Ripple adalah platform penyedia jasa pembayaran digital yang melayani transaksi lintas batas lewat jaringan blockchain. Baik transaksi antar negara maupun pertukaran mata uang, semuanya dapat dieksekusi dengan jejaring Ripple yang unik.
Seluruh transaksi di jaringan milik Ripple menggunakan koin native yang disebut sebagai XRP. Nah, Sobat Cuan tentu sering mendengar XRP, yakni salah satu mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar ke-enam terbesar di dunia.
Lantas, seperti apa sepak terjang teknologi Ripple dan cryptocurrency XRP di kancah kripto?
Sebagai platform penyedia jasa pembayaran, Ripple adalah penyelenggara transaksi lintas batas dan antar mata uang. Berbagai industri keuangan, perbankan, hingga perseorangan bisa memanfaatkan Ripple untuk berkirim dana.
Tak hanya batas geografis dan nilai tukar mata uang antar negara yang dilayani oleh Ripple, kamu juga bisa membeli beberapa jenis uang kripto lewat platform peer-to-peer ini. Menariknya, alih-alih menggunakan jasa perantara (intermediary), transaksi tersebut diselenggarakan dalam blockchain dengan segala transparansi pencatatan dan kecepatan eksekusinya.
Chris Larsen, Arthur Britto dan Jed McCaleb yang mendirikan Ripple di tahun 2012 bervisi besar menyediakan jasa keuangan global yang inklusif. Menurut mereka, di era seperti saat ini, perpindahan uang amat cepat sebagaimana arus informasi. Oleh karenanya, dibutuhkan platform yang dapat memenuhi tuntutan tersebut bagi dunia usaha maupun individu.
Sistem jaringan yang digunakan Ripple memungkinkan transaksi dieksekusi dalam hitungan detik dengan biaya minim.
Bahkan XRP, mata uang kripto yang memfasilitasi transaksi di Ripple, menggunakan lebih sedikit energi ketimbang Bitcoin. Karenanya, koin ini jadi kegemaran bank besar dan lembaga jasa keuangan di seluruh dunia dalam mentransfer dana lintas batas.
Baca juga: Apa Itu Altcoin Season?
Ripple adalah sistem yang menggunakan skema jaringan hawala dalam transaksinya. Hawala sendiri merupakan metode informal untuk mentransfer dana tanpa mentransferkan uang fisik. Karenanya, jaringan ini sangat bergantung pada kepercayaan antar pengguna.
Hawala populer sejak abad ke-delapan di Asia Selatan, di mana transaksi dicatatkan dalam jurnal informal antara hawala dealers. Hawala dealers sendiri merupakan orang-orang yang terlibat dalam jejaring hawala di berbagai wilayah guna mengeksekusi transaksi lintas batas secara informal.
Nantinya, para hawala dealers akan menyepakati penyetaraan utang dengan membayarnya lewat uang tunai, properti, ataupun jasa lainnya. Di zaman yang lebih kuno, hawala dealers yang melanggar janjinya akan diasingkan dari jejaring dan kehilangan kehormatannya.
Nah, dalam hal ini, Ripple mengawinkan hawala dengan blockchain, sehingga ia bisa menjadi sebuah platform besar yang menyediakan jasa sistem pembayaran lintas negara yang kredibel.
Baca juga: Yuk, Kenalan dengan Konsep Total Value Locked di Kancah DeFi!
Bagaimana cara Ripple mengoperasikan skema kuno dari masa lampau di era serba canggih seperti saat ini? Jawabannya adalah dengan memanfaatkan XRP.
XRP didirikan setahun sebelum berdirinya Ripple oleh David Schwarts, Jed Mc Caleb dan Arthur Britto dengan tujuan menyediakan alternatif Bitcoin. XRP sendiri merupakan mata uang kripto yang beroperasi pada jaringan XRP Ledger, yang merupakan blockchain asli Ripple.
Caleb dan Britto kemudian mendirikan Ripple bersama Larsen yang diluncurkan pada tahun yang sama dengan peluncuran XRP. Ripple menggunakan XRP untuk memfasilitasi jasa pertukaran uang yang mereka lakukan secara inklusif lewat blockchain.
XRP berlaku seperti token penghubung antar berbagai mata uang fiat dan kripto yang ditransaksikan lewat Ripple.
Maksudnya, jika kamu ingin mengirim dolar as pada kerabat di Amerika Serikat, kamu hanya perlu membeli XRP dengan danamu untuk kemudian dibelikan dolar. Tak hanya uang fiat, XRP juga dapat ditukar dengan Bitcoin dan Ethereum sehingga menjadikannya sebagai alternatif pembayaran yang sangat fleksibel.
Selain itu, karena XRP merupakan mata uang kripto, maka seluruh transaksinya akan tercatat pada buku besar yang transparan dan dapat diakses publik. Hal ini membuat XRP adalah sistem hawala yang ideal untuk aktivitas remintensi antar negara dan antar mata uang.
Baca juga: Apa itu Paper Gold?
Jaringan Ripple merupakan blockchain yang tergolong sebagai centralized finance, di mana jenis algoritma konsensus untuk menjalankan teknologi blockchain tersebut terbilang lain daripada yang lain.
Jika algoritma konsensus yang digunakan blockchain umumnya adalah proof of work (PoW) atau proof of stake (PoS), jaringan Ripple menggunakan protokol konsensus.
Protokol ini berfokus untuk memastikan tidak terjadi transaksi ganda pada sistem. Maksudnya, kalau kamu berkali-kali membuat transaksi yang sama, sistem akan mengeksekusi hanya satu saja dari sekian banyak input yang kamu lakukan berulang tersebut. Sistem ini perlu dieksekusi mengingat fokus XRP adalah perantara transaksi pertukaran uang.
Skema ini membuat transaksi XRP berbiaya rendah dan dapat dieksekusi dengan cepat. XRP pun tergolong aset kripto yang sangat likuid, juga digunakan oleh institusi keuangan konservatif seperti bank.
Di sisi lain, suplai XRP cukup banyak. XRP Ledger sendiri menyiapkan 1 miliar keping XRP yang dirilis berkala ke pasar tiap beberapa waktu. Hal ini membuat nilai XRP mudah susut karena developer lebih mementingkan suplai memadai untuk penggunaan yang luas dalam aktivitas remittance.
Saat ini terdapat 46,17 miliar keping XRP di pasar yang diperdagangkan dengan harga kurang dari US$1 per kepingnya. Karenanya, XRP tidak disarankan untuk kamu yang hanya ingin berspekulasi di pasar kripto untuk menguji peruntungan saja.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Investopedia, Forbes
Bagikan artikel ini