Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Leveragearrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Berita & Analisis

Rangkuman Pasar: IHSG Terkubur, XRP Masih Tumbuh Subur!

Rangkuman Pasar: IHSG Terkubur, XRP Masih Tumbuh Subur!

8 Feb 2022, 10:53 AM·Waktu baca: 4 menit
Kategori
Rangkuman Pasar: IHSG Terkubur, XRP Masih Tumbuh Subur!

Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus pasrah rontok meski mencetak rekor tertingginya kemarin. Di sisi lain, aset kripto masih melaju dengan riang di saat yang sama. Lantas, mengapa kondisi kedua pasar tersebut bisa bertolak belakang? Simak ulasannya di Rangkuman Pasar berikut!

IHSG

Cadangan Devisa Seret, IHSG Jadi Terseret

IHSG undur diri dari sesi penutupan Selasa (8/2) di level 6.789,52 poin, terkoreksi 0,23% dibanding penutupan perdagangan sebelumnya.

Sang indeks domestik sempat menembus level tertinggi di level 6.860,75 pada awal perdagangan. Sayangnya, kondisi tersebut tak bertahan lama sebab IHSG terus melorot dan terkulai lemas sampai akhir sesi II perdagangan. Sang indeks domestik harus menelan nasib malang setelah sebelumnya mencetak rekor tertingginya kemarin

Lunturnya cadangan devisa dalam negeri diduga menjadi biang kerok lesunya pergerakan indeks saham hari ini. Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia tercatat US$141,3 miliar di akhir Januari 2021, susut 0,03% dibanding sebulan sebelumnya US$144,9 miliar.

Pelaku pasar sontak agak ketar-ketir melihat data tersebut. Sebab, mereka khawatir bahwa cadangan devisa domestik kian tergerus nantinya seiring pengetatan kebijakan moneter yang bakal dilakukan bank sentral AS The Fed di tahun ini.

Lantas, apa hubungannya cadangan devisa dengan kebijakan moneter The Fed?

Kebijakan hawkish The Fed berpotensi akan menyebabkan capital outflow dari Indonesia. Di saat seperti itu, permintaan akan Dolar AS akan meningkat, sehingga nilai tukar Rupiah akan oleng kalau suplai Dolar AS di pasar valas tak sesuai dengan permintaannya. Nah, untuk menstabilkan suplai Dolar AS, BI biasanya mengintervensi pasar valas dengan "beramunisikan" cadangan devisa.

Hanya saja, bayangkan jika cadangan devisa mulai susut. Artinya, BI semakin kehilangan amunisinya untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah, bukan? Hal itu, lambat laun, tentu akan mengancam kestabilan makroekonomi Indonesia. Berinvestasi di pasar modal tentu tak akan menarik kalau aspek makroekonomi juga sedang tidak apik.

Apalagi, di saat yang sama, pertumbuhan ekonomi kuartal I pun terancam kebijakan pemerintah untuk mengerek status Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ke level 3 di wilayah Jabodetabek, DI Yogyakarta, Bali dan juga Bandung Raya.

Baca juga: Pluang Pagi: Indeks AS Bergerak Anggun, Pasar Kripto Masih 'Culun'

IHSG Zonk, Asing Tetap Getol Lakukan Aksi Borong

Kendati pasar modal sedang tidak bergairah, pelaku pasar asing justru terlihat asyik mengoleksi saham-saham jagoannya mumpung harganya murah. Aksi tersebut tercermin dari nilai beli bersih asing (net foreign buy) sebesar Rp1,54 triliun di seluruh pasar pada hari ini.

Mereka terlihat berselera memburu saham-saham bank kakap seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masing-masing sebesar Rp638,6 miliar dan Rp412 miliar. Imbasnya, nilai saham BBRI dan BMRI pun masing-masing naik 0,91% dan 1,67%.

Tak ketinggalan, mereka juga memborong saham bank pelat merah lainnya yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebanyak Rp235 miliar dan bikin nilai saham perusahaan terbang 1,69% ke level Rp7.500 per saham.

Hanya saja, nasib berbeda ditunjukkan dari anggota terakhir empat serangkai bank pelat merah, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Nilai saham perseroan luntur 0,28% pada hari ini meski mencetak laba Rp2,37 Ttriliun, atau melesat 48,3% sepanjang 2021.

Baca juga: Rangkuman Kabar: Ekonomi RI Melesat, Sayangnya PPKM Makin Ketat!

Aset Kripto

Aset kripto masih melaju pada hari ini meski lajunya kian melambat dibanding pagi hari. Melansir Coinmarketcap pukul 17.33 WIB, enam dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat masih betah nongkrong di zona hijau dalam 24 jam terakhir.

Nilai Bitcoin (BTC) bertengger di US$43.840,76 per keping alias tumbuh 3,17% dalam sehari terakhir. Nilai pesaing terdekatnya, Ether (ETH), bertumbuh lebih tipis 1,55% ke US$3.104,31 di waktu yang sama.

Hanya saja, kondisi berbeda terlihat di kelompok altcoin lainnya.

Cardano (ADA), Avalanche (AVAX), dan Dogecoin (DOGE) masih bisa membukukan pertumbuhan 0,37%, 9,51%, dan 1,95% dalam 24 jam terakhir. Sayangnya, nilai Solana (SOL), Terra (LUNA), dan Polkadot (DOT) masing-masing keserempet 2,32%, 1,5%, dan 1,82%.

Secara umum, sentimen negatif dan positif di pasar kripto hari ini sama kuatnya.

Positifnya, sentimen mengenai adopsi kripto sebagai instrumen investasi cukup kuat pada hari ini.

Salah satunya adalah kabar bahwa produk Exchange Traded Fund (ETF) pertambangan BTC bernama WGMI milik Valkyrie akan segera tercatat di bursa Nasdaq. Selain itu, salah satu firma konsultan keuangan paling top di dunia KPMG pun memasukkan BTC dan ETH ke neraca portofolionya.

Namun, sentimen negatif datang dari perkara regulasi kripto.

Di Kazakhstan, Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengatakan bahwa pemerintahnya akan mengutip pajak yang lebih besar terhadap penggunaan listrik untuk kegiatan penambangan kripto. Sementara itu, di Uni Eropa, Wakil Presiden Komisi Eropa Margrete Vestager mengatakan bahwa Komisi Eropa tengah mengkaji kemungkinan regulasi Metaverse di benua biru tersebut.

XRP Masih Betah Manggung

Namun, panggung aset kripto hari ini dikuasai oleh XRP yang nilainya masih melejit 14,95% dalam sehari terakhir.

Nilai XRP melesat setelah kasus gugatan hukum yang diajukan otoritas pasar modal AS terhadap pengembang XRP, Ripple, mulai menemui titik terang.

Akhir 2020 lalu, SEC menggugat Ripple secara hukum karena diduga memasarkan aset sekuritas yang "ilegal". Kemudian, SEC pun meminta hakim pengadilan federal AS melalui legal memo untuk melakukan motion to strike, yakni upaya hukum untuk menghilangkan satu atau beberapa barang bukti di pengadilan.

Namun, hakim Analisa Torres telah memberikan izin kepada Ripple untuk merespons legal memo yang diajukan SEC. Langkah ini membuka jalan bagi Ripple untuk memenangkan kasus tersebut.

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar