Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bikin investor gigit jari pada hari ini. Di sisi lain, investor kripto justru berpesta pora gara-gara beberapa kinerja aset kripto sudah mulai menghijau! Yuk, simak selengkapnya di Rangkuman Pasar berikut!
IHSG pamit di level 6.568,17 poin alias anjlok 1,31% pada sesi perdagangan Selasa (25/1), merosot 1,31% dibanding kemarin. Nasib IHSG di akhir sesi sejatinya agak mendingan mengingat sang indeks domestik sempat merosot 1,97% di pertengahan sesi.
Ada banyak sentimen yang menghantam laju IHSG hari ini. Namun, sentimen paling utamanya adalah maraknya penyebaran virus COVID-19 Omicron di Indonesia.
Pemerintah mencatat bahwa kasus harian baru COVID-19 sudah mencapai 2.927 kasus per 24 Januari, serupa dengan level September 2021 kemarin. Investor takut bahwa menanjaknya jumlah kasus COVID-19 di dalam negeri bakal bikin pertumbuhan ekonomi domestik terganggu. Akibatnya, mereka pun agak social distancing dengan pasar modal hari ini.
Tak hanya itu, pelaku pasar sepertinya juga memilih wait and see terkait hasil rapat FOMC bank sentral AS The Fed malam nanti. Mereka menanti detail pengetatan kebijakan moneter The Fed setelah risalah rapat FOMC Desember (minutes of meeting) menunjukkan bahwa otoritas moneter tersebut akan bersikap ultra hawkish sepanjang tahun ini.
Beberapa pihak, seperti Goldman Sachs, memperkirakan bawa The Fed bakal mengerek suku bunga acuannya hingga empat kali pada tahun ini. Pelaku pasar jelas saja menjadi cemas, karena lonjakan suku bunga akan bikin dana investor asing 'pulang kampung' ke AS. Akibatnya, kinerja pasar modal domestik ke depan mengalami instabilitas.
Ketakutan pelaku pasar bukannya tidak beralasan. Berkaca pada 2013 silam, yakni tahun ketika The Fed mengetatkan likuiditas dan mengerek suku bunga acuannya, pasar keuangan di tanah air sempat bergejolak. Terjadi migrasi dana asing dalam skala besar yang akhirnya sempat membuat “kering” sektor keuangan.
Baca juga: Pluang Pagi: Kripto Mulai Bersemi, Saham AS Masih Tak Bernyali
Kinerja iHSG yang memble nampaknya tak menghalangi niatan investor aisng untuk memborong saham domestik. Buktinya, pada hari ini, investor asing terpantau melakukan aksi beli bersih (net foreign buy) sebanyak Rp103,39 miliar di seluruh pasar.
Mereka terpantau memburu saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebanyak Rp123,3 miliar dan saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebesar Rp121,7 miliar. Tak ketinggalan, mereka juga mengoleksi saham PT Astra International Tbk (ASII) sebanyak Rp69,5 miliar.
Hanya saja, di saat bersamaan, asing juga terlihat melepas saham-saham bank jumbo dan diduga menjadi biang kerok buruknya kinerja IHSG pada hari ini.
Tengok saja aksi investor asing yang melego saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebanyak Rp189,5 miliar. Mereka juga 'cuci gudang' saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Jago Tbk (ARTO) masing-masing sebesar Rp147,6 miliar dan Rp88,3 miliar.
Alhasil, pergerakan saham bank jumbo yang biasanya mendongkrak IHSG semakin tidak lincah. Nilai saham ARTO amblas 6,95% ke level Rp17.075 per saham, sementara nilai saham BBCA dan BMRI masing-masing ambruk 0,32% dan 1,21% di waktu bersamaan.
Panorama berbeda justru terjadi di pasar aset kripto. Melansir Coinmarketcap pukul 17.34 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar kini kembali singgah di zona hijau dalam 24 jam terakhir.
Nilai Bitcoin (BTC) bertengger di US$36.537 per keping, tumbuh mengesankan 8,07% dalam sehari terakhir. Kemudian, nilai pesaing terdekatnya Ether (ETH) ikut tumbuh 7,6% ke level US$2.429 di waktu yang sama.
Kondisi serupa juga dialami geng altcoin lainnya. Nilai Cardano (ADA), Solana (SOL), dan Terra (LUNA) masing-masing lompat 5,11%, 11,45%, dan 9,7%. Kemudian, nilai Dogecoin (DOGE), Polkadot (DOT) dan Avalanche (AVAX) masing-masing juga terbang 5,41%, 11,09%, dan 12,15%.
Secara umum, kinerja apik pasar kripto kali ini disebabkan oleh kinerja BTC yang kembali berjaya. Melansir Cointelegraph, investor kembali selera berkubang di pasar kripto setelah investor institusi ternyata kembali mengalirkan dananya ke pasar BTC. Kuat dugaan, hal ini mungkin didorong oleh aksi borong investor mumpung harga BTC sedang murah (buy the dip).
Selain itu, dari sisi teknikal, Coindesk melaporkan bahwa indikator Relative Strength Index (RSI) beberapa aset kripto sudah menyentuh level oversold terendahnya. Sehingga, aksi beli memang tak dapat dipungkiri akan terjadi setelahnya.
Di samping itu, beberapa analis juga mengaitkan performa jitu aset kripto sore ini dengan rebound-nya indeks saham AS. Sekadar informasi, trio indeks saham AS kemarin kembali nangkring di zona hijau setelah terjerembab di awal pekan.
Namun, di tengah kinerja 'ijo royo-royo' pasar kripto, Fantom (FTM) menjadi bintang utama dengan mencetak pertumbuhan nilai 21,02% dalam sehari terakhir. Hal ini terjadi setelah Fantom memproses 1,2 juta transaksi kemarin setelah komunitas kripto berburu cuan dengan staking aset kriptonya di jaringan tersebut.
Baca juga: Rangkuman Pasar: IHSG Apes, Nasib Kripto Makin Ngenes!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini