Hidden Bearish Divergence adalah situasi yang kerap bikin trader kebingungan. Lantas, seperti apa ciri-ciri dari pola ini?
Hidden Bearish Divergence pada dasarnya adalah salah satu pola Divergence, yakni sebuah kondisi di mana arah pergerakan harga aset berlawanan dengan indikator momentum harga. Idealnya, tren harga bergerak sesuai dengan momentumnya, sehingga ketika pergerakan harga aset tidak sesuai dengan kondisi ideal tersebut menjadi fenomena yang disebut sebagai divergensi.
Karena divergensi itu terjadi pada saat fase bearish, maka situasi ini pun disebut dengan Bearish Divergence.
Kondisi Divergence umumnya merupakan indikator awal perubahan arah tren harga, baik dari bearish ke bullish maupun sebaliknya. Akan tetapi, kadang pola yang terjadi berikutnya bukanlah reversal melainkan keberlanjutan tren (continuation). Nah, karakter anomali inilah yang kerap membuat trader kesusahan dalam menangkap sinyal dari kondisi Divergence.
Namun, dari peristiwa tersebut, trader pun belajar bahwa Divergence memiliki dua sinyal yang berbeda. Dalam hal ini, Divergence yang mengindikasikan tren reversal disebut dengan Divergence biasa (regular) sementara Divergence yang mencerminkan keberlanjutan tren disebut dengan Divergence tersembunyi (hidden).
Sehingga, jika diambil kesimpulannya, maka Hidden Bearish Divergence adalah sebuah kondisi di mana pergerakan harga aset tidak sesuai dengan indikator momentumnya saat fase bearish. Situasi tersebut nantinya akan mengantar harga aset untuk melanjutkan tren bearish-nya.
Potensi keberlanjutan tren ini sering dibaca keliru oleh trader yang kurang bisa membedakan divergensi "tersembunyi" ini dengan divergensi biasa. Apalagi, Hidden Bearish terjadi pada downtrend dimana trader umumnya mengharapkan adanya reversal.
Oleh karenanya, trader harus memperhatikan pola ini dengan saksama agar tidak terkena perangkap.
Baca Juga: Tips Jual Aset dengan Analisis Bearish Divergence
Hidden Bearish Divergence sendiri merupakan pola yang memerlukan kejelian untuk dapat dikenali. Lantas, seperti apa ciri-cirinya?
Situasi ini terjadi ketika harga aset terus mencetak level tertinggi yang lebih rendah (lower high). Namun, di saat yang sama, indikator momentum, seperti Relative Strength Index (RSI) atau Moving Average Convergence Divergence (MACD) justru merangkak ke level tertinggi yang lebih tinggi (higher high).
Kondisi anomali ini biasanya membuat trader memikirkan dua skenario yang mungkin bakal terjadi.
Pertama, mereka mungkin berpikir bahwa tekanan jual di pasar sudah mulai mereda, sehingga ada kemungkinan akan ada pembalikan harga dari bearish ke bullish. Namun, kedua, mereka juga berpikir bahwa itu adalah saat tepat untuk terus melakukan aksi jual lantaran indikator momentum bergerak ke arah jenuh beli (overbought).
Jika trader meramal skenario kedua, maka ada kemungkinan harga aset semakin bersemangat untuk meneruskan downtrend-nya. Nah, hal inilah yang kemudian tercermin dari Hidden Bearish Divergence.
Situasi ini mengatakan bahwa harga aset sedang berjuang keras untuk mempertahankan level support-nya di tengah potensi reversal. Namun pada akhirnya, pergulatan antara harga dan momentum dimenangkan oleh tren, yakni dengan mengantar harga aset ke fase bearish yang lebih dalam lagi.
Baca Juga: Bagaimana Memanfaatkan Bullish Divergence untuk Serok Cuan Trading?
Terdapat dua indikator analisis teknikal yang paling populer digunakan dalam mengidentifikasi divergensi, yakni RSI dan MACD.
Relative Strength Index (RSI) merupakan chart paling umum digunakan untuk melihat tren harga aset. Chart ini dihitung harian berdasarkan harga pembukaan dan penutupannya.
Level 70 ke atas pada chart RSI mengindikasikan perkembangan harga ke arah positif. Sebaliknya, di level 30 ke bawah, trader mengkategorikan aset sedang overbought.
Sementara itu, pergerakan harga aset di area RSI 50 menjadi perhatian yang menarik karena menentukan arah pergerakan harganya.
Moving Average Convergence DIvergence (MACD) mengalkulasikan pembagian antara Exponential Moving average (EMA) 26 periode dengan EMA 12 periode. Periode yang lebih panjang mewakili tren jangka panjang, sementara tren yang lebih pendek merepresentasikan tren jangka pendek. Keduanya merupakan kombinasi MACD untuk mendapat gambaran momentum.
Hasilnya berupa garis tren MACD yang digunakan bersamaan dengan EMA 9 periode untuk menentukan sinyal jual dan beli. Makanya indikator ini dapat mengidentifikasi terjadinya divergensi.
Hidden Bearish Divergence lebih tepat disebut sebagai marka jalan saat trading. Alih-alih memberi sinyal jual atau beli, pola ini hanya mengabarkan kalau downtrend akan terus berlanjut.
Sehingga, terdapat dua opsi yang bisa dilakukan trader ketika menemukan situasi seperti ini.
Pertama, trader bisa menentukan titik Stop Loss untuk meminimalisasi kerugian saat downtrend berlanjut. Dalam hal ini, para trader biasanya memasang titik Stop Loss di level harga yang sama seperti titik terendah pada "ceruk" yang terbentuk saat divergensi terjadi.
Kedua, trader juga bisa memilih mengakumulasi aset pada pasar yang sedang koreksi tajam, atau biasa disebut buy the dip.
Namun, apapun pilihannya, pastikan kamu tetap jeli dalam membaca situasi ini ya, Sobat Cuan!
Baca Juga: Memahami Istilah Konvergen dan Divergen dalam Trading
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Coingecko, babypips, surgetrader
Bagikan artikel ini