Harga emas di pasar spot pada hari ini, Senin (7/6) pukul 09.00 WIB, melemah 0,3% ke US$1.885,95 per ons. Pelemahan juga terjadi di pasar COMEX sebesar 0,23% ke US$1.887,7 per ons.
Pada Senin pagi, harga emas masih stagnan dan di bawah posisi US$1.900 per ons gara-gara menguatnya nilai dolar AS.
Di sisi lain, nilai dolar AS pun menguat di saat yang bersamaan. Pagi hari ini, indeks dolar AS sudah menyentuh angka 90,18 atau meningkat dari posisi pekan lalu yang berada di kisaran 89.
Melejitnya nilai dolar AS akan membuat harga emas relatif lebih mahal bagi mereka yang jarang bertransaksi menggunakan mata uang tersebut. Alhasil, permintaan emas melorot, dan kemudian menyusutkan harganya.
Namun di sisi lain, musuh bebuyutan emas lainnya yakni tingkat imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun justru tersungkur. Pagi hari ini, yield obligasi AS dengan tenor tersebut berada di titik 1,57%, atau melemah dibanding akhir pekan lalu di kisaran 1,62%.
Melemahnya yield tersebut membuat investor kembali berpaling dari obligasi dan menjadi katalis positif bagi harga emas. Penjelasan lengkap tentang hubungan harga emas dan yield obligasi pemerintah bisa dibaca di artikel berikut.
Sumber: Harga Emas Kembali di Bawah US$1.900 Akibat Data Tenaga Kerja
Pada hari ini, harga emas masih terpengaruh oleh sentimen penguatan ekonomi yang terasa sejak akhir pekan lalu. Di mana, Departemen Ketenagakerjaan AS mengumumkan bahwa dunia usaha negara adidaya tersebut berhasil menyerap 559.000 tenaga kerja baru di Mei.
Data tersebut semakin meyakinkan investor bahwa ekonomi AS bergerak ke pemulihan yang mumpuni. Data ini pun sejalan dengan data ketenagakerjaan lain yang dirilis pada Kamis, di mana 388.000 pengangguran yang mengajukan program bantuan tunakarya AS sepanjang pekan lalu. Angka ini merupakan titik terendah selama pandemi COVID-19 berlangsung di negara adidaya tersebut.
Adapun hubungan data ketenagakerjaan dan kinerja aset investasi bisa dibaca di artikel ini.
Hanya saja, investor kini juga mulai mencemaskan tingkat inflasi ke depan sebagai dampak dari pemulihan ekonomi tersebut. Kecemasan tersebut kian kentara setelah pemerintah AS berencana menggulirkan bantuan stimulus baru untuk memulihkan ekonomi negara Paman Sam itu.
Pada Rabu (9/6) mendatang, fraksi Demokrat di dewan legislatif AS akan memulai proses voting untuk meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU) pembiayaan infrastruktur AS. Menteri Keuangan AS Janet Yellen meyakini bahwa stimulus sebesar US$4 triliun itu akan berdampak baik ke ekonomi meski menghasilkan tingkat inflasi yang juga besar.
Baca juga: Harga Emas Stagnan Seiring Antisipasi Investor Atas Data Ketenagakerjaan AS
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang.
Bagikan artikel ini