Berita Pilihan Hari Ini
1. Evercore Sebut Sekarang Saat Tepat Koleksi Saham Amazon
- Lembaga investment bank Evercore mengatakan bahwa sekarang adalah saat yang tepat untuk mengoleksi saham raksasa belanja daring Amazon.com ($AMZN) meski nilainya sudah luntur 13% dari penutupan tertinggi terbarunya.
- Dalam catatannya kepada investor kemarin, Evercore beralasan bahwa saham Amazon masih dianggap sebagai “saham berkualitas tinggi” yang seharusnya bisa dipertimbangkan investor dalam jangka panjang.
- Pendapat itu didasarkan pada argumen bahwa Amazon bakal tetap mendominasi industri e-commerce AS meski kini marak perusahaan serupa asal China yang ingin menggeser posisinya, sebut saja Shein dan Temu.
- Apalagi, menurut survei yang dihimpun Evercore, sebanyak 92-94% konsumen e-commerce masih taat berbelanja di Amazon sehingga posisinya sebagai raja belanja daring diharapkan tak akan pudar dengan cepat.
Valuasi & Insight :
Berdasarkan harga penutupan 28 September 2023, AMZN telah diperdagangkan pada level 32,5 x PE-nya setahun terakhir atau lebih tinggi dari rata-rata kompetitor di 14,8 x. Konsensus memberikan fair value harga saham AMZN di angka US$ 173,58 dengan potensi kenaikan sebesar 37,8% dalam setahun kedepan.
Transaksi Saham AMZN di Sini!
2. Tesla Dituduh Jual Mobil ‘Setengah Matang’
- Sebuah tim kuasa hukum menuduh produsen mobil listrik Tesla Inc. ($TSLA) telah sengaja memasarkan unit-unit mobil yang masih memasuki tahap uji coba. Tim pengacara tersebut melayangkan tuduhan yang dimaksud setelah kliennya mengalami kecelakaan yang diduga disebabkan oleh kecacatan di sistem swakemudi Tesla.
- Dalam sebuah persidangan di pengadilan negara bagian California kemarin, salah satu anggota tim kuasa hukum Jonathan Michaels mengatakan bahwa mereka mewakili Micah Lee, salah satu pemilik Tesla Model 3 yang meninggal pada 2019 lalu setelah mobil yang ditumpanginya mendadak ngebut dengan kecepatan 105 kilometer per jam dan menghantam pohon palem di Los Angeles, negara bagian California.
- Ia mengatakan, kala itu, Lee memiliki Tesla Model 3 dengan harga US$6.000 dan diklaim memiliki fitur swakemudi. Namun, Michaels menganggap bahwa mobil yang dikendarai Lee masih berupa versi “beta” dan bukan versi final, sehingga Tesla semestinya sadar bahwa mobil yang dipasarkannya masih memiliki kecacatan sistem swakemudi.
Valuasi & Insight :
Berdasarkan harga penutupan 28 September 2023, TSLA telah diperdagangkan pada level 6,4 x EV/Revenue-nya setahun terakhir atau lebih tinggi dari rata-rata kompetitor di 1,7 x. Konsensus memberikan fair value harga saham TSLA di angka US$ 267,98 dengan potensi kenaikan sebesar 8,8% dalam setahun kedepan.
Transaksi Saham TSLA di Sini!
3. Dihujani Puja-Puji dari Petinggi Microsoft, Saham AMD Lompat 4%
- Nilai saham produsen chip semikonduktor AMD ($AMD) loncat 4,78% pada penutupan perdagangan kemarin usai namanya disebut-sebut oleh salah seorang petinggi Microsoft di dalam sebuah perhelatan.
- Pada acara Code Conference di AS kemarin, direktur teknologi Microsoft Kevin Scott menyebut AMD secara konsisten mengembangkan Graphic Processing Unit (GPU) yang “menjanjikan”. Hal itu membuatnya yakin bahwa chip besutan AMD akan berperan penting di industri komputer dalam beberapa tahun mendatang.
Valuasi & Insight (AMD) :
Berdasarkan harga penutupan 28 September 2023, AMD telah diperdagangkan pada level 27,1 x PE-nya setahun terakhir atau lebih tinggi dari rata-rata kompetitor di 23,2 x. Konsensus memberikan fair value harga saham AMD di angka US$ 140,46 dengan potensi kenaikan sebesar 36,7% dalam setahun kedepan.
Transaksi Saham AMD di Sini!
Valuasi & Insight (MSFT) :
Berdasarkan harga penutupan 28 September 2023, MSFT telah diperdagangkan pada level 27,6 x PE-nya setahun terakhir atau lebih tinggi dari rata-rata kompetitor di 24,7 x. Konsensus memberikan fair value harga saham MSFT di angka US$ 396,17 dengan potensi kenaikan sebesar 26,3% dalam setahun kedepan.
Transaksi Saham MSFT di Sini!
4. Goldman Sachs Wanti-wanti Penurunan Return S&P 500
- Lembaga investment bank Goldman Sachs mengatakan bahwa return indeks S&P 500 bakal berada di bawah rata-rata jika ia akhirnya menembus ke bawah level rata-rata 200 hari terakhirnya (200-day Moving Average), yakni 4.195.
- Goldman Sachs mendasarkan analisis tersebut pada data historis yang menunjukkan bahwa nilai imbal hasil S&P 500 selalu berada di bawah rata-ratanya selama satu, tiga, enam, dan 12 bulan sejak nilainya tenggelam di bawah level 200-day Moving Average.
- Sebagai contoh, Goldman Sachs mencatat bahwa return indeks paling bonafide sejagat ini hanya sebesar 3% dalam kurun enam bulan setelah nilainya menembus ke bawah level 200-day Moving Average-nya. Padahal, jika nilai S&P 500 tidak menerobos ke bawah titik tersebut, maka rata-rata return yang dihasilkan semestinya bisa sebesar 5%.
- Asal tahu saja, nilai indeks S&P 500 belakangan tengah menjadi sorotan lantaran nilainya terus tiarap sejak awal September. Dalam sebulan terakhir, nilai indeks S&P 500 bahkan goyah 4,4%, tepatnya dari 4.497,63 menjadi 4.299,7.
Transaksi Indeks S&P500 di Sini!
Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!