Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Leveragearrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Berita & Analisis

Pluang Insight: Gimana Prospek Saham AMD di Tengah Kompetisi Sengit Pasar Prosesor?

Pluang Insight: Gimana Prospek Saham AMD di Tengah Kompetisi Sengit Pasar Prosesor?

6 Oct 2022, 7:05 AM·Waktu baca: 5 menit
Kategori
Pluang Insight: Gimana Prospek Saham AMD di Tengah Kompetisi Sengit Pasar Prosesor?

Pasar persaingan prosesor semakin ketat lantaran dijejali pemain kelas kakap. Lantas, bagaimana posisi AMD dalam kompetisi tersebut dan bagaimana prospek usahanya ke depan? Simak selengkapnya di sini!

Sekilas Tentang AMD

Advanced Micro Devices (AMD) adalah produsen chip semikonduktor yang biasa digunakan sebagai komponen utama perangkat komputer dan produk elektronik retail.

Secara umum, perusahaan yang berbasis di Santa Clara, negara bagian California, Amerika Serikat tersebut memfokuskan produknya untuk menjadi elemen utama dalam unit pemrosesan grafis (GPU) dan pusat pengolahan masukan (CPU) bagi perangkat elektronik di segmen ritel dan pusat data.

Sebagai contoh, Sobat Cuan pasti kenal dengan mesin video game Sony Playstation dan Microsoft Xbox bukan? Nah, kedua mesin permainan tersebut menggunakan chip besutan AMD sebagai motor utamanya.

Lebih lanjut, sejak berdiri 1969 silam, AMD melancarkan banyak sekali aksi korporasi untuk melebarkan sayap bisnisnya.

Misalnya, pada 2006 lalu, AMD mengakuisisi produsen prosesor grafis dan chipset asal Kanada, ATI Technologies, demi mendongkrak posisi mereka sebagai pemain utama di segmen komputer pribadi (PC).

Sementara di tahun ini, perseroan juga mencaplok produsen semikonduktor Xilinx, yang juga pemimpin pasar chip berkategori field-programmable gate array (FPGA), sebagai upaya penetrasi ke pasar segmen data center.

Perkembangan Terkini AMD

Kabar terbarunya, AMD baru saja merilis seri prosesor teranyarnya bernama Zen 4-based Ryzen 7000 Series yang menyasar pengguna di segmen CPU.

Prosesor ini digadang punya kecepatan pemrosesan data yang lebih menakjubkan dibandingkan seri sebelumnya, Zen 3 Ryzen 5000. Apabila ditilik lebih lanjut, prosesor seri Zen 4-based 7000 memiliki tingkat instruction per clock (IPC) 13% lebih tinggi dan performa per daya energi 27% lebih baik dibanding seri 5000.

Bahkan, beberapa pengamat teknologi mengatakan, performa prosesor Ryzen seri 7000 sejatinya terbilang lebih unggul dibanding produk kompetitornya, Intel, yakni Intel Alder Lake. Mereka mengatakan, Ryzen seri 7000 milik AMD memiliki performa kecepatan 10% dan 35% lebih baik untuk masing-masing koneksi tunggal (single thread) dan koneksi jamak (multi thread) daripada Intel Alder Lake.

Prosesor AMD Ryzen 7950x. Sumber: Tomshardware/AMD

 

Meski dibekali keunggulan yang mumpuni, AMD Ryzen 7000 ternyata kurang mampu menggaet animo masyarakat. Pasalnya, Intel juga berencana merilis seri prosesor terbarunya Raptor Lake pada 20 Oktober mendatang.

Hanya saja, di saat yang sama, pecinta teknologi juga waswas terhadap kemungkinan penarikan peredaran (recall) produk Raptor Lake, sebuah insiden yang sempat menimpa produk Alder Lake pasca peluncurannya November tahun lalu.

Lebih lanjut, AMD juga memperkenalkan desktop dan motherboard terbaru yang bisa dibeli mulai bulan ini demi memaksimalkan performa Ryzen seri 7000. Lantas, seperti apa detail dari seri prosesor terbaru AMD? Berikut ringkasannya!

Baca Juga: Pluang Insight: NVIDIA Siap Rilis Produk Anyar, Gimana Prospek Sahamnya?

Prospek & Risiko AMD Selepas Lempar Produk Anyar

Bagi perusahaan teknologi, inovasi adalah kunci nomor wahid untuk terus mendulang cuan di masa depan. Sehingga, peluncuran produk-produk baru semestinya bisa menjadi katalis positif bagi kinerja keuangan perusahaan.

Kendati demikian, bukan berarti AMD akan menempuh jalan mulus demi menggapai keinginan tersebut. Apa alasannya?

Secara historis, AMD menggaet sekitar 50% pendapatan mereka dari penjualan core komputer segmen retail. Namun, permintaan akan komputer dan perangkat teknologi sangat tergantung dengan kondisi makroekonomi. Sayangnya, kondisi makroekonomi global saat ini terbilang amburadul.

Sebagai contoh, bank sentral global tengah getol mengerek suku bunga acuannya. Kondisi itu tentu akan berimbas ke kenaikan bunga kredit dan ujungnya melemahkan niat konsumsi masyarakat.

Tak ketinggalan, inflasi tinggi juga sedang menjadi momok bagi beberapa negara. Jika daya beli masyarakat pas-pasan, maka mereka tentu tak kepikiran mengganti alat-alat elektronik yang umumnya berharga mahal. Akibatnya, permintaan terhadap chip semikonduktor AMD bisa ikut kena getahnya.

Bahkan, lembaga keuangan JP Morgan juga meramal bahwa permintaan komputer akan melandai belasan persen dibanding tahun sebelumnya di akhir tahun ini, lebih dalam dibanding estimasi awal yakni persentase satu digit. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi Amerika Utara dan indikasi pelemahan permintaan teknologi penyimpanan awan di China.

Selain perkara makroekonomi, tantangan lain datang dari sengitnya persaingan usaha antar produsen chip semikonduktor.

Di satu sisi, AMD telah mempertajam daya saingnya di segmen CPU dan GPU melalui seri Ryzen, EPYC, dan Radeon. Memang, upaya tersebut berhasil mendongkrak pangsa pasar AMD di segmen-segmen tersebut. Namun, pelaku pasar masih sangsi terhadap kemampuan AMD dalam menambah ceruk pangsa pasarnya. Apalagi, pesaing AMD di kelas ini terbilang cukup berat, yakni Intel dan NVIDIA.

Jika memang AMD berkeinginan untuk memperluas porsi pangsa pasarnya, maka hal yang perusahaan perlu lakukan ke depan adalah investasi jumbo pada kegiatan riset dan pengembangan.

Intinya, AMD boleh saja terus berinovasi. Namun, perusahaan tetap tak dapat memungkiri tantangan dari segi persaingan bisnis dan mendungnya makroekonomi.

Baca Juga: Pluang Insight: Faktor Makroekonomi Apa Saja yang Pengaruhi Pasar Kripto?

Apakah Saham AMD Layak Dikoleksi?

Namun, terlepas dari seluruh perkara tersebut, Sobat Cuan sejatinya boleh banget jika ingin mengoleksi saham AMD. Sebab, selain menawarkan produk unggul dibanding musuh-musuhnya, nilai saham AMD juga lagi murah-murahnya.

Apabila menilik berdasarkan rasio pendapatan per harga saham (Price-to-Earning Ratio atau rasio P/E), maka valuasi saham AMD saat ini berada di 28,5x P/E atau 61,4% lebih rendah dibanding rerata valuasi sahamnya sebesar 74x P/E dalam lima tahun terakhir. Apalagi, valuasi saham AMD juga diprediksi akan turun ke 13,8x P/E di tahun depan.

Sejatinya, valuasi AMD masih terbilang mahal jika dibanding rerata saham sektor chip semikonduktor yakni 13,4x P/E. Namun, melihat inovasi AMD dan upayanya untuk terus merebut pangsa pasar prosesor, maka nilai saham AMD yang premium itu sejatinya terbilang wajar.

Sementara itu, jika ditinjau dari sisi keuangannya, laju pendapatan dan laba AMD diramal kinclong di semester II tahun ini.

Pasalnya, tren penggunaan teknologi awan pada data center yang masih berlangsung akan mendorong pelaku industri tersebut untuk terus meng-upgrade perangkatnya menjadi lebih canggih, salah satunya adalah dengan menggunakan produk AMD. Di samping itu, AMD juga diharapkan bisa memetik buah atas akuisisi Xilinx di semester ini.

Nah, berdasarkan faktor-faktor tersebut, pelaku pasar meramal pendapatan AMD akan mencapai US$6,81 miliar di kuartal III 2022, meningkat 4% dibanding triwulan sebelumnya. Nilai laba per saham AMD juga diprediksi bakal mencapai US$1,05 per lembarnya.

Tapi, tetap saja selalu muncul risiko di setiap peluang. Dalam kasus AMD, pelaku pasar saat ini mecemaskan utang jangka panjang perseroan yang membengkak dari US$1,47 miliar di kuartal I 2022 menjadi US$2,46 miliar di triwulan sebelumnya.

Mengingat suku bunga kredit yang terus naik, maka ada kemungkinan beban bunga utang perseroan juga akan menggembung. Kondisi ini ditakutkan akan menyumbat arus kas perseroan.

Tapi, Pluang justru beranggapan bahwa utang AMD masih dalam taraf yang tak membahayakan jika melihat dari rasio utang terhadap ekuitasnya yang saat ini di angka 4%. Artinya, nilai utang AMD masih rendah jika dibandingkan dengan ekuitas perusahaan. 

Dengan demikian, AMD bisa dibilang masih mampu menampilkan performa keuangan terbaiknya meski kondisi makroekonomi global sedang berantakan. Berbasiskan pendapat tersebut, JP Morgan menargetkan harga saham AMD di US$120 per lembar pada Desember 2023 atau tumbuh 76,7% dibanding harga penutupan Rabu (4/10).

Kalau kamu bagaimana Sobat Cuan? Apakah ikut tertarik koleksi saham AMD?

Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 dan Nasdaq index futuresSaham AS, serta lebih dari 140 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Ditulis oleh
channel logo

Marco Antonius

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar