Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Apa Pentingnya Memahami BTC Dominance di Jagat Kripto?
shareIcon

Apa Pentingnya Memahami BTC Dominance di Jagat Kripto?

15 May 2023, 10:53 AM·Waktu baca: 4 menit
shareIcon
Kategori
BTC Dominance

BTC Dominance sudah menjadi salah satu alat analisis teknikal dalam trading crypto. Apa pentingnya? Yuk simak lebih lanjut!

Apa Itu BTC Dominance?

BTC Dominance singkatnya adalah tingkat persentase perbandingan kapitalisasi market Bitcoin berbanding dengan kapitalisasi market kumulatif dari pasar cryptocurrency. Sebagai contoh, jika per Senin (15/5) nilai kapitalisasi pasar Bitcoin mencapai US$530 juta sementara nilai kapitalisasi pasar kripto mencapai US$1,14 triliun, maka nilai dominasi BTC menyentuh 46,49%.

Konsep ini hadir lantaran Bitcoin, sebagai pelopor aset-aset digital lain, dianggap sebagai aset kripto yang paling dominan di antara lainnya. Sehingga, naik-turunnya BTC Dominance dianggap sebagai ukuran mengenai ukuran popularitas Bitcoin dibanding yang lainnya.

Tak hanya Bitcoin, istilah coin dominance juga berlaku bagi mata uang kripto lainnya yang ingin dijadikan tolok ukur pergerakan harga aset. Hanya saja, istilah BTC Dominance lebih populer hingga dibuat sebagai salah satu indikator pergerakan harga, yakni Bitcoin Dominance Index.

Memprediksi Tren Pasar Kripto dengan BTC Dominance

Sebagai jawara dalam kancah kripto, dominasi Bitcoin dapat menentukan kapan musim altcoin (altcoin season) berikutnya kembali berlangsung. Indikator ini juga kerap dipakai untuk membaca pengaruh perilaku para hodler dan trader Bitcoin terhadap keberlangsungan pasar cryptocurrency secara keseluruhan.

Premis dasarnya ialah, semakin besar dominasi Bitcoin, semakin besar pula pengaruhnya terhadap pasar.

Jika indeks BTC Dominance susut, artinya koin-koin alternatif memiliki ruang untuk berkompetisi dengan sang dominator. Saat inilah altcoin season biasanya berpeluang muncul di jagat kripto.

Sebaliknya, saat dominasi Bitcoin meningkat, koin-koin lain semakin terhimpit untuk melebarkan nilai kapitalisasi pasarnya.

Faktor Penyebab Dinamika BTC Dominance

Beragam faktor dapat memengaruhi pergerakan indeks BTC Dominance.

Secara fundamental, ketidakpastian pasar atau situasi makroekonomi cenderung membuat investor lari kepada aset-aset yang dianggap lebih aman seperti Bitcoin ketimbang koin dengan kapitalisasi market yang lebih mini. Pasalnya, karena Bitcoin punya kapitalisasi pasar nomor wahid, maka pergerakan nilainya cenderung lebih stabil ketimbang altcoin lainnya.

Kendati demikian, analisis fundamental bukan faktor terbesar dalam indeks ini. Lantas, apa saja faktor utama pengubah porsi Bitcoin di pasar kripto?

1. Hujan Perilisan Koin Baru

Sebagaimana diketahui, dominasi Bitcoin di pasar kripto mulai redup pada 2017. Kala itu, banyak koin-koin baru bermunculan dengan membawa proyek dan konsep yang lebih futuristik, termasuk saingan ketat Bitcoin yakni Ethereum.

Kemunculan koin-koin futuristik yang mulai melantai di bursa cryptocurrency membuat BTC Dominance terpapas lebih dari 50% hingga mencapai 35%. Padahal sebelumnya, nilai kapitalisasi pasar sang jawara tak pernah susut dari level 70% terhadap total kapitalisasi pasar kripto. Bahkan seringnya, indeks BTC Dominance menembus angka 90%

Selama periode tersebut, optimisme penggemar altcoin menggebu-gebu. Bahkan, banyak pegiat kripto percaya posisi Bitcoin bakal tersaingi oleh Ether dalam sebuah peristiwa yang disebut The Flippening. Namun, pendukung altcoin lain malah meyakini bahwa dua raksasa cryptocurrency tersebut bakal kalah dengan koin-koin baru yang bermunculan yang belakangan dijuluki Ethereum killer.

Kendati, kondisi tersebut tak berlangsung lama. Setahun kemudian, yakni 2018, indeks BTC Dominance mulai memantul kembali ke level resistance pertamanya yakni 70%, sekaligus mengakhiri euforia altcoin terbesar pertama sejak pasar cryptocurrency terbentuk.

2. Isu Penggunaan Energi Bitcoin

Dinamika lain yang tak kalah seru ialah isu energi yang sempat berembus menerpa Bitcoin di 2021 silam.

Koin kawakan ini dituding tidak berkelanjutan dan berdampak buruk bagi lingkungan. Sebab, sistem algoritma konsensus Proof of Work yang digunakannya disebut-sebut mengonsumsi daya listrik yang cukup besar.

Berbarengan dengan isu tersebut, pegiat altcoin pun berlomba meluncurkan dan memperbaharui jaringan blockchain alternatifnya. Ethereum dan "kawan-kawannya" melahirkan proyek-proyek prestisius berbasis ramah lingkungan yang menghantam dominasi Bitcoin. Tak mau kalah, China pun melarang aktivitas penambangan Bitcoin di wilayahnya sebagai respons atas isu lingkungan tersebut.

Akibatnya, para pegiat Bitcoin pun beralih kepada stablecoin seperti USDT maupun uang-uang fiat. Para hodler rupanya kurang iman dan memilih exit dari pasar Bitcoin yang reputasinya tengah tercoreng. Peristiwa ini pulalah yang menandai penyusutan indeks BTC dominance hingga berada di bawah level 50% hingga saat ini.

Trading dengan Indeks BTC Dominance

Terlepas dari dinamika dominasi Bitcoin yang seru, indeks BTC Dominance merupakan salah satu alat analisis yang cukup akurat membaca pergerakan pasar kripto, terutama untuk memprediksi musim altcoin yang identik dengan cuan. Caranya ialah dengan melakukan perbandingan indeks BTC Dominance dengan tren Bitcoin itu sendiri.

Jika keduanya sedang uptrend, maka sudah jelas bahwa asar kripto tengah berpihak pada dominatornya. Sehingga, itu adalah waktu yang tepat untuk mengoleksi Bitcoin.

Namun, jika indeks BTC Dominance uptrend namun harga Bitcoin sendiri malah downtrend, maka bisa dikatakan bahwa kinerja Bitcoin sedang membaik dan altcoin justru memasuki fase bearish. Itulah saatnya pelaku pasar menjual altcoin dan mencari "perlindungan" di Bitcoin

Sebaliknya, jika indeks downtrend diikuti oleh kinerja Bitcoin yang uptrend, trader menginterpretasikannya sebagai peningkatan kinerja altcoin. Artinya, kamu perlu memborong altcoin jagoanmu lebih banyak lagi.

Terakhir, jika keduanya sedang downtrend, maka itu pertanda bahwa pasar kripto sedangtidak baik-baik saja. Pasang posisi exit untuk memperkecil kerugianmu.

Namun, para hodler kerap meanfaatkan kondisi ini untuk membeli Bitcoin yang lagi diskon. Karenanya situasi ini jarang bertahan lama.

Akurasi Indeks BTC Dominace

Selayaknya prediksi tentu tidak bisa 100% jitu. Strategi ini punya beberapa kelemahan, di antaranya:

1. Tidak memprediksi pertumbuhan stablecoin
2. Tidak dapat menyisir proyek scam atau token zonk
3. Tidak menghitung Bitcoin yang hilang, padahal jumlahnya cukup signifikan.

Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham ASindeks saham ASemas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Sumber: TradingviewBybit

Ditulis oleh
channel logo

Fathia Nurul Haq

Right baner

Fathia Nurul Haq

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
daily news
Daily News - Crypto 4 Oktober 2023
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1