Mengenal Ascending Triangle Pattern dan Strategi Tradingnya!

Apa itu Ascending Triangle Pattern?

Ascending Triangle Pattern adalah salah satu pola keberlanjutan alias continuation pattern. Pola ini biasanya digunakan trader untuk mendeteksi potensi breakout yang mengindikasikan bahwa tren yang terjadi saat ini kemungkinan bakal berlanjut terus atau justru malah mengalami pembalikan arah (reversal).

Pola ini terbentuk setelah harga aset mengalami "pengetatan" di rentang tertinggi dan terendahnya antar waktu. Namun, "pengetatan" tersebut terlihat bergerak ke atas dan mengerucut seolah-olah membentuk pola segitiga.

Sobat Cuan dapat melihat ilustrasinya seperti berikut!

Sebagai salah satu pola keberlanjutan, Ascending Triangle Pattern punya reputasi yang baik dalam memberikan ancang-ancang masuk dan keluar pasar, berikut dengan level antisipasi untuk stop loss.

Selain itu, trader juga memanfaatkan pola ini sebagai ancang-ancang menyusun trading plan. Pasalnya, pola ini adalah pertanda bahwa harga tengah berkonsolidasi sebelum menentukan arah berikutnya. Sehingga, trader bisa segera menyusun dua skenario strategi, yakni ketika harga aset melanjutkan trennya saat ini atau ketika harga aset justru berubah haluan.

Baca Juga: Apa 5 Candlestick Reversal Pattern yang Sering Digunakan Trader?

Bagaimana Mengenali Ascending Triangle Pattern?

Pola Ascending Triangle memang terlihat unik. Namun, agar kamu mampu mengenalinya lebih baik, berikut adalah langkah-langkah yang kamu perhatikan sebelum mengonfirmasi pola ini!

1. Tren yang Kuat

Identitas pola ini sebagai salah satu Continuation Pattern akan terasa meyakinkan jika ia muncul bersamaan dengan tren yang kuat. Pasalnya, kekuatan tren itu akan menentukan apakah tren harga saat ini bakal berlanjut atau justru mengalami reversal.

Secara historis, pola Ascending Triangle terbilang cukup meyakinkan dalam memberi sinyal keberlanjutan. Namun, tren yang lemah justru membuat harga berbalik arah setelah breakout muncul.

2. Swing High dan Swing Low

Pola Triangle, baik Ascending Triangle maupun Descending Triangle, punya syarat khusus, yakni memiliki minimal dua kali swing highs dan dua kali swing lows yang mengerucut membentuk segitiga.

Adapun swing highs terjadi ketika harga aset menyentuh titik terendahnya yang kemudian diikuti oleh titik terendah tertingginya (higher lows) sebanyak dua kali. Sementara itu, swing lows terjadi ketika harga aset menyentuh titik tertingginya yang kemudian diikuti oleh titik tertinggi terendahnya (lower highs) sebanyak dua kali.

3. Tren Naik Konstan dengan Level Terendah Lebih Tinggi

Selain itu, ciri-ciri utama lainnya adalah harga aset naik secara konstan hingga menyentuh level resistance-nya. Jika level tersebut sudah tertembus, maka artinya fase breakout sudah dimulai.

Namun sebelum itu terjadi, harga aset akan terus menciptakan level terendah tertinggi baru (higher lows) berulang-ulang kali. Nah, pada fase ini, Sobat Cuan harusnya sudah mulai siaga dengan potensi breakout yang kemungkinan bakal terjadi sesaat lagi.

4. Kenaikan Volume Permintaan Maupun Penawaran

Kriteria lain yang tak kalah pentingnya dalam mengonfirmasi breakout ialah kenaikan volume permintaan. Kamu harus memperhatikan akumulasi volume di pasar untuk memastikan harga aset bergerak sesuai prediksimu.

Baca Juga: Bagaimana Strategi Trading Bermodal Triple Bottom Pattern?

Bagaimana Menggunakan Ascending Triangle Pattern untuk Trading?

Memang, Ascending Triangle Pattern bisa memperlihatkan dua hasil yang berbeda. Kendati demikian, kamu tetap bisa menggunakan pola ini untuk mengambil peluang cuan atau berjaga-jaga di tengah tren yang sedang berlangsung.

Berikut ini adalah strategi trading yang bisa kamu lakukan saat pola Ascending Triangle menampakkan dirinya pada chart trading-mu!

1. Memasang Stop Loss dan Entry

Ascending Triangle populer lantaran bentuknya yang memuat keterangan realistis terkait trading plan, salah satunya mengenai level support dan resistance.

Pada pola ini, titik terendah pada pola segitiga mewakili garis support. Baik pada uptrend maupun downtrend, kamu perlu memerhatikan level ini untuk membuat acuan stop loss.

Sementara itu, garis horizontal yang terbentuk dari level tertinggi harga aset adalah level resistance. Level ini memberi tahu kamu titik tolak untuk memasang posisi entry saat pola terkonfirmasi sempurna.

2. Melacak Dinamika Volume Permintaan maupun Penawaran

Besaran volume permintaan pada Ascending Triangle Pattern yang muncul di tengah uptrend membantu kamu memprediksi target profit.

Semakin besar volume permintaan saat pola selesai terbentuk, maka semakin kuat pula peluang untuk breakout. Sebaliknya, breakout yang dibarengi volume permintaan yang lemah berpotensi menjadi sinyal palsu.

Begitu pun sebaliknya. Pada downtrend, volume penawaran yang tinggi pasca breakout menandakan bahwa fase bearish harga aset akan terus berlanjut.

3. Menentukan Periode Trading

Trader menyarankan untuk memasang posisi long trading jika harga breakout pada level atas pola segitiga.

Sebaliknya, bila breakout dimulai pada level yang lebih rendah dari garis tren, maka sebaiknya kamu hanya membuat trading plan untuk kerangka waktu yang lebih pendek.

Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Sumber: Investopedia