Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Berita & Analisis

Pluang Pagi: Rusia Kena Sanksi, Aset Kripto Malah Kian Seksi!

Pluang Pagi: Rusia Kena Sanksi, Aset Kripto Malah Kian Seksi!

23 Feb 2022, 1:31 AM·Waktu baca: 4 menit
Kategori
Pluang Pagi: Rusia Kena Sanksi, Aset Kripto Malah Kian Seksi!

Good morning, Sobat Cuan! Kondisi market pagi hari ini cenderung bervariasi, tapi kamu tetap semangat, ya! Memangnya seperti apa sih kondisi market pagi ini? Yuk, simak ulasannya di Pluang Pagi berikut!

Aset Kripto

Kondisi pasar aset kripto terlihat rebound pada Rabu (23/2) pagi. Melansir Coinmarketcap pukul 07.53 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat sukses bertengger di zona hijau dalam 24 jam terakhir.

Nilai Bitcoin (BTC), misalnya, bertengger di US$38.218,96 per keping alias naik 2,99% dibanding sehari sebelumnya. Ether (ETH) pun mengikuti gerak BTC dengan melonjak 1,31% ke US$2.633,22 per keping.

Altcoin lainnya pun ikut bergerak lincah. Nilai Binance Coin (BNB), Cardano (ADA), dan Solana (SOL) masing-masing lompat 3,68%, 2,51%, dan 3,77% dalam sehari terakhir. Tak ketinggalan, Terra (LUNA) dan Avalanche (AVAX) juga ikut melonjak masing-masing 8,63% dan 5,74% di waktu yang sama.

Pasar aset kripto menghijau pada hari ini setelah tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina featuring Amerika Serikat kian memanas dan memasuki babak baru. Memang, sentimen geopolitik sempat bikin aset kripto redup beberapa waktu terakhir, namun perkembangan anyar mengenai krisis tersebut sukses menjadi sentimen positif bagi aset kripto.

Kemarin, Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa pemerintahannya dan negara-negara barat akan memblokir segala bentuk sumber pendanaan bagi industri jasa keuangan dan pembiayaan pemerintah Rusia.

Langkah itu diberikan sebagai sanksi atas tindakan Rusia yang tidak hanya mengakui keberadaan dua republik separatis Ukraina pro-Rusia di Luhansk dan Donetsk, namun juga berniat mengirim pasukan ke wilayah tersebut dengan dalih misi "perdamaian".

Mengutip Coindesk, analis TheoTrade Don Kaufman mengatakan bahwa sanksi tersebut sejatinya bisa menjadi sentimen positif bagi pasar kripto.

Sebab, ketika negara-negara barat memutus arus pendanaan bagi Rusia, maka negara tersebut tentu akan mempertimbangkan pasar kripto sebagai opsi utama pendanaan eksternalnya.

Apalagi, di waktu yang sama, pemerintahan Presiden Vladimir Putin juga sudah mengajukan draf RUU terkait aktivitas kripto ke parlemen Rusia. Nah, sentimen potensi adopsi dari Rusia inilah yang dipercaya bikin pelaku pasar kembali optimistis masuk ke pasar kripto.

Kendati demikian, analis OANDA Edward Moya mengatakan bahwa pelaku pasar tetap perlu hati-hati mengingat volatilitas aset kripto sangat tinggi. "Namun, pelemahan aset kripto ini mungkin akan berakhir setelah The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga acuannya Maret mendatang," jelasnya.

Optimisme pelaku pasar atas pasar kripto juga terjadi setelah Deutsche Bank merilis laporannya yang bertajuk "Future of Cryptocurrency". Laporan tersebut menjelaskan bahwa sebagian besar respondennya, yang merupakan investor kripto, mengatakan tak akan melepas kelolaan aset kriptonya meski situasi pasar terlihat bearish ekstrem.

Kabar positif lainnya juga datang dari Terra yang mengumumkan telah menggaet pendanaan US$1 miliar untuk menggunakan BTC sebagai "aset reserve" demi menstabilkan nilai stablecoin-nya yang bernama UST.

Indeks Saham AS

Nilai trio indeks saham utama Amerika Serikat kembali berguguran pada Selasa (22/2) setelah tak beroperasi sehari sebelumnya. Nilai indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing luluh 1%, sementara nilai indeks Dow Jones Industrial Average tumbang 1,4%.

Pelaku pasar nampaknya kian menjauhi pasar modal AS lantaran khawatir prospek ekonomi global kian tak menentu. Aksi itu didasari atas sikap AS yang akhirnya mengumumkan sanksi ekonomi terhadap Rusia setelah negara beruang merah tersebut berniat menginvasi Ukraina.

Pemerintah AS pun nampaknya sudah jengah melihat sikap Rusia, sampai-sampai Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan ia enggan bertemu Menteri Luar Negeri rusia Sergey Lavrov di Jenewa, Swiss pada pekan ini.

Pelaku pasar pun segera melakukan aksi jual setelah pengumuman sanksi tersebut. Maklum, saat prospek ekonomi sedang mendung, mereka tentu akan beralih dari pasar aset berisiko ke aset yang lebih aman.

Sikap pelaku pasar itu juga tercermin dari anjloknya nilai saham-saham raksasa teknologi berkategori growth stocks seperti Apple, Amazon, Microsoft, Alphabet, dan Meta Platforms.

Sekadar informasi, saham-saham berkategori growth stocks akan berkinerja cemerlang jika prospek ekonomi ke depan terlihat kinclong. Sehingga, jika prospek ekonomi ke depan penuh gejolak, maka ada kemungkinan kinerja perusahaan-perusahaan tersebut ikutan oleng.

Baca juga: Rangkuman Pasar: Eropa Makin Gak Aman, IHSG & Kripto Kebakaran

Emas

Harga emas di pasar spot bertengger di US$1.900,6 per ons pada pukul 08.19 WIB, melorot tipis dibanding sehari sebelumnya US$1.906 per ons.

Nilai sang logam mulia melorot tipis setelah pelaku pasar memantau ketat perkembangan tensi geopolitik di Ukraina.

Namun, selain itu, analis juga menuduh aksi profit taking sebagai biang keladi pelemahan harga emas. Maklum, harga emas belakangan meroket menuju titik tertingginya dalam sembilan bulan terakhir.

Hanya saja, pelemahan harga emas tertahan oleh aksi investor yang mengoleksi emas sebagai aset pelindung nilai terhadap inflasi.

Dolar AS

Nilai indeks Dolar AS bercokol di 96,05 pukul 08.22 WIB alias stagnan dibanding sehari sebelumnya.

Nilai sang aset greenback jalan di tempat setelah AS mengumumkan sanksi finansial terhadap Rusia, yang digadang bisa menurunkan permintaan Dolar AS dari negara tersebut.

Baca juga: Pluang Pagi: Krisis di Ukraina Memanas, Aset Kripto Kembali Lemas!

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang.

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar