Selamat akhir pekan, Sobat Cuan! Tak terasa sudah kembali memasuki tanggal muda, ya. Untungnya, tanggal muda kali ini makin berkesan setelah beberapa kelas aset menunjukkan performa mumpuninya pekan ini! Yuk, simak ulasannya di Pasar Sepekan berikut!
Pelaku pasar kripto boleh saja tersenyum manis mengakhiri pekan ini. Betapa tidak, hampir seluruh aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat sukses nangkring di zona hijau dalam sepekan terakhir, seperti yang terlihat di tabel berikut.
Secara umum, pelaku pasar tengah melakukan mode akumulasi sejak awal pekan, yang menunjukkan bahwa mereka terlihat cukup bullish dengan pasar kripto pada pekan ini.
Tak hanya itu, pelaku pasar pun nampaknya juga menikmati serangkaian kabar positif di jagat kripto dalam sepekan terakhir. Misalnya, kabar mengenai Goldman Sachs yang menjadi bank pertama penyedia transaksi over-the-counter Bitcoin (BTC) dan niatan Rusia untuk menggunakan BTC sebagai opsi pembayaran transaksi minyaknya.
Namun, seperti yang terlihat pada tabel di atas, Cardano (ADA) dan Dogecoin (DOGE) keluar sebagai bintang utamanya.
Pada pekan ini, nilai ADA meroket 28,45% setelah perusahaan manajer investasi, Grayscale, kini mencantumkan ADA sebagai porsi terbesarnya di portofolio “Smart Contract Platform ex Ethereum Fund”.
Di samping itu, kabar ihwal platform exchange Coinbase yang akan menyediakan staking untuk ADA dan integrasi jaringan Cardano dengan solusi blockchain lapisan kedua Hydra juga mendukung gerak lincah koin tersebut sepanjang pekan ini.
Sementara itu, nilai DOGE melonjak setelah platform exchange Bitcoin of America menambah DOGE di mesin-mesin anjungan tunai mandiri (ATM) yang dimilikinya.
Jika ditilik secara sektoral, maka koin sektor gaming bisa dibilang sebagai juaranya pada pekan ini setelah menghasilkan return hingga 19,5%. Dengan demikian, maka koin Decentralized Finance (DeFi), yang pekan lalu didapuk sebagai koin sektoral dengan kinerja paling mantap, harus menyerahkan tahtanya ke kelompok koin gaming.
Secara lebih detail, motor penggerak kinerja koin gaming kali ini adalah duo Axie Infinity (AXS) dan Enjin Coin (ENJ), yang masing-masing menghasilkan return hingga 46% dan 20,6%.
Sekadar informasi, nilai AXS melonjak setelah sang pengembang membocorkan rencana tampilan seri terbaru Axie Infinity, yakni Axie Infinity: Origin. Selain itu, data Dune Analytics juga menunjukkan bahwa kini pengguna Axie Infinity telah mencapai 207.209 pengguna, alias rekor tertingginya sepanjang masa.
Baca juga: Pluang Insight: Lahan Virtual, Proyek Menggiurkan atau Bakal Gagal Total?
Trio indeks saham AS berhasil undur diri di zona hijau pada pekan ini. Nilai indeks Dow Jones menguat 0,9%, sementara indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing menguat 1,8% dan 2,4% dibanding pekan lalu.
Pergerakan indeks AS pekan ini bisa dibilang cukup mulus lantaran minimnya berita geopolitik yang terlalu signifikan yang dapat mengguncang pasar. Setelah terkoreksi cukup dalam pada pekan-pekan lalu, ketiga indeks Wall Street pun sepertinya juga sudah melakukan priced-in atas rentetan kabar buruk yang sebelumnya bermunculan dari luar negeri.
Namun, fokus utama pelaku pasar justru datang dari dalam negerinya sendiri.
Di awal pekan, pejabat bank sentral AS The Fed hiilir mudik memberikan sinyal bahwa mereka bisa saja menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin demi mengekang inflasi yang telah mencapai titik tertingginya dalam 40 tahun terakhir.
Kenaikan suku bunga acuan yang sangat kencang tentu bisa menyumbat pertumbuhan ekonomi. Di saat-saat seperti itu, pelaku pasar semestinya minggat dari pasar modal dan beralih ke aset yang lebih aman.
Namun, pelaku pasar tampaknya cukup cuek dengan pernyataan tersebut. Sepertinya, mental pelaku pasar sudah kebal mendengar rencana The Fed tersebut, terlebih niatan tersebut tak henti-hentinya digaungkan sejak akhir tahun lalu.
Pluang beranggapan, kencangnya kenaikan suku bunga AS tidak akan terlalu menghantam performa pasar modal lantaran The Fed telah memberikan sinyal yang semakin jelas dan tidak mendadak. Alhasil, para investor di aset berisiko mulai dari saham AS, kripto maupun saham Indonesia sudah tak perlu khawatir lagi akan fluktuasi nilai yang tinggi ke depan.
