Rangkuman Pasar: Bosan Tiarap Melulu, IHSG & Kripto Akhirnya Melaju!

IHSG

Harga Batu Bara Kembali Reli, IHSG Unjuk Gigi!

IHSG pamit dari sesi perdagangan Selasa (17/5) di 6.644,46 poin alias tumbuh 0,7% dibanding sesi perdagangan Jumat (13/5). Mujur bagi IHSG, nilainya selalu mengambang di zona hijau sejak pembukaan perdagangan.

Kali ini, kinerja saham-saham pertambangan menopang performa kinclong IHSG. Sebagai contoh, tengok saja nilai saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) sukses tumbuh 13,73%. Sementara itu, nilai saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) masing-masing loncat 7,89% dan 5,56% di waktu yang sama.

Situasi tersebut tak lepas dari harga batu bara yang terus menjulang. Diketahui, harga batu bara berjangka ICE Newcastle sempat menyentuh US$402,5 per ton setelah dunia diramal bakal mengalami penyusutan pasokan produksi batu bara meski permintaan akan komoditas tersebut sedang membara.

Adapun salah satu permintaan batu bara global terbesar berasal dari India. Negara Bollywood tersebut terpaksa meningkatkan konsumsi listriknya setelah diserang gelombang panas.

Selain itu, kinerja IHSG yang cemerlang juga didorong oleh bangkitnya saham teknologi, utamanya saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Nilai saham GOTO terbang 3,09% hari ini setelah PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mensinyalir bahwa penurunan saham perseroan beberapa hari terakhir terbilang tidak lazim (Unusual Market Activity/UMA).

Dari sisi makroekonomi, angka surplus neraca dagang Indonesia pun ikut mengembuskan angin segar ke pasar modal. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia mencetak surplus dagang US$7,56 miliar pada April 2022, sekaligus merupakan surplus dagang tertinggi yang pernah dicatat tanah air.

Mantapnya surplus neraca dagang menjadi indikasi kokohnya pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II. Oleh karenanya, tak heran jika pelaku pasar kemudian bersikap optimistis terhadap pasar modal tanah air.

Sentimen Positif Berserakan, Asing Getol Akumulasi Saham Domestik

Maraknya sentimen positif pada perdagangan hari ini pun mendorong investor asing mengoleksi saham domestik. Buktinya, mereka hari ini mencatat nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp77,68 miliar di pasar reguler pada hari ini.

Mereka tercatat paling banyak mengoleksi saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp352,7 miliar. Tak ketinggalan, mereka juga getol mengakumulasi saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan ADMR masing-masing senilai Rp218,9 miliar dan Rp75,7 miliar.

Di sisi lain, asing terlihat "jaga jarak" dengan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang mereka lego sebesar Rp200,5 miliar. Di samping itu, mereka juga melepas saham dua bank besar Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, masing-masing Rp193,4 miliar dan Rp162,5 miliar.

Baca juga: Pasar Sepekan: Kepanikan Pasar Kian Brutal, Market Ambyar Maksimal!

Aset Kripto

Bosan 'Pingsan' Melulu, Aset Kripto Perlahan Maju!

Setali tiga uang, kebangkitan juga terjadi pasar aset kripto. Melansir Coinmarketcap pukul 15.34 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat kini sudah kembali menginjak zona hijau meski memang pelemahannya terbilang tipis.

Secara umum, harga-harga aset kripto saat ini melanjutkan proses konsolidasi yang terjadi sejak akhir pekan lalu. Yakni, kondisi di mana harga kripto tengah meraba-raba pergerakan arah harga berikutnya. Nah, kondisi ini ternyata dimanfaatkan kaum bullish untuk melakukan price action dan mengangkat nilai harga-harga aset kripto yang tiarap sejak awal Mei. 

Sayangnya, bukan berarti hal tersebut menjadi sinyal bahwa ketakutan di pasar kripto sudah mereda. Malahan, pelaku pasar merasa bahwa pasar kripto masih mencekam. Hal itu tercermin dari skor fear and greed index di angka 8, mengindikasikan bahwa pelaku pasar masih diliputi ketakutan ekstrem (extreme fear). Bahkan, skor ini merupakan yang terendah sejak Maret 2020.

Di samping itu, optimisme pasar mulai pulih setelah CEO Terra, Do Kwon, merilis dokumen rencana pemulihan nilai Terra (LUNA) yang amblas dari sekitar Rp700.000 hingga Rp1 per keping pada pekan lalu. Adapun salah satu upaya yang dilakukan Terra adalah melakukan hard fork atas jaringannya tanpa mengikutsertakan UST, stablecoin yang ternyata berubah jadi momok bagi harga LUNA.

Meski demikian, terdapat satu koin yang kecipratan berkah akibat drama yang menimpa LUNA sepekan belakangan. Koin tersebut adalah Maker (MKR) yang tumbuh 11,13% dalam sehari terakhir.

Nilai MKR diketahui melonjak setelah permintaan atas stablecoin besutannya, DAI, meningkat. Mereka tampaknya lagi kepincut DAI karena menganggap lebih aman dibanding UST meski sama-sama berbasiskan algoritma.

Baca juga: Kabar Sepekan: Ekonomi RI Makin Gagah, LUNA Bikin Seantero Kripto Goyah!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!