Delapan kali dalam satu tahun, bank sentral AS menghelat rapat pengambil kebijakan moneter atau disebut dengan FOMC. Risalah rapat tersebut menghasilkan minutes of meeting, yang adalah rekaman detail mengenai perhelatan paling mendebarkan di dunia.
Biasanya, risalah ini dirilis selang dua minggu setelah rapat tersebut. Para trader, ekonom, spekulan hingga pembuat kebijakan akan meneliti dengan seksama jalannya rapat FOMC untuk mencari wangsit.
Tak main-main, tiap kali minutes of meeting dirilis, market bisa terguncang lho, Sobat Cuan. Jadi, seperti apa rincian mengenai risalah rapat satu ini?
Baca juga: Masih Belum Paham Beda DeFi vs CeFi? Yuk, Belajar di Artikel Ini!
Federal Reserve System atau The Fed merupakan bank sentral Amerika Serikat. Sebagai lembaga pencetak dolar AS, tentu saja pengaruhnya sangat besar kepada perekonomian dunia.
Sebanyak delapan kali dalam setahun, The Fed akan menggelar rapat rutin untuk menentukan nasib pasar terbukanya melalui kebijakan moneter. Jika dibutuhkan, intensitas rapat juga bisa ditambah jadi tiap bulan atau lebih. Rapat itu bernama Federal Open Market Committee atau FOMC.
FOMC diikuti oleh 12 anggota, yakni 7 dewan gubernur The Fed, Presiden Federal Reserve Bank of New York, dan 4 dari 7 Presiden Federal Reserve Bank lainnya secara bergantian. Secara tradisi, rapat ini dipimpin oleh pimpinan The Fed yang saat ini dijabat oleh Jerome Powell. Sementara wakilnya ialah Presiden Federal Reserve Bank of New York yang saat ini dijabat oleh John C. Williams.
Pembahasan mengenai arah kebijakan jangka pendek di dunia moneter Amerika Serikat adalah inti dari FOMC. Selain itu, pembelian dan penjualan surat utang, juga strategi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, dibahas di sana.
Para anggota saling melontarkan pendapatnya selama rapat FOMC. Hal mengenai perkembangan ekonomi dunia, pasar tenaga kerja, arah kebijakan moneter yang menguntungkan bagi masing-masing wilayah didiskusikan. Berbagai indikator perekonomian terbaru pun dijadikan tolok ukur.
Di akhir rapat, para anggota berkesempatan untuk menggunakan hak suaranya guna menentukan arah kebijakan moneter periode selanjutnya.
Baca juga: Apa Itu Centralized Market?
Lantaran perannya yang sentral, rapat ini menjadi subjek dari spekulasi di pasar modal Wall Street. Seluruh mata menyimak apa dan bagaimana setiap hal disampaikan dalam forum tersebut.
Nyatanya, hasil rapat FOMC memang sangat penting. Kebijakan seperti quantitative easing, tapering off hingga rencana kenaikan suku bunga acuan The Fed atau Fed Funds Rate (FFR) diputuskan disini.
Disamping hal-hal fundamental yang diumumkan FOMC, hal-hal mendetail juga turut jadi sorotan. Karenanya, dua minggu setelah FOMC digelar, minutes of meeting pun dirilis.
Anggota FOMC kerap dibagi dalam dua kategorisasi, yakni para hawkish dan para dovish.
Hawkish yakni mereka yang lebih pro pada arah kebijakan moneter yang ketat. Sedangkan para dovish pro pada stimulasi pasar, moderasi, dan hal-hal diantaranya. Ketua The Fed saat ini Jerome Powell terkenal sebagai seorang dovish, sikap yang kontras dibandingkan pendahulunya Janet Yellen yang merupakan seorang hawkish.
Keduanya, yakni para hawkish dan dovish adalah ‘tontonan seru’ tiap kali FOMC digelar. Karena keseruannya, detik dan menit sangatlah berharga untuk disimak, diulang-ulang, dianalisis mendalam, dan dijadikan alasan mengguncang pasar.
Baca juga: Apa Itu Kebijakan Makroprudensial?
Lantas, seperti apa isi minutes of meeting terbaru The Fed?
Isu terkini dalam dunia moneter adalah pasar tenaga kerja yang sulit diungkit akibat pandemi COVID 19. Akan tetapi, di Amerika Serikat situasinya sudah cukup pulih berkat paket kebijakan moneter mereka di tahun lalu.
Karenanya, sinyal tapering off pasca pelonggaran kebijakan moneter tengah berhembus kencang. Pendorongnya adalah penyerapan tenaga kerja yang lebih baik dari prediksi ekonom, meskipun masih ada 4 juta lebih tenaga kerja di AS yang belum terserap akibat pandemi.
Karenanya, untuk sementara waktu, tapering off belum diberlakukan. Namun, hal ini membuat para anggota FOMC bingung lantaran kebijakan ini ditempuh di tengah inflasi yang meroket. Dibanding tahun lalu, inflasi bulan Mei disana tumbuh 5%, padahal mereka masih menerapkan kebijakan suku bunga mendekati nol.
Reaksi paling masuk akal dari inflasi yang tinggi adalah menerapkan kebijakan moneter yang ketat. Tapi, kebijakan ketat akan mengganggu kinerja pasar tenaga kerja dalam mengentaskan pengangguran.
Konflik inilah yang membuat FOMC belakangan ini semakin jadi buah bibir. Meski begitu, minutes of meeting adalah indikasi dari jalannya diskusi dan sikap para anggotanya bahwa era kebijakan moneter ketat hanya tinggal menunggu momentum.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Forbes, The Fed, Investopedia, Investing
Bagikan artikel ini