Meme Coin adalah kategori aset kripto yang sedang naik daun. Namun apakah ia aset kripto beneran? Dan bagaimana tips mengoleksinya?
Meme Coin atau koin meme adalah istilah dalam aset kripto yang merujuk pada golongan aset kripto yang terinspirasi dari meme, lelucon, atau gambar yang viral di internet.
Berbeda dengan golongan aset kripto lainnya, aset kripto jenis ini tidak memiliki fungsi tertentu atau tujuan yang jelas. Fans kripto umumnya mengoleksi aset kripto jenis ini hanya demi mengikuti tren atau hype semata.
Sehingga, bisa dibilang bahwa koin meme tidak punya nilai intrinsik sama sekali. Terlebih, banyak koin meme dibuat berdasarkan white paper asal-asalan dengan rincian proyek yang tidak jelas.
Karenanya, koin meme termasuk aset berisiko tinggi, bahkan dalam tolok ukur industri kripto yang dari sananya sudah termasuk instrumen berisiko tinggi. Apalagi, fluktuasi nilai koin meme sangat bergantung pada tren dan kekuatan komunitasnya.
Kendati demikian, koin meme tetap dipandang salah satu inovasi penting di jagat kripto. Pasalnya, koin-koin ini membuktikan bahwa teknologi blockchain juga bisa dimanfaatkan untuk mengekspresikan tren-tren terkini dan menjadi sarana hiburan bagi fans kripto.
Baca Juga: Mengenal Pepe Crypto, Token Meme Jaringan Ethereum yang Naik Daun
Meski terlihat seperti guyonan, Meme Coin kini sudah dianggap sebagai salah satu kategori aset kripto beneran. Hal itu terlihat dari sikap sejumlah situs pelacak harga kripto, misalnya Coinmarketcap, yang mencatumkan kategori koin meme di dalamnya.
Apalagi, koin meme juga memiliki karakteristik yang mirip dengan kategori aset kripto lain, sebut saja keuangan terdesentralisasi (DeFi) atau GameFi.
Sama seperti aset kripto lainnya, koin meme beroperasi pada jaringan blockchain. Sejumlah koin meme populer, misalnya Dogecoin, sudah beroperasi pada jaringan blockchain mandiri. Namun, sebagian lainya tetap berdiri di atas jaringan lain, khususnya yang memiliki fitur smart contract, seperti Ethereum atau Solana.
Di samping itu, meski terlihat diciptakan secara serampangan, koin meme juga memiliki aspek Tokenomics-nya tersendiri. Beberapa koin meme, misalnya Dogecoin, memiliki suplai yang tidak terbatas. Namun, sebagian koin lain, seperti Shiba Inu, punya pasokan yang terbatas.
Hanya saja, aspek Tokenomics koin meme terbilang unik dibanding kategori aset kripto lainnya.
Asal tahu saja, salah satu faktor pembentuk nilai aset kripto adalah utilitasnya, baik sebagai alat tukar, alat tata kelola jaringan, maupun alat validasi transaksi. Tetapi, koin meme tidak memiliki fungsi tersebut, sehingga salah satu cara yang biasa dilakukan developer untuk menstabilkan nilainya adalah dengan "membakar" (burning) suplai koin-koin meme yang tersedia.
Oleh karenanya, tak heran jika sang developer kerap melempar koin meme pada fase Initial Coin Offering (ICO) dengan jumlah yang sangat fantastis. Jumlah suplai tersebut diharapkan lambat laun akan menyusut akibat aksi pembakaran koin. Adapun salah satu aksi coin burning yang kerap dipantau komunitas kripto adalah pembakaran yang dilakukan Shiba Inu (Shib Burn).
Sayangnya, perilisan koin berskala jumbo dalam ICO tersebut juga membuat koin meme jadi objek ideal bagi developer nakal dalam melakukan skema pump and dump. Makanya, banyak koin meme berguguran setelah periode hype-nya berakhir.
Adapun derdasarkan data coinmarketcap, saat ini terdapat 300 jenis koin meme di jagat kripto namun hanya empat diantaranya punya volume transaksi di atas US$1 juta per hari. Koin-koin tersebut adalah Dogecoin, Shiba Inu, Dogelon Mars dan Baby Dogecoin.
Meski terkesan sebagai aset lelucon, banyak juga koin meme yang punya basis komunitas loyal dan tahan banting.
Rupanya, kunci kesetiaan mereka terletak pada pemahaman yang baik terhadap karakteristik, risiko, dan pasar koin meme. Di samping itu, mereka pun kadang memiliki rasa kebanggaan tersendiri ketika mengoleksi Meme Coin.
Kendati begitu, komunitas koin meme tentu tidak akan mengoleksi koin guyonan tersebut tanpa dipicu oleh tren atau hype tertentu. Lantas, apa saja peristiwa yang bisa memicu hype koin meme?
Ironisnya, hype meme coin tidak terlepas dari tingkah polah miliarder nyentrik sekaligus CEO Tesla, Elon Musk. Pasalnya, cuitannya di akun media sosial Twitter sempat terbukti melambungkan popularitas beberapa koin meme.
Sebagai contoh, nama Dogecoin tiba-tiba mencuat dan bahkan menempati jajaran 10 aset kripto ngetop sejagat setelah mendapat dukungan dari Musk. Setelah Dogecoin, muncul pula Shiba Inu yang namanya meroket berkat cuitan sang sultan satu ini.
Aksi Musk pun berdampak signifikan bagi perkembangan koin meme. Sebagai contoh, hingga kini, industri koin meme sangat berkiblat pada meme anjing, sebuah jenis koin meme yang sering jadi perhatian Musk.
Jumlah pengikut pada laman platform sosial media twitter jadi salah satu tolok ukur hype sebuah token meme. Basis komunitas pecinta aset fluktuatif ini kerap berspekulasi berdasarkan kabar burung dan pergerakan influencer twitter.
Koin meme memuat tokoh kartun maupun objek meme viral. Semakin viral dan ikonik tokohnya, maka bakal semakin tinggi pula hype yang dibuat.
Salah satu contoh sukses mereguk popularitas lewat tokoh meme ikonik ialah Pepecoin yang dibuat berdasarkan tokoh kartun legendaris Pepe The Frog.
Meski jarang sekali ada token meme yang punya peta jalan yang jelas, namun ada saja koin meme yang punya peta jalan jelas dan ujungnya meningkatkan hype.
Baby Doge, misalnya saja, punya misi memperbaiki nasib anjing lewat hasil penjualan tokennya. Aksi itu terbukti membuat Baby Doge jadi salah satu token meme yang diperhitungkan di jagat kripto.
Koin meme memang dikenal punya fluktasi harga yang kencang. Sehingga, Sobat Cuan bisa mengoleksinya asal tetap berhati-hati dengan risiko yang menyertai.
Nah, agar kamu tetap aman dalam mengoleksi Meme Coin, berikut adalah tiga tips yang bisa kamu terapkan!
Aset kripto punya siklusnya masing-masing, tak terkecuali koin meme. Bedanya, koin meme hanya punya dua fase alih-alih siklus penuh yang berulang, yakni early adopter dan FOMO.
Early adopter berisikan trader berpengalaman dalam dunia token meme. Mereka membeli saat aset masih potensial namun belum mencapai fase hype-nya. Para early adopter bisa tetap cuan meskipun token yang dibelinya berskema pump and dump.
Sebaliknya, trader FOMO alias fear of missing out merupakan target pasar para early adopter. Setelah token meme booming dan harganya meluncur tajam, tim FOMO mulai membanjiri pasar.
Kamu harus menghindari jadi trader FOMO jika tidak mau terjebak dalam skema pump and dump. Banyak trader FOMO harus mau membakar asetnya demi menjaga nilai tukar token yang kian susut seiring dengan redupnya lampu sorot.
Analisis dalam trading token meme amat berbeda. Kamu bisa memanfaatkan perangkat seperti Bubble Maps dan Dextool untuk melihat data on-chain sebuah koin meme. Data tersebut bisa jadi basis analisis kamu untuk menguji kelayakan suatu token meme sebagai objek trading.
Secara statistik, hampir 90% token meme di pasaran saat ini tidak punya nilai interinsik. Kamu pun tidak bisa mengukur kelayakan proyek dibaliknya lantaran whitepaper-nya saja terlihat kurang meyakinkan.
Akibatnya, trading koin meme lebih mirip disebut sebagai aksi spekulatif yang banyak bergantung pada keberuntungan. Karena itu, kamu harus bijak mengalokasikan dana investasi maupun trading kamu dalam jumlah yang bisa ditoleransi jika nantinya trading plan kamu tidak berjalan sesuai rencana.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham AS, indeks saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Coingecko, Investopedia, coinvestasi
Bagikan artikel ini