Harga emas spot mengakhiri pekan ini dengan bertengger di US$1.958,32 per ons, tumbuh 1,88% dari sepekan sebelumnya US$1.922,11 per ons.
Kendati berhasil melaju ke zona hijau, nilai sang logam mulia pekan ini bisa dibilang bergerak jungkat-jungkit. Bahkan, nilainya sempat menyentuh US$1.915 per ons pada Selasa.
Harga emas sempat tertekan di awal pekan setelah tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS menanjak. Hal itu terjadi setelah pejabat bank sentral AS The Fed silih berganti melontarkan rencana untuk mengerek suku bunga acuan lebih tinggi dari 25 basis poin.
Sekadar informasi, kenaikan yield obligasi AS akan meningkatkan opportunity cost dalam menggenggam emas. Sehingga, pelaku pasar pun merasa tidak ada untungnya menggenggam aset yang tak menghasilkan imbal hasil secara periodik seperti emas.
Hanya saja, pelaku pasar ternyata kian getol mengoleksi emas menuju akhir pekan lantaran khawatir bahwa inflasi akan kembali meradang. Adapun kecemasan mereka terhadap inflasi berhulu dari kenaikan harga minyak dunia setelah pengiriman minyak dari Kazakhstan terganggu cuaca buruk.
Selain itu, pelaku pasar juga memborong emas setelah mengantisipasi krisis keamanan antara Rusia dan Ukraina yang tak kunjung usai, bahkan cenderung makin panas.
Pekan ini, AS dan negara sekutunya kembali menjatuhkan sanksi ekonomi ke Rusia. Di waktu yang sama, Ukraina menolak permintaan Rusia untuk menyerah.
Pelaku pasar memang rajin berburu logam mulia sebagai aset safe haven kala inflasi makin kronis dan prospek ekonomi dunia diramal penuh ketidakpastian.
Baca juga: Rangkuman Pasar: IHSG Dilanda Profit Taking, Kripto Masih Tampak 'Amazing'
Setelah diantisipasi pelaku pasar sejak awal tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya bisa parkir di atas level psikologinya level 7.000 poin pada pekan ini. Sang indeks domestik tercatat menutup sesi perdagangan Jumat (19/3) di level 7.002,53 poin, menguat 0,68% dibanding sepekan sebelumnya.
Kendati demikian, pelaku pasar, utamanya investor domestik, melakukan aksi jual atau profit taking yang deras di waktu yang sama. Selain karena nilai IHSG yang sukses merangkak ke puncak terbarunya, aksi ambil untung tersebut dilancarkan pelaku pasar yang tengah "menabung" dana untuk berpartisipasi di penawaran umum perdana (Initial Public Offering) saham teknologi terbesar di Indonesia, yakni GoTo.
Aksi tersebut terbilang wajar karena peristiwa serupa pernah terjadi ketika investor asing dan domestik antusias menanti IPO saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).
Ada kemungkinan, profit taking tersebut bakal terus berlangsung hingga pekan depan. Terlebih, menurut jadwal yang dirilis perusahaan, GoTo rencananya akan mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia pada awal April mendatang.
Selain itu, meski berhasil menembus level 7.000, IHSG sejatinya tak begitu bertenaga dibanding pekan-pekan sebelumnya karena melandainya harga beberapa komoditas.
Kondisi tersebut dapat dimaklumi mengingat sebagian besar penghuni bursa domestik adalah emiten yang berkutat di sektor komoditas. Sehingga, amblasnya harga komoditas tentu akan membuat potensi cuan mereka oleng di masa depan.
Harga komoditas melempem setelah konflik Rusia dan Ukraina diprediksi bakal mereda. Pasalnya, keduanya berniat mau menyelesaikan tensi tersebut melalui jalur damai, meski, hingga saat ini, perkembangannya masih di situ-situ saja.
Hal ini membuat pelaku pasar berpaling dari saham komoditas dan merangsek menuju saham perbankan, sebuah sektor yang diramal bakal kecipratan cuan kala rezim suku bunga tinggi.
Lebih lanjut, investor asing masih agresif dan mencatat aksi beli bersih (net foreign buy) dengan nilai yang tak tanggung-tanggung yakni Rp4,02 triliun di seluruh pasar meski IHSG bergerak kalem pekan ini.
Mereka tetap getol memborong saham-saham saham-saham pelat merah berkapitalisasi besar seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
Di sisi lain, pelaku pasar asing juga paling banyak melego saham PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES).
Setelah melewati level psikologis di 7.000, IHSG pun sewajarnya harus terkonsolidasi di area ini sebelum melanjutkan penguatannya. Untuk saat ini, IHSG pun tertahan di support-nya yakni level 6.991 dan 6.950.
IHSG sendiri sebenarnya berpotensi menembus level 7.032 dan akan melanjutkan penguatannya paling tidak ke level 7.200 poin. Kemudian, jika dilihat dari fenomena rotasi sektor IHSG, maka pendorong laju IHSG di pekan-pekan mendatang seharusnya datang dari sektor perbankan maupun properti lantaran tensi geopolitik yang mulai diacuhkan pelaku pasar.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini