Selamat pagi, Sobat Cuan! Pasar kripto dan saham Amerika Serikat (AS) harus terseret ke teritori negatif hari ini. Sementara itu, emas malah kian berjaya! Apa yang terjadi di pasar Kamis pagi (24/2) ini? Yuk, simak ulasannya di Pluang Pagi berikut!
Aset kripto kembali mundur meski sempat berhasil balas dendam pada Rabu (23/2). Melansir Coinmarketcap pukul 07.55 WIB, sembilan dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat kini mendekam di zona merah.
Nilai Bitcoin (BTC), misalnya, kini bercokol di US$36.829,35 per keping alias luluh 3,64% dibanding sehari terakhir. Kemudian, nilai Ether (ETH) juga terjungkal 2,61% ke US$2.566,08.
Geng altcoin lainnya pun bernasib serupa. Nilai Binance Coin (BNB), XRP, dan Cardano (ADA) masing-masing tumbang 2,88%, 3,46%, dan 3,17% dalam sehari terakhir. Sementara itu, nilai Avalanche (AVAX), Dogecoin (DOGE), dan Polkadot (DOT) masing-masing berguguran 2,65%, 3,5%, dan 3,81% di waktu yang sama.
Beberapa analis mengatakan bahwa pelaku pasar kemungkinan besar masih menghindari pasar aset berisiko, termasuk aset kripto. Hal ini tercermin dari menguatnya nilai dua aset safe haven, Dolar AS dan emas, dalam beberapa waktu terakhir.
Selain itu, pelaku pasar juga nampaknya kian mengoleksi stablecoins demi mencari perlindungan dari volatilitas aset kripto yang sedang tinggi-tingginya. Kondisi tersebut tercermin dari data CoinGecko yang menunjukkan kapitalisasi pasar stablecoin kini mencapai US$180 miliar, naik 32% dibanding US$141 miliar di pertengahan November.
Namun, mengapa pelaku pasar memilih untuk kembali jaga jarak dengan pasar kripto setelah kemarin menghijau? Beberapa analis mengaitkannya dengan tensi geopolitik antara Ukraina, Rusia, dan AS yang semakin mendidih.
Krisis keamanan di Eropa memasuki babak baru setelah Ukraina mengumumkan situasi darurat seiring kemungkinan Rusia untuk menginvansi Ukraina semakin tinggi
Reuters melaporkan, peralatan militer Rusia sudah mendekat menuju Ukraina Timur. Di samping itu, Ukraina juga melaporkan serangan siber yang membuat situs pemerintah dan bank Ukraina padam.
Sebagai imbasnya, AS menjatuhkan sanksi baru kepada Rusia. Setelah memblokir arus pendanaan barat ke industri jasa keuangan Rusia, AS pun menerapkan sanksi yang menyasar jalur pipa gas Nord Stream 2.
Peristiwa ini memupus harapan pelaku pasar bahwa urusan geopolitik Ukraina dan Rusia bisa selesai melalui jalur diplomasi. Oleh karenanya, tak heran jika pelaku pasar khawatir bahwa konflik di Ukraina akan terus berlanjut dan bikin situasi ekonomi ke depan kian tak menentu. Alhasil, mereka minggat dari pasar berisiko.
Sentimen negatif lainnya datang dari Uni Eropa yang dilaporkan bakal melarang penggunaan BTC dan aset kripto dari algoritma konsensus Proof of Work. Parlemen Eropa dikabarkan tengah menggodok draf aturan tersebut.
Kendati demikian, masih ada aset kripto yang bernasib mujur. Tengok saja nilai Terra (LUNA) yang naik 5,7% dibanding sehari kemarin. Hal ini terjadi setelah jaringan Terra mengumumkan telah menggaet pendanaan US$1 miliar untuk menggunakan BTC sebagai "aset reserve" demi menstabilkan nilai stablecoin-nya yang bernama UST.
Trio indeks saham AS kian terbenam menutup sesi perdagangan Rabu (23/2). Nilai indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) lunglai 1,4%, sementara nilai S&P 500 dan Nasdaq terkoreksi lebih parah masing-masing 1,8% dan 2,6%.
Tensi geopolitik di Ukraina yang memanas lagi-lagi menjadi biang kerok pelemahan indeks saham AS kemarin. Ketegangan geopolitik ditakutkan bikin prospek ekonomi makin tak menjanjikan, sehingga pelaku pasar memilih menghindari pasar aset berisiko, termasuk saham, untuk sementara waktu.
Ketakutan pelaku pasar tersebut memakan korban saham-saham raksasa teknologi berkategori growth stocks, seperti Apple dan Amazon. Maklum, pelaku pasar merasa bahwa kinerja keuangan perusahaan berkategori growth stocks selalu memble di kala prospek ekonomi diramal buram.
Baca juga: Pluang Pagi: Rusia Kena Sanksi, Aset Kripto Malah Kian Seksi!
Harga emas di pasar spot bercokol di US$1.911,03 pada pukul 08.13 WIB, naik 0,66% dibanding sehari sebelumnya.
Nilai sang logam mulia terus merangkak naik gara-gara investor mencari aset aman di tengah situasi geopolitik yang tengah genting. Kemudian, investor juga memburu emas sebagai aset safe haven untuk melindungi kekayaannya lantaran khawatir bahwa inflasi bakal kian meradang.
Ya, pelaku pasar memang sedang takut dengan inflasi setelah harga komoditas energi loncat tinggi sebagai imbas dari tensi geopolitik di Rusia dan Ukraina.
Nilai indeks Dolar AS bertengger di 96,35 pada pukul 08.19 WIB, terbang dari posisi 96,05 sehari sebelumnya.
Sama seperti yang terjadi pada emas, kenaikan nilai sang aset greenback terjadi gara-gara pelaku pasar mencari aset aman di tengah kondisi geopolitik Eropa.
Baca juga: Rangkuman Kabar: Rusia Kena Sanksi, Warga AS Malas Belanja Gegara Inflasi
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang.
Bagikan artikel ini