Selamat pagi, Sobat Cuan! Pasar saham AS sepertinya masih dibuat galau oleh The Fed. Tapi, pasar kripto justru sudah move on dan berhasil melaju ke zona hijau pada Jumat (23/9) pagi. Kok bisa? Simak selengkapnya di Pluang Pagi berikut!
Indeks Saham AS
- Ketiga indeks saham AS masih terlihat lesu pada perdagangan Kamis (22/9). Nilai Dow Jones Industrial Average (DJIA) melorot 0,3%, sementara nilai S&P 500 dan Nasdaq masing-masing terjungkal 0,9% dan 1,4%.
- Pelaku pasar sepertinya masih ragu-ragu menginjakkan kaki di pasar modal setelah bank sentral AS, The Fed, merilis proyeksi kenaikan suku bunga acuan jangka pendek (Dot Plot) dua hari lalu.
- Dalam dokumen tersebut, mayoritas pejabat The Fed menyatakan siap untuk membawa suku bunga acuan The Fed di kisaran 4,5% hingga 5% di tahun depan. Padahal, The Fed sebelumnya sempat sesumbar ingin melonggarkan kebijakan moneternya di 2023. Hal itu pun membuat pelaku pasar memilih untuk menjauhi pasar aset berisiko.
- Di saat yang sama, sinyal-sinyal resesi ekonomi AS juga semakin kentara setelah tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor dua tahun kini lebih tinggi dibanding instrumen sama bertenor 10 tahun. Pelaku pasar selalu mengaitkan kondisi yang disebut inverted yield curve tersebut sebagai gerbang resesi ekonomi.
Baca Juga: Rangkuman Pasar: IHSG & Kripto Tetap Kalem Meski Bunga Acuan Ogah Adem
Aset Kripto
- Sementara itu, kondisi di pasar kripto ibarat bumi dan langit dengan pasar saham AS. Melansir Coinmarketcap pukul 07.30 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat sukses melaju ke zona hijau dalam 24 jam terakhir.
- Nilai Bitcoin (BTC), misalnya, menguat 5,19% dalam sehari terakhir dan kini berada di US$19.379,22 per keping. Ether (ETH), di sisi lain, sukses melesat 7,04% ke US$1.332 di waktu yang sama.
- Altcoin lainnya tak mau kalah tampil klimis di Jumat pagi. Nilai Binance Coin (BNB) dan Cardano (ADA) kompak tumbuh lebih dari 3% dalam sehari terakhir. Kemudian, terdapat pula duo koin meme Dogecoin (DOGE) dan Shiba Inu (SHIB) yang kompak menanjak lebih dari 4% di waktu yang sama.
- Sementara duo "pembunuh Ethereum", Solana (SOL) dan Polkadot (DOT), sama-sama membukukan pertumbuhan nilai lebih dari 5% dalam 24 jam terakhir.
- Harga aset kripto perlahan pulih setelah pelaku pasar tampaknya sudah cuek dengan pengumuman bunga acuan dan perilisan Dot Plot The Fed yang dirilis Rabu (21/9) lalu.
- Bahkan, alih-alih takut terhadap The Fed, pelaku pasar lebih memilih melancarkan aksi borong aset kripto mumpung harganya sedang anjlok (buy the dip). Kondisi itu tercermin dari laporan terbaru Arcane Research yang menunjukkan bahwa volume trading harian aset kripto terus menanjak sejak sepekan kemarin meski situasi makroekonomi sedang tak kondusif.
- Namun, sentimen utama di pasar kripto hari ini justru datang dari XRP.
- Pelaku pasar ditengarai semakin getol merangsek masuk pasar kripto setelah perusahaan di balik XRP, Ripple, diharapkan akan segera terbebas dari tuntutan hukum yang dilayangkan otoritas pasar modal AS (The Securities and Exchange Commission/SEC).
- Lebih lanjut, dalam sebuah acara di Fox Business, CEO Ripple Brad Garlinghouse mengatakan bahwa dewan hakim pengadilan federal sudah "memperoleh seluruh informasi yang dibutuhkan untuk membuat putusan". Di kesempatan yang sama, ia juga menuduh SEC telah menggunakan wewenangnya dengan "semena-mena" dalam melawan Ripple.
- Selain itu, pengadilan federal AS juga sudah menyetujui kelompok tim lobi khusus perkara aset kripto, Chamber of Digital Commerce (CDC) sebagai fasilitator (amicus curiae) dalam penyelesaian sengketa hukum antara Ripple dan SEC. Seluruh perkembangan proses hukum tersebut sukses mengantar nilai XRP melesat 20,81% dalam sehari terakhir.
- Sekadar informasi, kasus hukum Ripple versus SEC bermula pada 2020 silam. Kala itu, SEC menggugat Ripple ke pengadilan federal karena dituduh mendistribusikan instrumen ilegal senilai US$1,3 miliar.
Emas
- Harga emas di pasar spot berada di US$1.672 per ons pada pukul 07.58 WIB, menguat tipis dari US$1.662 di periode yang sama sehari sebelumnya.
- Meski menguat tipis, tapi nilai sang logam mulia tak berdaya setelah "digebuk" dua musuh bebuyutannya, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS dan nilai Dolar AS. Bahkan, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun menyentuh level tertingginya dalam 11 tahun kemarin.
- Sekadar informasi, kenaikan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS membuat opportunity cost investor dalam menggenggam emas menjadi lebih mahal. Sementara itu, kenaikan nilai Dolar AS juga membuat harga emas menjadi relatif lebih mahal bagi investor yang jarang bertransaksi menggunakan mata uang tersebut.
- Asal tahu saja, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS dan Dolar AS menanjak setelah The Fed mengumumkan kenaikan dan proyeksi kenaikan suku bunga acuannya dua hari lalu.
Baca Juga: Pluang Pagi: Proyeksi Bunga Fed Bikin Merinding, Saham AS & Kripto Terbanting!
Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS CFD, serta lebih dari 140 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!