Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Pasar Sepekan: Gara-Gara Powell 'Curhat', Kondisi Market Jadi Gawat!
shareIcon

Pasar Sepekan: Gara-Gara Powell 'Curhat', Kondisi Market Jadi Gawat!

23 Apr 2022, 3:19 AM·Waktu baca: 6 menit
shareIcon
Kategori
Pasar Sepekan: Gara-Gara Powell 'Curhat', Kondisi Market Jadi Gawat!

Selamat berakhir pekan, Sobat Cuan! Kondisi pasar pekan ini nampaknya sedang tak baik-baik saja, ya. Pasar kripto, saham AS, IHSG, hingga emas kompak berguguran karena komentar salah satu sosok penting sejagat. Yuk, simak ulasannya di Pasar Sepekan berikut!

Pasar Kripto Sepekan

Pekan ini menjadi masa yang kurang menyenangkan bagi aset kripto. Betapa tidak, aset kripto utama pun terlihat merana sepanjang pekan ini, meski ada satu koin yang terlihat menjulang dibanding yang lain.

Awalnya, perdagangan aset kripto memang terbilang cukup sepi lantaran tidak ada sentimen kuat yang mampu membuat pelaku pasar makin bergairah nyemplung ke pasar kripto. Alhasil, aset kripto terlihat kurang volatil dibandingkan pekan-pekan sebelumnya. Nah, hal ini umum disebut sebagai pola konsolidasi.

Hanya saja, menjelang akhir pekan, pasar kripto langsung mengerang kesakitan setelah bos The Fed Jerome Powell mengumumkan bahwa bank sentral AS siap mengerek suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin bulan depan.

Alhasil, aset berisiko, termasuk aset kripto, pun kena getahnya. BTC, misalnya, pasrah ambrol ke bawah level US$40.000 setelah berjibaku hampir menyentuh level US$43.000.

Namun, dari seluruh aset kripto utama, Terra (LUNA) setidaknya masih selamat dibandingkan kawan-kawannya yang lain. Pertumbuhan nilainya pun tak mengecewakan, yakni 15% sepanjang pekan ini.

Nilai LUNA to the moon setelah stablecoin besutan TerraLabs, UST, kini bertengger sebagai stablecoin terbesar ketiga sejagat dengan nilai kapitalisasi US$18,06 miliar.

Selain itu, The Luna Foundation Guard juga berkomitmen untuk terus mengakumulasi BTC sebagai aset reserve dari stablecoin UST juga menopang nilai LUNA pekan ini. Hingga saat ini, LFG sudah mengumpulkan 42.530 BTC dengan nilai kurang lebih sebesar US$1,73 miliar. LFG sendiri menargetkan untuk memiliki cadangan BTC sebesar US$3 miliar hingga US$10 miliar.

Tapi, sentimen negatif malah datang dari Ukraina. The National Bank of Ukraine (NBU) ternyata hanya membatasi pembelian aset kripto hanya sebesar 100,000 Hryvnias Ukraina atau setara US$3.400 agar cadangan mata uangnya tetap terjaga.

Analisis Teknikal BTC

Saat artikel ini ditulis, BTC sedang bertengger di US$39.500 per keping atau sedang berada di level support-nya.

Pluang beranggapan, saat ini BTC sedang berada di level konsolidasinya dengan support terdekat di level $39.327. Jika BTC menembus level tersebut, maka ada kemungkinan ia akan menguji support selanjutnya di level US$38.160. Sementara itu, resistance terdekat BTC sendiri pun berada di level US$40.600 hingga US$41.160. 

Baca juga: Kabar Sepekan: Ekspor RI Cetak Rekor, Ekonomi Global Diramal Tekor!

Pasar AS Sepekan

Trio indeks AS pun kompak berguguran sepanjang pekan kemarin. Artinya, ketiga indeks Wall Street tersebut harus pasrah mengalami pekan terburuknya untuk ketiga kalinya berturut-turut.

Pada pekan ini, nilai Dow Jones Industrial Average (DJIA) amblas 2,77%. Sementara itu, nilai S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing terkoreksi 2,82% dan 2,55%.

Khusus Nasdaq, nilainya sudah jeblok 9% sejak April tahun lalu dan menjadi pelemahan terburuk sejak krisis properti AS pada 2008 silam. Fakta ini juga didukung oleh nilai indeks CBOE Volatility Index atau VIX yang sudah meroket ke level tertingginya dalam 1 bulan.

Sekadar informasi, semakin tinggi nilai VIX maka pelaku pasar berekspektasi pasar modal akan bergejolak dalam 30 hari ke depan.

Tak terbendungnya aksi jual pelaku pasar menjadi biang keladi lesunya performa indeks saham AS pada minggu ini. Langkah tersebut dipicu oleh dua hal, yakni kondisi makroekonomi dan hasil laporan keuangan emiten di kuartal I 2022 (earnings season).

Dari sisi makroekonomi, pelaku pasar kompak melancarkan aksi jual setelah Powell menekankan bahwa The Fed bisa saja mengerek suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin pada Mei mendatang demi membungkam inflasi.

Komentar itu membuat tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS (yield) semakin menanjak dan menjadi tulah bagi saham-saham sektor teknologi. Maklum, kenaikan suku bunga acuan akan menghambat konsumsi dan investasi, dua motor utama penggerak ekonomi. Sementara itu, saham teknologi berkategori growth stocks bakal bergairah jika pertumbuhan ekonomi sedang moncer.

