Trading adalah kegiatan yang punya risiko sangat tinggi. Namun, selain perkara fluktuasi harga, apa saja jenis risiko trading lainnya?
Trading adalah kegiatan mencari cuan dengan melakukan kegiatan jual-beli aset di jangka pendek.
Dengan kata lain, sang trader bisa meraih keuntungan jika ia berhasil membeli aset di harga menarik dan kemudian menjualnya kembali di level harga yang lebih baik. Hanya saja, trader juga bisa ketiban rugi jika ia menjual aset dengan harga di bawah level harga belinya.
Hanya saja, risiko trading tidak hanya terletak pada risiko kerugian semata. Kegiatan ini ternyata punya potensi risiko yang cukup beragam, sehingga trader pun harus punya strategi dan trading plan yang matang sebelum melakukannya.
Lantas, apa saja potensi risiko yang bisa muncul dalam trading?
Baca Juga: Apa Saja Dua Jenis Kerugian Umum dalam Trading?
Memilih broker yang salah bisa meningkatkan risiko trading. Pasalnya, jika broker trading yang dipilih bukanlah broker resmi atau berizin, maka trader tidak memiliki jaminan bahwa modal tradingnya bakal tetap aman jika suatu saat broker tersebut mengalami masalah.
Selain itu, jika broker itu tak berizin, maka ada kemungkinan trader akan melakukan jual-beli aset dengan harga yang tidak wajar. Bukannya untung, tapi malah buntung yang didapat.
Makanya, dalam hal ini, Sobat Cuan perlu memilih broker yang terdaftar di regulator agar merasa aman dan nyaman dalam melakukan trading.
Sebagai contoh, jika kamu ingin trading saham, maka kamu harus melakukannya melalui trader yang sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sementara itu, kamu juga perlu memastikan bahwa pialang yang kamu pilih sudah terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) jika kamu ingin trading komoditas, produk berjangka, atau aset kripto.
Baca Juga: Jangan Bingung, Simak 7 Cara dalam Memilih Aplikasi Trading Terbaik!
Dalam trading, trader akan dihadapkan pada fluktuasi harga aset. Fluktuasi tersebut kadang terjadi dengan laju lambat atau bahkan terjadi dalam tempo yang sangat cepat. Selain itu, fluktuasi itu bisa terbilang kerdil atau bahkan bersifat sangat signifikan.
Ketika menghadapi peristiwa seperti ini, kondisi psikologis trader pasti bergejolak. Ada kalanya, fluktuasi harga yang kencang membuat trader kelabakan sehingga ia pun membuat keputusan yang tergesa-gesa didasarkan pada kondisi emosinya saat itu. Bahkan, ia bisa jadi juga mengambil keputusan trading karena "latah" mengikuti trader lainnya di pasar.
Hanya saja, hal itu bukanlah keputusan tepat. Pasalnya, keputusan itu hanya akan menjeremuskan trader ke kerugian yang lebih parah lagi. Sehingga, trader disarankan untuk selalu mengambil keputusan dengan kepala dingin dan berdasarkan analisis serta perhitungan yang matang.
Sobat Cuan perlu memahami bahwa yang namanya fluktuasi harga aset sangat dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran di pasar. Kondisi permintaan dan penawaran itu sejatinya disebabkan oleh berbagai sentimen, misalkan sentimen makroekonomi.
Dalam trading saham, misalnya, kondisi pasar saham bisa berubah lesu jika ada pengumuman kenaikan suku bunga acuan atau perilisan data ekonomi yang buruk. Nah, risiko-risiko yang memperburuk sentimen harga aset itulah yang kemudian disebut dengan risiko pasar.
Risiko pasar adalah ancaman yang tidak bisa dihindari ketika melakukan trading. Sehingga, trader pun harus pintar-pintar memilih keputusan jika ingin terhindar dari risiko tersebut.
Risiko timing adalah risiko yang muncul ketika pelaku pasar salah memilih waktu untuk masuk atau keluar dari pasar.
Risiko ini berkaitan dengan risiko pasar. Namun, bukan berarti risiko pasar adalah satu-satunya faktor yang mempengaruhi risiko timing.
Ada kalanya, trader salah mengambil waktu keluar-masuk trading karena analisis yang keliru. Atau, bisa jadi kesalahan timing itu muncul karena trader lambat dalam menangkap momentum.
Oleh karenanya, demi menanggulangi risiko ini, trader perlu membekali dirinya dengan ilmu analisis teknikal yang mapan.
Pasar aset setiap harinya dipenuhi oleh kabar-kabar terkini yang mampu menjadi sentimen permintaan dan penawaran aset tersebut.
Hanya saja, tak semua kabar tersebut adalah kabar valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Bahkan terkadang, kabar itu sengaja diembuskan oleh sekelompok trader tertentu agar mereka bisa mendulang cuan tinggi.
Jika trader mengonsumsi kabar tersebut tanpa kehati-hatian, maka ia bisa terjebak dalam mengambil keputusan yang salah. Sehingga, ada baiknya trader selalu mengonfirmasi kabar yang beredar di pasar terlebih dulu sebelum mencernanya.
Baca Juga: Apa Saja 7 Strategi Dasar Trading yang Umum?
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: HSB
Bagikan artikel ini