Baby Doge adalah token meme yang mengklaim diri sebagai "anak" Dogecoin. Tapi, apakah keduanya punya hubungan "darah"?
Baby Doge adalah salah satu token meme yang memang ditujukan bukan untuk sesuatu yang serius. Dengan kata lain, kegunaan asli token ini pun sebenarnya nihil.
Bahkan, pada situs resminya, Baby Doge hadir dengan tujuan untuk membuat bangga "ayahnya", dalam hal ini Dogecoin, dengan memiliki kecepatan transaksi yang kilat dan tampang yang menggemaskan.
Namun, pada kenyataannya, "bayi anjing" yang lahir pada 1 Juni 2021 lalu ini memiliki misi untuk memperluas akses kripto bagi masyarakat sekaligus menolong anjing-anjing yang membutuhkan pertolongan melalui misi amal. Misi tersebut tertuang dalam Woof Paper, yakni dokumen resmi proyek Baby Doge yang juga merupakan plesetan dari whitepaper.
Dengan demikian, maka mengoleksi dan bertransaksi koin satu ini bisa menjadi cara bagi komunitas kripto untuk membantu anjing-anjing yang bernasib kurang beruntung.
Misi unik itu hadir dari benak seseorang bernama Christian Campisi. Ia adalah pendiri lembaga nirlaba SaveLands dan Pawz dan mendeskripsikan dirinya sebagai se0rang filantrofi lingkungan yang juga seorang pecinta anjing.
Baca Juga: Memahami Shib Burn, Aksi 'Coin Burning' yang Jadi Pantauan Komunitas Shiba Inu
Sejak awal, developer dibalik token meme ini mengumumkan bahwa proyeknya lebih condong pada kegiatan amal, yakni menolong anjing-anjing yang butuh pertolongan. Meski begitu, nyatanya nilai token ini sudah tumbuh lebih dari 3.500% berkat hype token meme.
Mereka mengklaim telah berdonasi pada sejumlah lembaga nirlaba yang berfokus pada anjing dari hasil keuntungan penjualan token. Tercatat, sepanjang tahun 2021, Baby Doge Coin mendonasikan total US$345.000 kepada empat lembaga nirlaba, yakni North Shore Animal League America, Best Friends Animal Society, PAws, dan Furkids.
Baby Doge juga menjadi sponsor sejumlah acara dan klub bola yang ingin mmebuat non-fungible token (NFT). Kegiatan-kegiatan amal tersebut mengukuhkan token meme ini menjadi salah satu token yang punya dampak kongkret kepada komunitasnya.
Selayaknya token meme, total suplai Baby Doge awalnya mencapai 420 quadrilion token dengan harga per keping hanya US$0,000000000175. Seiring waktu, token-token tersebut dibakar untuk meningkatkan nilai intrinsiknya.
Saat ini, hampir separuh Baby Doge sudah terbakar, menyisakan suplai sebanyak 213 quadriliun saja. Dengan total koin suplai sebanyak itu, nilainya pun berfluktuasi namun tetap lebih tinggi dar harga penawarannya.
Namun selain coin burning, ternyata ada alasan lain dibalik meroketnya nilai Baby Doge. Rupanya, tim pengembang token satu ini juga memberlakukan fee transaksi tinggi hingga 10%.
Fee tersebut pun dialokasikan untuk dua kepentingan. Setengahnya dialokasikan untuk kegiatan yang diberi nama reflection, yakni pendistribusian fee transaksi secara rata terhadap seluruh pemilik token Baby Doge. Sementara setengah sisanya dialokasikan untuk menjamin likuiditas token.
Dalam menjaga likuiditas token, sang developer pun mengalokasikan sisa fee transaksi itu ke dalam dua bentuk, yakni setengah dalam bentuk token BABYDOGE dan setengahnya lagi dikonversikan dalam bentuk Binance Coin (BNB). Keduanya menjadi deposit pada pool PancakeSwap yang menjadi penyedia likuiditas utama BABYDOGE.
Skema ini membuat likuiditas tetap terjaga, sehingga token meme ini tergolong aset kripto yang cukup likuid. Hal itulah yang membuat aspek tokenomics koin "bayi anjing" ini begitu menarik.
Baca Juga: Mengenal Pepe Crypto, Token Meme Jaringan Ethereum yang Naik Daun
Sekilas, nama Baby Doge cukup mirip dengan token meme lainnya, yakni Dogecoin (DOGE). Sehingga, komunitas kripto pun menganggap bahwa kedua koin tersebut berhubungan satu sama lain.
Namun, secara realitas, tidak ada hubungan yang terjalin antara Baby Doge dan Dogecoin. Meski memang, Baby Doge kerap menunjukkan persona sebagai "anak" dari seorang "ayah" yang bernama Dogecoin di internet. Selain itu, sang anjing mungil ini juga pernah mengklaim dirinya sebagai bentuk "surat cinta" kepada fans Dogecoin di seluruh dunia.
Untuk mengetahui lebih detail, yuk simak perbedaan utama Dogecoin dan Baby Doge berikut!
Seperti yang disebutkan sebelumnya, Baby Doge diciptakan oleh filantrofi bernama Christian Campisi. Sementara itu, Dogecoin sendiri diciptakan oleh dua insinyur tekmologi Billy Marcus dan Jackson Palmer pada akhir 2013 lalu.
Dogecoin diciptakan dari fork jaringan blockchain Litecoin dan memanfaatkan algoritma konsensus Proof of Work.
Seemntara itu, Baby Doge dibangun di atas jaringan blockchain Binance Smart Chain dan menggunakan algoritma konsensus Proof of Stake.
Perbedaan mendasar lainnya adalah perkara Tokenomics. Dalam hal ini, Dogecoin tidak membatasi jumlah suplainya sementara Baby Doge membatasi jumlah suplainya sebesar 420 kuadriliun saja. Namun, suplai tersebut akan terus menyusut berkat hadirnya mekanisme coin burning.
Baca Juga: Sekilas Mengenai Arbitrum, Idola Baru Jaringan Lapis 2 Ethereum
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham AS, indeks saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Fool, Investopedia, Baby Doge
Bagikan artikel ini