Selamat sore, Sobat Cuan! Kondisi market pada sore hari ini terpantau kurang bersahabat bagi investor. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) on the way menuju zona merah sementara aset kripto makin terlihat mengenaskan. Apa yang sebenarnya terjadi dengan market hari ini? Simak selengkapnya di Rangkuman Pasar berikut!
IHSG undur diri dari perdagangan Senin (25/4) di level 7.215,97 poin atau melemah 0,13% dibanding sehari sebelumnya. Sang indeks domestik memang kurang mujur hari ini, apalagi setelah melihat dirinya terbenam di zona merah sejak awal sesi perdagangan.
Kali ini, IHSG diterjang badai kuat, baik dalam maupun luar negeri.
Dari sisi eksternal, pergerakan IHSG ternyata mengikuti teman-temannya seantero Asia yang juga kebakaran pada hari ini. Tengok saja, nilai indeks Nikkei 225 turun 1,9%. Tak ketinggalan, indeks Hong Kong dan Shanghai bahkan terlihat lebih tragis setelah masing-masing mencatat penurunan nilai 3,73% dan 5,13% di waktu yang sama.
Usut punya usut, ternyata ketakutan investor atas penyebaran COVID-19 di China menjadi biang kerok melemahnya bursa kawasan Asia hari ini. Investor khawatir, China akan kembali mengimplementasikan lockdown yang ujungnya bisa mengerem pertumbuhan ekonomi China dan global.
Sekadar informasi, beberapa kota dan distrik di negara tirai bambu tersebut sudah menerapkan kembali pembatasan sosial. Bahkan, warga di wilayah-wilayah tersebut pun terpantau berbondong-bondong menimbun sembako.
Sementara itu, dari dalam negeri, nilai saham emiten kelapa sawit jatuh setelah Presiden Joko Widodo memutuskan melarang ekspor minyak kelapa sawit mentah mulai 28 Februari mendatang.
Saking lesunya, nilai saham beberapa emiten bahkan menyentuh Auto Reject Bawah (ARB). Sebut saja saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT), PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), dan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG).
Meski IHSG memasuki zona merah, investor asing setidaknya masih doyan berburu saham domestik. Hal itu tercermin dari nilai beli bersih investor asing (net foreign buy) yang tipis sebesar Rp137,66 miliar di pasar reguler.
Kali ini, pelaku pasar asing getol memborong PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp283,2 miliar. Bank pelat merah satu ini diketahui baru merilis laporan keuangan kuartal I, di mana perseroan sukses membukukan pertumbuhan laba 78% dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Tak ketinggalan, mereka juga rajin mengoleksi saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) masing-masing sebesar Rp127,6 miliar dan Rp61,4 miliar.
Aksi beli asing di pasar reguler memang terbilang mini. Namun, jika digabung dengan kondisi di pasar negosiasi, maka nilai net foreign buy di bursa domestik hari ini sejatinya menyentuh Rp3,49 triliun.
Hal ini terjadi setelah PT Tower Infrastructure Bersama Tbk (TBIG) melakukan tender offer senilai Rp3,37 triliun pada hari ini.
Baca juga: Kabar Sepekan: Ekspor RI Cetak Rekor, Ekonomi Global Diramal Tekor!
Cuaca mendung masih ogah terhempas dari langit di atas pasar kripto. Melansir Coinmarketcap pukul 15.40 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat masih bertahan di zona merah dalam 24 jam terakhir.
Secara umum, kondisi pasar kripto yang lesu sore ini masih disebabkan oleh tipisnya volume perdagangan di bursa kali ini. Apalagi, di saat yang sama, pelaku pasar masih ragu-ragu menempatkan uangnya di pasar berisiko, seperti aset kripto, setelah bank sentral AS The Fed benar-benar berniat mengerek suku bunga acuannya 50 basis poin bulan depan.
Selain itu, trader jangka pendek tampaknya kini memilih untuk melakukan short trading BTC ketimbang menahannya untuk mendulang cuan. Menurut data Coinglass, mereka melakukan hal tersebut pasca berekspektasi bahwa titik resistance terbaru BTC berada di level US$40.000 per keping.
Namun, ada kemungkinan aset kripto bakal melakukan priced in terhadap rencana hawkish The Fed pada bulan depan. Sehingga, pasar kripto diharapkan tidak terguncang parah ketika The Fed benar-benar mengerek suku bunga acuannya 50 basis poin bulan depan.
Baca juga: Pasar Sepekan: Gara-Gara Powell 'Curhat', Kondisi Market Jadi Gawat!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini