Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Berita & Analisis

Saham Tesla Diramal Terus Bullish, Elon Musk Akan Jadi Triliuner Pertama ‘Zaman Now’?

Saham Tesla Diramal Terus Bullish, Elon Musk Akan Jadi Triliuner Pertama ‘Zaman Now’?

1 Apr 2021, 6:00 AM·Waktu baca: 4 menit
Kategori
Saham Tesla Diramal Terus Bullish, Elon Musk Akan Jadi Triliuner Pertama ‘Zaman Now’?

Chief Executive Officer (CEO) Tesla Inc, Elon Musk berpotensi menjadi triliuner pertama di dunia pada tahun 2025 mendatang. Hal itu bisa terjadi seiring dengan kenaikan harga saham Tesla yang diramal mampu mencapai angka US$1.500 di 2025 pada posisi bearish dan bullish di angka US$4.000 per saham.

Proyeksi tersebut diungkapkan oleh CEO Ark Investment Management, Cathie Wood. Saat ini, Elon diketahui menggenggam 241 juta lembar saham Tesla dan bakal bertambah 12 juta lembar saham lagi dalam paket 8 bonus kompensasi CEO. Sehingga, Elon Musk akan memiliki Elon akan memilki 253 juta lembar saham.

Artinya, dengan mengacu pada proyeksi harga bullish yang mencapai US$4.000 per saham, maka Elon bakal mengantongi dana sekitar US$1,01 triliun lima tahun mendatang.

Adapun saat ini, Elon Musk adalah orang terkaya kedua di dunia dengan nilai kekayaan bersih yang mencapai US$164 miliar menurut data Bloomberg Billionaires Index.

“Kekayaan bersih Elon juga akan didorong oleh nilai masa depan dari 54% kepemilikan saham di SpaceX, 80% saham di Boring Company dan 90% saham di Neuralink” jelasnya.

Belakangan, saham Tesla, yang merupakan satu dari perusahaan yang terdaftar di S&P 500, memang banyak diburu oleh banyak investor. Hal itu terjadi seiring dengan adanya proyeksi yang mengatakan bahwa era mobil listrik akan menjadi tren dalam beberapa tahun ke depan.

Hal itu berpengaruh terhadap saham yang berkode TSLA itu dan akhirnya ikut mengantarkan Elon Musk sebagai orang terkaya di dunia pada Januari tahun ini. Betapa tidak, saham TSLA pada tahun lalu membukukan kenaikan lebih dari 740%.

Namun hal tersebut tidak bertahan lama, karena Jeff Bezos, pemilik Amazon kembali merebut tahta tersebut dalam beberapa waktu.

Baca juga: Doyan Aset Kripto, Manusia Tajir Elon Musk Ingin Digaji pakai Bitcoin

Skenario terburuk, saham Tesla Bearish di harga US$1.500

Meski diramalkan bakal bullish di angka US4.000 di tahun 2025 mendatang, selama sepekan terakhir saham Tesla telah merosot 26% dari tekor tertingginya di akhir Januari. Meski begitu pandangan optimistis dilontarkan oleh Tasha Keeney, analis Ark Investment Management.

Dia bahkan berpendapat dalam skenario terburuk sekalipun, saham Tesla memilki dasar harga absolut di harga US$1.500 per saham pada 2025. Proyeksi tersebut disandarkan pada meningkatnya kemampuan perusahaan untuk menggunakan modal secara efisien.

Meski begitu, hal tersebut tidak menyurutkan ambisi Tesla untuk terus mengejar target pertumbuhan yang diinginkan. Masih menurut riset Ark Investment, sumber pendapatan Tesla tidak hanya berasal dari penjualan mobil listrik, melainkan dari penjualan asuransi mobil pada para pelanggannya di beberapa negara bagian.

Selain itu, Keeney juga menjelaskan tentang rencana Musk untuk meluncurkan layanan Robo-Taxi. Layanan tersebut merupakan layanan taksi robot pertama yang berjalan tanpa supir alias otonom.

Dengan strategi tersebut, peluang Tesla untuk bisa merilis produk yang sepenuhnya otonom pada tahun 2025 semakin besar. Tidak hanya itu, perusahaan juga berpotensi meraup tambahan laba sekitar US$160 miliar di tahun 2025 mendatang.

Namun pandangan berbeda datang dari Gordon Johnson dari GLJ Research, dia mengatakan proyeksi ARk Investment disandarkan pada estimasi pendapatan di 2025 sebesar US$300 miliar sampai US$700 miliar tanpa memperhitungkan utang baru dan tambahan ekuitas.

Menyoal bisnis perusahaan, Tesla saat ini bukan lagi pemain tunggal mobil listrik di dunia. Terdapat sejumlah kompetitor seperti Volkswagen, General Motors dan juga Ford yang membuat terobosan baru di industri kendaraan listrik. Meski begitu, Tesla masih menjadi pemimpin pasar di dunia dengan mencatatkan penjualan mobil sebanyak 500 ribu unit yang diikuti oleh Volkswagen dan juga General Motors.

Salah satu pendatang baru di industri mobil listrik, Ford, digadang-gadang sudah berhasil merebut sebagian pangsa pasar Tesla di pasar Amerika Serikat dengan produk barunya, Mach-E.

Meskipun masih mendominasi pangsa pasar mobil listrik, saham Tesla justru bearish selama 2 bulan terakhir setelah sempat melejit 743%. Banyak analis yang mengatakan hal itu dikarenakan pasar mempertanyakan perkembangan kendaraan tanpa supir besutan Tesla.

Namun hal itu tidak mengurangi nilai kapitalisasi pasar Tesla. Dengan adanya penurunan harga saham perusahaan, kapitalisasi pasar Tesla masih setara jika digabungkan dengan kapitalisasi pasar 6 produsen mobil terbesar dunia sekalipun.

Baca juga: Cetak Laba Rp10,9 Triliun, Cuan Tesla Meningkat 183% di 2020

Tetap Melejit di Tengah Pandemi

Pada awal tahun lalu, saham Tesla diperdagangkan di level US$ 425 per saham. Namun ketika ramai kabar tentang Pandemi di China pada bulan Maret, saham perusahaan justru naik ke level US$ 710.

Tetapi sama seperti saham pada umumnya, ketika ada kekhawatiran tentang pandemi di AS, saham Tesla juga sempat melorot ke angka US$350,50 per saham. Tren tersebut tidak berlangsung lama, pada Juni saham Tesla kembali melonjak ke level tertinggi di atas US$1.000 per saham, bahkan pada Agustus saham perusahaan sempat menyentuh level US$2.318,49 per saham.

TSLA akhirnya melakukan stock split alias pemecahan nilai nominal saham dengan skala 1:5. Setelah itu, pada Februari tahun ini saham Tesla berada di angka US$900,40 dan dalam beberapa hari terakhir ini melorot ke level US$623 per saham.

Namun, investor Tesla yang masih mengoleksi sahamnya sejak 1 tahun lalu, sudah berhasil mendapatkan imbal hasil yang mengesankan. Karena faktanya, setiap 1 lembar saham senilai US$ 1.000 yang dibeli 25 Maret 2020, akan bernilai sekitar $ 6.240 hari ini.

Nah, bagaimana Sobat Cuan? Tertarik kecipratan cuan Tesla? Yuk, investasi Pluang S&P 500 di aplikasi Pluang.

Baca juga: Bagaimana Harga Bitcoin Setelah “Elon Pump”? Simak Prediksi Analis Ini!

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: Economic Times India, CNN, Benzinga

Ditulis oleh
channel logo

Adi Putro

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar