Indeks Saham AS

• Ketiga indeks saham Amerika Serikat (AS) menampilkan performa mantap di sesi perdagangan Rabu (3/8). Nilai indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 1,3%, sementara indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing terbang 1,5% dan 2,6%.
• Kali ini, kinerja kinclong saham-saham konsumer menjadi angin segar bagi laju indeks saham Wall Street. Ini terjadi setelah realisasi skor indeks jasa AS pada Juli ternyata melebihi ekspektasi analis.
• Kemarin, The Institute for Supply Management (ISM) mencatat skor indeks jasa AS berada di level 56,7 pada Juli, melesat dibanding 55,3 sebulan sebelumnya. Ternyata, realisasi tersebut sangat jauh ketimbang prakiraan analis yakni 53,5.
• Tak hanya saham konsumer, saham-saham teknologi juga berjaya. Contohnya, nilai saham Alphabet dan Microsoft menguat lebih dari 2% sementara nilai saham Meta Platforms meroket lebih dari 5%.
• Uniknya, gerak lincah saham teknologi terjadi di tengah kenaikan tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Asal tahu saja, laju saham-saham teknologi umumnya selalu berkorelasi negatif dengan yield obligasi pemerintah.
• Terakhir, penguatan trio indeks saham AS juga disebabkan aksi borong setelah investor menyambut baik cemerlangnya laporan kinerja kuartalan emiten AS. Ambil contoh Starbucks yang mencetak laba per saham US$0,84 alias melebihi ramalan para analis.

Baca Juga: Pluang Pagi: Saham AS & Kripto Tak Berkutik di Tengah Tensi Geopolitik

Aset Kripto

• Setali tiga uang, pasar kripto menghabiskan waktu di zona hijau dalam 24 jam terakhir. Melansir Coinmarketcap pukul 07.48 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat sukses melaju ke teritori positif.
• Nilai Bitcoin (BTC), contohnya, menguat 0,78% dalam sehari terakhir dan kini bertengger di US$22.993 per keping. Sementara itu, nilai Ether (ETH) loncat 1,91% dan bercokol di US$1.635 di waktu yang sama.
• Altcoin lainnya juga tampil gemilang. XRP dan Dogecoin (DOGE) kompak menguat lebih dari 1% dalam sehari terakhir. Terdapat pula Polkadot (DOT) dan Avalanche (AVAX) yang sama-sama melesat lebih dari 4% di waktu yang sama.
• Nilai Solana (SOL) ikut menanjak 2,24% dalam sehari terakhir meski jaringannya dikabarkan mengalami peretasan kemarin.
• Dari sisi teknikal, pelaku pasar sepertinya giat melakukan aksi beli setelah harga BTC kembali menembus level Moving Average (MA) untuk periode 10 hari (10-day MA) dan 50 hari terakhir (50-day MA). Pelaku pasar biasanya mengaitkan peristiwa tersebut sebagai sinyal bullish.
• Hanya saja, pelaku pasar masih belum yakin bahwa BTC benar-benar mengalami fase reversal mengingat penguatan harganya tidak dibarengi dengan kenaikan volume trading. Sehingga, ada kemungkinan nafsu aset kripto hanya bertahan seumur jagung.
• Kendati begitu, kini harga BTC sudah bergerak di rentang harga baru yakni US$21.200 hingga US$24.400, jauh lebih baik dibanding rentang sebelumnya US$17.000 hingga US$21.000 dua pekan lalu.
• "Kini, BTC membutuhkan satu katalis khusus agar harganya bisa menembus US$24.700," jelas analis senior Oanda Edward Moya seperti dikutip Coindesk.
• Sementara itu, dari sisi sentimen, pelaku pasar mulai berani melangkahkan kaki ke pasar berisiko setelah kekhawatiran mereka atas tensi geopolitik antara China, Taiwan, dan AS memudar.
• Sebagai pengingat, kemelut "cinta segitiga" itu muncul setelah ketua legislatif AS Nancy Pelosi melawat ke Taiwan dan bahkan bertemu Presiden Tsai Ing-wen. Aksi Pelosi itu bikin China naik pitam karena merasa AS tak menghargai China sebagai satu-satunya negara China yang "resmi".
• Lebih lanjut, bintang panggung pasar kripto pagi ini jatuh ke Perpetual Protocol (PERP) yang membukukan pertumbuhan nilai 22,41% dalam sehari belakangan. Ini terjadi setelah jaringan mengumumkan pembaruan jaringan yang bernama vePERP.
• Selain itu, terdapat pula nilai Holo (HOT) dan Litentry (LIT) yang kompak menguat lebih dari 14% di saat yang sama.

Emas

• Harga emas di pasar spot bertengger di US$1.767,25 per ons pada pukul 08.10 WIB, menguat dibanding periode yang sama kemarin US$1.762 per ons.
• Nilai sang logam mulia menguat setelah pelaku pasar mengoleksi emas demi berjaga-jaga dari tensi geopolitik AS, China, dan Taiwan yang mendidih.
• Hanya saja, penguatan harga emas tertahan oleh penguatan dua musuh bebuyutan emas, nilai Dolar AS dan yield obligasi pemerintah AS.
• Sekadar informasi, penguatan nilai Dolar AS membuat harga emas menjadi relatif lebih mahal bagi pelaku pasar yang jarang bertransaksi menggunakan mata uang tersebut.
• Sementara itu, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS yang kian perkasa membuat opportunity cost investor dalam menggenggam emas jadi kian mahal.

Baca Juga: Rangkuman Pasar: Dihantam Hujan Kabar Buruk, IHSG & Kripto Ogah Terpuruk!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS CFD, serta lebih dari 130 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!