Untuk saat ini, pelaku pasar pun akhirnya berekspektasi bahwa The Fed akan mengerek suku bunga acuannya sebesar 200 basis poin, atau 50 basis poin setiap bulan mulai dari Mei, Juni, Juli dan September.

Dari sisi pelaporan kinerja keuangan, beberapa emiten pasar modal AS juga membukukan hasil yang mengecewakan.

Dari seluruh emiten yang merilis laporan keuangannya pekan ini, Verizon Communication Inc. mengalami penurunan nilai saham terbesarnya dalam dua tahun terakhir pasca memangkas estimasi penjualannya di tahun ini. Selain Verizon, terdapat pula nilai saham American Express Co. yang anjlok lantaran beban penjualannya meningkat di kuartal I.

Kemudian, peristiwa yang paling disoroti pelaku pasar sebenarnya datang dari Netflix. Nilai sahamnya sempat amblas 30% dalam sehari setelah jumlah subscribers-nya ambrol 200.000. Sialnya, nasib buruk Netflix pun menular ke kinerja saham platform streaming lainnya, misalnya Disney+.

Jumlah pelanggan Netflix yang terjun bebas mengindikasikan bahwa masyarakat sudah mulai memangkas pengeluaran rutin di tengah inflasi yang menjadi-jadi. Hal ini membuat pelaku pasar berekspektasi bahwa laju pertumbuhan konsumsi AS akan melemah ke depan.

Adapun sentimen perdagangan pekan depan masih berkutat di seputaran perilisan laporan keuangan. Apalagi, emiten kelas kakap seperti Apple Inc., Microsoft Corp. and Amazon.com Inc. akan menjadi bintang utama earnings season pekan depan, yang akan menentukan arah pasar pekan depan.

Pasar Emas Sepekan

Harga emas bertengger di US$1.931,52 per ons di akhir pekan, melorot tajam 2,82% dibandingkan sepekan sebelumnya US$1.987,41 per ons.

Nilai sang logam mulia melemah setelah tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS kian perkasa gara-gara ucapan agresif Powell. Sekadar informasi, kenaikan yield obligasi pemerintah AS akan meningkatkan opportunity cost dalam menggenggam emas. Sehingga, mereka akan lebih memilih membenamkan uang di obligasi ketimbang di aset yang tak menghasilkan imbal hasil periodik seperti emas.

Selain itu, harga emas juga dihantam oleh penguatan nilai Dolar AS. Pasalnya, menguatnya sang aset greenback akan membuat harga emas menjadi relatif lebih mahal bagi mereka yang jarang bertransaksi menggunakan mata uang tersebut. Hasilnya, permintaan emas pun melemah.

Baca juga: Rangkuman Pasar: Fed Bikin Investor Gerah, IHSG & Kripto Jatuh ke Zona Merah!

Pasar Domestik Sepekan

Setelah beberapa pekan ditutup di zona hijau, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini harus parkir di level 7.225,61 di sesi perdagangan Jumat (23/4) alias turun 0,14% dibanding pekan lalu. Meski berhasil mengambang di atas level 7.000, IHSG sejatinya diterjang berbagai ombak, baik besar maupun kecil.

Kinerja IHSG yang berada lumayan jauh di atas level psikologis 7.000 membuat pelaku pasar kian getol melakukan aksi beli. Namun, menjelang libur idul fitri, pelaku pasar domestik ternyata ramai melakukan aksi profit taking. Terang saja, mereka tentu ingin menikmati cuan demi mengisi libur panjang.

Gelombang lebih besar datang pada akhir pekan, tepatnya setelah Powell melemparkan komentar hawkish-nya. Sikap tersebut membuat trader ketar-ketir dan makin melakukan aksi profit taking masal di akhir pekan.

Efek terbesarnya pun dirasakan di saham sektor teknologi, sebuah sektor yang pertumbuhannya selalu dibandingkan dengan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun. 

Kendati demikian, terdapat pula angin segar yang mendorong laju IHSG pekan ini. Salah satunya datang dari data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa Indonesia mencetak surplus neraca dagang US$4,53 miliar di Maret 2022.

Neraca dagang yang surplus meningkatkan optimisme bahwa Indonesia bisa mencetak pertumbuhan ekonomi kuartal I yang lebih baik ketimbang ekspektasi analis. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan bisa cemerlang hingga akhir kuartal II mendatang seiring harga komoditas yang masih memuncak.

Tapi, pelaku pasar asing tampaknya terlihat lebih optimistis terhadap perkembangan pasar modal domestik ke depan dibanding investor domestik. Hal itu tercermin dari nilai beli bersih asing (net foreign buy) fantastis mencapai Rp5,37 triliun, di mana saham-saham pelat merah seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) jadi santapan utamanya.

Untuk pekan depan, Sobat Cuan perlu mewaspadai aksi profit taking yang semakin kencang menjelang libur lebaran. Secara historis, pasar akan bergerak lebih sepi daripada biasanya lantaran trader dan manajer investasi sudah mulai berlibur dan mengurangi tindakan agresif dan penuh risiko.

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Galih Gumelar

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
weekly news
Pasar Sepekan: Rusia Tabuh Genderang 'Perang', Market Ikut Bergelombang
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1