari tiga bagian utama yakni tiang bendera (flagpole), bendera, dan level breakout.
Berikut adalah penjelasan masing-masing bagian tersebut!
Tiang atau flagpole pada Bullish Flag Pattern terbentuk dari kuatnya aksi beli di pasar sehingga menyebabkan harga aset reli secara beruntun.
Namun, pada pola ini, kenaikan harga yang terjadi sangat tajam sehingga reli yang terjadi terlihat agak tegak seperti tiang penyangga bendera. Nah, kenaikan curam ini semestinya menjadi sinyal awal bahwa pola Bullish Flag akan segera terjadi.
Hanya saja, aksi beli tersebut lambat laun kian melemah karena sebagian pelaku pasar mulai melakukan aksi ambil untung (take profit). Namun di saat yang sama, kaum bull juga masih getol melakukan aksi beli. Akibatnya, harga aset pun bergerak seperti pingpong dan kerap membuat harga tertinggi terendah baru (lower high) dan harga terendah baru yang lebih rendah (lower low).
Namun, apabila Sobat Cuan menghubungkan masing-masing titik lower high, maka kamu bisa menggambar garis tren yang melandai ke bawah. Selain itu, kamu pun juga bisa menggambar garis tren lainnya jika menghubungkan masing-masing titik lower low di chart harga.
Dalam hal ini, kamu bisa menyebut garis tren lower high sebagai upper trendlines dan garis tren lower low sebagai lower trendlines. Jika kedua garis tren itu bergerak secara simetris dalam periode konsolidasi, maka bisa dikatakan bahwa pola Bullish Flag sedang memasuki fase "bendera".
Pola bendera biasanya terdiri dari minimal empat kali naik turun harga yang membentuk titik terendah dan tertinggi baru.
Adapun garis tren antar lower high bisa digunakan sebagai titik resistance sementara garis tren antar lower low bisa digunakan sebagai titik support. Pemilihan kedua area tersebut terbilang masuk akal lantaran harga aset tidak pernah menembus titik-titik lower high dan lower low sepanjang periode konsolidasi.
Kemudian, sepanjang periode konsolidasi, harga membentuk puncak dan lembah beberapa kali dalam rentang yang sempit. Idealnya, lebar bendera tidak melampui 50% dari level fibonacci retracement-nya.
Setelahnya, tren harga aset pun akan memasuki fase breakout. Seperti apa ciri-cirinya?
Level breakout dimulai saat harga bergerak naik menembus titik swing high terakhir. Biasanya, panjang reli harga pasca level ini setidaknya akan sama dengan panjang tiang flagpole.
Baca Juga: Mengenal Rising Wedge Pattern dan Fungsinya dalam Trading
Karena pola ini mengindikasikan pola bullish yang lebih kuat dan mudah dikenali, maka tak heran jika trader sangat menyayangi pola satu ini. Hanya saja, Sobat Cuan tetap perlu untuk mengonfirmasi pola ini agar tidak terjebak dengan sinyal-sinyal palsu.
Lantas, seperti apa langkah konfirmasi untuk mengidentifikasi validitas Bullish Flag Pattern?
Titik konfirmasi pada pola Bullish Flag terdapat pada fase akhir breakout. Apa alasannya?
Seperti yang disinggung sebelumnya, area resistance pada pola ini diturunkan dari upper trendline. Sehingga, jika harga aset terbukti menembus upper trendline, maka harga aset sukses menembus resistance-nya. Pada kasus ini, kamu bisa mengasumsikan bahwa breakout sudah terjadi dengan matang.
Trader dengan selera risiko moderat biasanya menunggu candlestick setelah breakout sebagai konfirmasi bahwa tren bullish bakal berlanjut.
Fase konsolidasi yang membentuk pola bendera pada chart candlestick harus memiliki rentang yang sempit. Semakin sempit rentang antara level tertinggi dan terendah, maka semakin besar pula validitas pola tersebut.
Kamu dapat mengukurnya dengan fibonacci retracement, yakni dengan memastikan rentangnya tidak melebihi level 50%. Beberapa pakar trading berpendapat pola flag yang otentik berada pada rentang 38% pada fibonacci retracement-nya.
Pola bullish secara umum biasanya diikuti oleh kenaikan volume trading signifikan. Pun dengan pola Bullish Flag, di mana kenaikan volume berperan besar terhadap reli harga saat tiang terbentuk maupun saat fase breakout.
Akan tetapi, volume cenderung menurun saat fase konsolidasi. Kekuatan penurunan volume ini pun akan mempengaruhi rentang dan lebar bendera nantinya.
Meskipun periode konsolidasi identik dengan pasar yang sideways, kekuatan tren amat berperan pada konfirmasi pola bendera. Semakin kuat tren yang mendorong reli saat tiang terbentuk, maak semakin besar juga peluangnya untuk kembali reli setelah pola terkonfirmasi nanti.
Baca Juga: Mempelajari Falling Wedge Pattern dan Fungsinya dalam Trading
Trading menggunakan pola Bullish Flag cukup sederhana. Pada umumnya, pola ini memberi sinyal beli lantaran membeli sinyal bahwa harga aset akan mengalami reli lanjutan.
Lantas, bagaimana cara Sobat Cuan menyusun trading plan ketika pola ini muncul?
Level entry terbaik ialah pada titik tertinggi dari ekor candlestick terakhir dari fase bendera. Namun, posisi ini lebih berisiko bagi trader, karena breakout bisa saja gagal terjadi.
Sehingga, jika kamu punya selera risiko yang lebih ketat, maka kamu bisa menunggu candle konfirmasi setelah breakout sebagai posisi entry.
Memang, langkah ini bisa membuat cuanmu kurang maksimal ketimbang mengambil posisi entry sebelum breakout terbentuk. Namun, lebih baik mendapat kepastian daripada terjebak di sinyal palsu, bukan?
Kamu bisa menentukan Stop Loss pada swing low terdekat untuk mengantisipasi kegagalan reli. Trader juga menyarankan untuk Stop Loss apabila harga gagal menembus reversal terakhir sebagai alternatif lainnya.
Kamu dapat berpatokan pada tinggi flagpole untuk memprediksi reli yang terjadi setelah breakout. Kalkulasi ini akan membantu kamu menentukan target profit yang lebih realistis.
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Investopedia, Babypips, Thinkmarkets,
Bagikan artikel ini