Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan aset kripto kompak mengakhiri bulan Februari dengan tersenyum lebar setelah "berdarah-darah" sepanjang bulan ini. Seperti apa lengkapnya? Yuk, simak ulasannya di Rangkuman Pasar berikut!
IHSG menutup sesi perdagangan Jumat (25/2) di level 6.888,17 poin, merangkak 1,03% dibanding sesi perdagangan kemarin.
Pada hari ini, pelaku pasar nampaknya tidak lagi diselimuti keinginan untuk panic selling meski tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina tak kunjung mereda.
Perkembangan terbarunya, pasukan Rusia kini dilaporkan telah menginvasi ibu kota Ukraina, Kyiv. Peristiwa ini terjadi sehari setelah militer Rusia meratakan infrastruktur militer di perbatasan kedua negara.
Merespons hal tersebut, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya pun telah menjatuhkan sanksi finansial kepada Rusia. Nah, reaksi negara-negara barat inilah yang membuat pelaku pasar agak tenang pada hari ini.
Pelaku pasar menilai, tindakan AS yang "hanya" menjatuhkan sanksi bagi Rusia membuka peluang bahwa negara-negara barat tidak ingin intervensi langsung di krisis Ukraina dan Rusia. Sehingga, konflik antara Rusia dan Ukraina kemungkinan besar hanya akan melibatkan dua pihak yang berseteru saja.
Implikasinya, ada potensi bahwa krisis geopolitik ini tak akan begitu memperparah prospek ekonomi global ke depan. Akhirnya, pelaku pasar pun kembali optimistis untuk berkubang di pasar modal.
Sentimen yang sama tak hanya terjadi di bursa domestik, namun juga di bursa saham kawasan Asia. Tengok saja nilai indeks Nikkei 225 dan Kospi yang masing-masing terapresiasi 1,95% dan 1,06% pada hari ini. Hanya saja, di saat yang sama, indeks Hong Kong justru tertekan 0,59% di waktu yang sama.
Baca Juga: Pluang Pagi: Investor Cuek Perang Eropa, Saham AS & Kripto Kembali Jaya
invasi Rusia yang kian ganas ke Ukraina sepertinya mendorong investor asing untuk memindahkan dananya ke negara yang lebih aman dan jauh dari konflik. Mungkin, salah satunya adalah Indonesia. Lihat saja, investor asing mencatatkan nilai beli bersih (net foreign buy) Rp1,06 triliun pada perdagangan hari ini.
Mereka terlihat mengoleksi paling banyak saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) sebanyak Rp828,7 miliar. Tak ketinggalan, mereka juga mengoleksi saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) masing-masing Rp349,7 miliar dan Rp86,6 miliar.
Imbasnya, nilai saham ARTO langsung melejit 5,89% ke level Rp16.175. Di sisi lain, nilai saham BBRI dan SMGR masing-masing lompat 3,64% dan 4,35% di waktu yang sama.
Selain itu, saham emiten tambang pun ikutan naik panggung pada hari ini. Nilai saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), misalnya, naik 10,18% pada hari ini. Tak ketinggalan, nilai saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) pun ikut loncat 9,65% di waktu yang sama.
Mereka kecipratan berkah dari kenaikan harga komoditas, mulai dari batu bara hingga tembaga.
Pada hari ini, harga batu bara di Ice Newcastle mencapai US$270 per ton untuk kontrak Maret atau naik 16,93% dari hari sebelumnya. Sementara itu, harga tembaga pada hari ini bertengger di US$9.915 per ton alias menguat 0,55% dibanding kemarin seiring kekhawatiran mengenai ketatnya suplai dari Rusia.
Tak hanya IHSG, aset kripto pun memasuki akhir pekan kali ini dengan bergaya necis. Melansir Coinmarketcap pukul 17.40 WIB, sembilan dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat masih betah di zona hijau.
Nilai Bitcoin (BTC), misalnya, kini bercokol di US$38.645 per keping alias tumbuh fantastis 9,88% dalam sehari terakhir. Ether (ETH), di sisi lain, juga mengalami pertumbuhan nilai 10,9% ke US$2.615,62 per keping di waktu yang sama.
Altcoin lainnya pun tak mau kalah tampil cemerlang. Nilai XRP, Cardano (ADA), dan Solana (SOL) masing-masing beranjak 8,84%, 10,23%, dan 9.21%. Kemudian, terdapat pula Avalanche (AVAX), Dogecoin (DOGE), dan Polkadot (DOT) yang masing-masing beranjak 10,92%, 9,72%, dan 12,31% di waktu yang sama.
Secara umum, moncernya pasar kripto hari ini disebabkan oleh sikap pelaku pasar kripto yang kembali optimistis setelah AS menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia.
Kemarin, Presiden AS Joe Biden mengumumkan sanksi tambahan kepada Rusia dalam bentuk serangan finansial, di antaranya memblokir bank terbesar Rusia yakni Sberbank dan VTB bank dari sistem keuangan AS. AS juga membekukan aset-aset milik sejumlah bank Rusia yang terdapat di lingkup sistem finansial AS.
Pelaku pasar yakin bahwa sanksi tersebut akan membuat pelaku jasa keuangan atau dunia usaha Rusia untuk mencari sumber pendanaan lain. Salah satunya, mungkin akan berasal dari aset kripto. Alhasil, potensi adopsi kripto di Rusia berpeluang besar benar-benar akan terjadi.
"Jika kondisi finansial Rusia semakin parah, maka investor dari negara tersebut, sekaligus Ukraina dan negara tetangganya, akan menggunakan aset kripto sebagai instrumen simpanan karena terbilang likuid," jelas analis senior FXPro Alex Kuptsikevich seperti dikutip Coindesk.
Kondisi tersebut sejatinya sudah terjadi hari ini. Cointelegraph melaporkan bahwa volume transaksi kripto di platform exchange kripto Ukraina, Kuna, melonjak 200% kemarin.
Selain itu, pasar kripto hari ini boleh saja tersenyum lebar. Namun, aset kripto yang terlihat paling "manggung" pada hari ini adalah Terra (LUNA) yang melonjak 23,62% dalam sehari terakhir.
Pelaku pasar nampaknya kian optimistis dengan LUNA pasca Terra mengumumkan telah menggaet pendanaan US$1 miliar untuk menggunakan BTC sebagai "aset reserve" demi menstabilkan nilai stablecoin-nya yang bernama UST.
Baca juga: Rangkuman Kabar: Harga Minyak Kian Kronis, Metaverse Makin Dijajal Artis
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang.
Bagikan artikel ini