Monopolistic Competition, atau pasar persaingan monopolistik, adalah sebuah bentuk pasar di mana produsen saling berkompetisi dengan produsen lain yang memiliki produk hampir serupa, namun terdapat perbedaan di antara masing-masing mereka.
Perbedaan ini yang menjadi ciri khas dari produk yang dijual oleh masing-masing produsen.
Kegiatan produksi barang tersebut dikenal sebagai product differentiation atau diferensiasi produk. Karena produk yang diproduksi hampir serupa, masing-masing produsen akan bersaing dari segi kualitas, harga, serta cara pemasaran produk mereka.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, ciri-ciri pasar persaingan monopolistik adalah sebagai berikut:
Seperti pada pasar persaingan sempurna, pasar monopolistik memiliki jumlah produsen yang sangat banyak. Karena banyaknya produsen, maka tiap-tiap produsen memiliki pangsa pasar (market share) yang cenderung kecil.
Hal ini membuat produsen memiliki kekuatan yang terbatas untuk menentukan harga mereka lantaran harga yang berada di pasar saat ini adalah harga rata-rata dari produk dari produsen lain.
Selain itu, karena banyaknya produsen dalam pasar monopolisitik, maka praktik kolusi (beberapa produsen melakukan kesepakatan untuk menaikan harga pasar) akan sulit dilakukan karena sulitnya koordinasi antar produsen.
Baca juga: 5 Kebiasaan Ini Mampu Tingkatkan Kualitas Hidup Kita
Diferensiasi produk adalah ketika produsen menghasilkan produk yang sedikit berbeda, namun serupa dengan produk pesaingnya.
Sebagai contoh; Adidas, Nike, Skechers, Fila, dan Puma sama-sama memproduksi sepatu olahraga, namun tiap produk memiliki ciri khas tersendiri.
Dalam pasar persaingan monopolistik, ketika harga dari salah satu produsen naik sedangkan harga produk dari produsen lain konstan, maka permintaan produk tersebut akan turun. Sebab, konsumen akan dengan mudah mencari produk substitusi dari produk tersebut.
Contoh: Ketika Adidas menaikan harga sepatu larinya, namun Nike, Skechers, Fila, dan Puma tidak, maka konsumer akan beralih untuk membeli produk substitusinya.
Diferensiasi produk sendiri dapat dilakukan dari segi karakteristik produk maupun dari segi kualitas produk.
Karena produk yang ada pada pasar monopolistik cenderung serupa, maka produsen akan bersaing dari segi kualitas, harga, serta cara pemasaran produk mereka masing-masing.
Produsen akan berlomba-lomba memperbaiki kualitas produknya seperti melalui desain produk yang menarik maupun layanan yang diberikan kepada konsumen.
Dari kualitas produk tersebut, produsen dapat mengatur harga produknya. Ketika produk yang diproduksi memiliki kualitas yang tinggi, maka produsen dapat memberikan harga yang tinggi pada produk tersebut.
Namun, produsen harus meyakinkan konsumen bahwa produk mereka adalah produk dengan harga yang tinggi tersebut juga berkualitas mumpuni.
Oleh sebab itu, untuk meyakinkan konsumen, produsen harus melakukan trik pemasaran yang tepat seperti membuat kemasan yang lebih mewah. Contohnya dengan memberikan insentif seperti bonus produk lain, ataupun melalui iklan-iklan yang menyatakan bahwa produk mereka lebih baik dibandingkan produk lain yang serupa.
Baca juga: Apa Itu Standar Hidup Layak?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan para pelaku usaha terlibat dalam pasar persaingan monopolistik. Berikut adalah penjelasannya!
Pasar persaingan monopolistik bisa muncul karena masing-masing pelakunya merasa tidak ada hambatan berarti yang menghalangi mereka untuk masuk ke pasar tersebut. Sehingga, sama seperti pasar persaingan sempurna, pelaku pasar monopolistik juga bebas untuk masuk dan keluar pasar.
Ilustrasinya seperti ini, Sobat Cuan. Ketika memulai usaha, pelaku usaha biasanya menghadapi tantangan seperti modal yang besar dan kemampuan untuk memproduksi barang yang lebih menarik dari yang sudah ada sebelumnya. Namun, di pasar monopolistik, hambatan-hambatan tersebut rupanya jarang ditemui oleh pelaku usaha. Hal itulah yang menyebabkan produk satu pelaku usaha nyaris identik dengan milik pelaku usaha lainnya.
Selain itu, pasar persaingan monopolistik juga bisa terjadi karena kehadiran regulasi yang diterbitkan pemerintah setempat.
Sebagai contoh, beberapa pemerintah terkadang membebankan syarat modal minimal bagi pelaku usaha yang ingin bergerak di satu bidang usaha tertentu. Namun, jika pemerintah menurunkan atau menghapus syarat modal minimal tersebut, maka pelaku usaha akan menghadapi hambatan usaha yang lebih sedikit. Nah, hal itu kemudian bisa memicu pasar persaingan monopolistik antar pelaku usaha.
Baca juga: Masih Banyak Diminati, Emas Peringkat Satu Investasi Terbaik di Tahun 2020
Baca juga: Lindungi Konsumen, Bappebti Terbitkan Aturan Investasi Aset Kripto
Monopolistic Competition banyak kita temui pada kehidupan sehari-hari, seperti sampo, sabun, televisi, sepatu, air mineral, dan lain-lain.
Pada pasar air mineral, ada banyak produsen yang memproduksi air mineral seperti Aqua, VIT, Le Minerale, Prima, atau Nestle.
Masing-masing produsen memiliki ciri khas tersendiri seperti kemasan, kualitas, atau ukuran yang membedakan produknya dengan produk saingan.
Contoh lain untuk sepatu olahraga, Reebok, Adidas, Fila, dan Nike sama-sama memproduksi sepatu olahraga, namun masing-masing merek memiliki desain, keunikan, serta keunggulan yang berbeda-beda. Konsumen pada akhirnya akan memilih produk sesuai dengan preferensinya.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta lebih dari 140 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Investopedia
Bagikan artikel ini