Raksasa streaming Netflix akan merilis laporan keuangannya sebentar lagi. Seperti apa prediksinya? Simak selengkapnya di Pluang Insight berikut!
Netflix (NFLX) adalah perusahaan penyedia jasa streaming video dan rumah produksi hiburan terbesar sejagat yang sudah menjalarkan kegiatan bisnisnya di seluruh dunia kecuali China. Perusahaan yang berasal dari negara bagian California, AS ini awalnya hanya menyediakan penyewaan DVD. Namun, kini Netflix menjelma menjadi salah satu perusahaan penyedia hiburan terbesar di dunia yang memiliki 231 juta pelanggan di 190 negara.
Netflix selama ini menawarkan hiburan dalam bentuk serial televisi, film dan pernainan dari berbagai genre dan bahasa. Untuk menikmati konten-konten tersebut, pelanggannya wajib membayar biaya langganan per bulannya, yang juga menjadi sumber pendapatan utama perusahaan.
Di samping itu, Netflix juga menyediakan konten pihak ketiga (third party) bagi produk komputer personal, TV pintar (smart TV), dan pada beberapa gawai seperti tablet, konsol video game, Chromecast, Roku, dan Apple TV.
Netflix diketahui mencetak pertumbuhan pendapatan rata-rata sebesar 18,9% per tahun dalam lima tahun terakhir.
Hal ini terjadi karena perusahaan berhasil menggaet pelanggan per tahunnya dan akhirnya mencatat rata-rata pertumbuhan pendapatan per pengguna (Average Revenue per User/ARPU) sebesar 4,5% per tahun sejak 2017.
Kondisi tersebut pun dapat dimaklumi. Sebagai perusahaan VOD atau Video on Demand, Netflix hampir mengoleksi seluruh pendapatannya dari biaya langganan. Sehingga, wajar saja jika kenaikan jumlah pengguna berdampak signifikan bagi pundi-pundi pendapatan perseroan.
Kendati mencatat konsistensi pertumbuhan pendapatan, Netflix rupanya membukukan kinerja laba yang cukup fluktuatif, utamanya di 2021 dan 2022.
Pada 2021, laba Netflix tumbuh kencang karena pandemi COVID-19 memaksa masyarakat untuk terkungkung dalam kediamannya. Momentum ini pun dimanfaatkan Netflix untuk meluncurkan beberapa konten menarik di tahun itu seperti Squid Game, The Witcher, Cobra Kai, dan Money Heist.
Namun, prestasi serupa sayangnya tidak terjadi setahun berikutnya. Ketika mobilitas masyarakat kembali normal seiring meredanya pandemi COVID-19, Netflix pun mengalami perlambatan pertumbuhan jumlah subscribers dan, mau tak mau, menghantam pertumbuhan labanya. Hal itu pun diperparah dengan membengkaknya biaya riset dan pengembangan perusahaan sebesar 19% di tahun tersebut.
Baca Juga: Pluang Insight: Dihujam Segudang Tantangan, Pendapatan Netflix Tetap Menawan!
Netflix akan merilis laporan keuangannya di kuartal I 2023 pada Rabu (19/4). Pada tanggal perilisan tersebut, sejumlah analis memprediksi bahwa perusahaan akan membukukan pertumbuhan pendapatan yang ajek lantaran pertumbuhan penggunanya juga terbilang masih kuat.
Lembaga investment bank JPMorgan, misalnya, menaksir bahwa Netflix akan memiliki 234 juta pelanggan di akhir kuartal I 2023 atau tumbuh 5,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sebagai imbasnya, Netflix pun akan menghimpun pendapatan US$8,26 miliar atau naik 5% dari kuartal I tahun lalu.
Hanya saja, JPMorgan juga meramal bahwa Netflix akan mencatat laba per saham US$2,85 per lembar di kuartal lalu atau menyusut dari US$3,53 di periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun biang kerok atas penurunan tersebut adalah menggembungnya beban pemasaran dan riset dan pengembangan perusahaan.
Baca Juga: Pluang Insight: Bank of America Siap Tampil Menawan Berkat Kenaikan Bunga Acuan
Selain meramal performa keuangan Netflix di kuartal lalu, sejumlah analis juga menaksir sejumlah tantangan dan berkah yang bakal didapatkan Netflix di sepanjang tahun ini.
Dari segi tantangannya, Netflix diramal akan membukukan perlambatan pertumbuhan jumlah subscribers secara kuartalan lantaran perusahaan akan memperkenalkan program paid sharing di triwulan ini. Sekadar informasi, paid sharing adalah kebijakan di mana pelanggan Netflix multiakun harus membayar ekstra jika salah satu anggotanya kedapatan menonton Netflix di luar rumah.
Sejauh ini, program paid sharing baru diluncurkan di Kanada. Hanya saja, kebijakan ini menimbulkan reaksi keras dari pengguna internet. Tengok saja, jumlah pencarian "cancel Netflix" di mesin pencari Google tiba-tiba melonjak usai pengumuman implementasi kebijakan tersebut.
Nah, dengan demikian, wajar saja jika program paid sharing kemudian dianggap sebagai batu sandungan bagi pertumbuhan jumlah pelanggan perusahaan ke depan. JPMorgan pun memprediksi bahwa Netflix akan mencetak pertumbuhan subscribers triwulanan sebanyak 1 juta akun di kuartal II atau anjlok dari 3,25 juta akun di kuartal I 2023.
Kendati demikian, untungnya, investor sepertinya memilih bergeming dengan isu tersebut. Jika melihat pergerakannya sepanjang tahun ini, maka harga saham Netflix rupanya cepat pulih dan membentuk J Curve usai pengumuman paid sharing.
Namun, di saat yang sama, analis juga memandang bahwa Netflix akan kecipratan berkah dalam bentuk tambahan pendapatan iklan. Hal ini merupakan imbas positif dari peluncuran paket terbaru mereka yang bernama Basic with Ads. Yakni, sebuah paket nonton di mana pelanggannya bisa membayar biaya langganan lebih murah dari paket-paket Netflix lainnya, seperti paket Basic, Standard, dan Premium, namun diselingi tayangan iklan.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, konsensus analis tetap memprediksi bahwa subscribers perusahaan masih bisa tumbuh 8,7% di akhir 2023. Implikasinya, analis pun memberikan peringkat BUY bagi saham Netflix dengan target harga US$366, atau potensi keuntungan 8,1% dari posisi harga saat ini.
Rating BUY disematkan meski valuasi Netflix yang saat ini berada di 26,9x P/E terbilang 15% lebih mahal dibandingkan kompetitornya dari kompetitornya seperti Walt Disney, Paramount, Warner Bros dan Fox Corp.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta ratusan aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini