Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Pluang Web TradingNewarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Cara Membaca dan Memahami Fungsi Hanging Man Candle dalam Trading
shareIcon

Cara Membaca dan Memahami Fungsi Hanging Man Candle dalam Trading

27 Jun 2023, 8:13 AM·Waktu baca: 5 menit
shareIcon
Kategori
Hanging Man Candle

Hanging Man Candle adalah salah satu pola andalan trader dalam mendeteksi reversal bearish. Yuk, simak cara baca dan strateginya di sini!

Apa itu Hanging Man Candle?

Hanging Man Candle adalah salah satu pola candlestick yang populer digunakan untuk mendeteksi kondisi pembalikan harga (reversal) bearish.

Secara visual, pola ini terlihat cukup mudah untuk dikenali. Pola ini memiliki batang candlestick kecil dengan sumbu atas yang pendek namun memiliki ekor yang panjang. Karena mirip orang-orangan sawah, tak heran jika kemudian pola ini disebut sebagai Hanging Man.

Sobat Cuan bisa melihat contoh Hanging Man Candle melalui ilustrasi berikut!

Hanging Man Candle
Ilustrasi Hanging Man Candle. Sumber: Bybit

Pola ini selalu nangkring sebagai "titik puncak" harga aset ketika trennya sedang menanjak.

Selain itu, apapun warnanya, pola candlestick ini selalu dianggap sebagai pertanda reversal bearish.

Jika candlestick Hanging Man berwarna hijau atau putih, maka itu artinya harga aset ditutup lebih tinggi dari harga pembukaannya. Sementara itu, jika candlestick ini berwarna merah atau hitam, maka harga penutupan terlihat lebih rendah dari pembukaannya.

Namun, Hanging Man Candle adalah pola tunggal, sehingga trader memerlukan tambahan konteks atau indikator lain untuk mengonfirmasinya. Akan tetapi, pola ini memiliki akurasi yang baik dalam memandu trader saat akan melakukan profit taking pada tren singkat.

Baca Juga: Cara Membaca Sinyal Reversal Menggunakan Quasimodo Pattern

Mengapa Hanging Man Candle Terjadi?

Pola Hanging Man Candle terjadi ketika harga aset sedang mengalami uptrend. Namun, pergerakan harga aset lambat laun semakin melemah yang diiringi dengan inidikator oscillator yang menuju area jenuh beli (overbought).

Implikasinya, harga aset pun gagal menembus titik resistance-nya dan akhirnya berbalik arah memasuki tren bearish. Nah, titik pembalikan arah inilah yang dicerminkan oleh Hanging Man Candle.

Sumbu atas pola ini yang berukuran pendekmerupakan pertanda bahwa pelaku pasar masih berupaya mendorong harga aset menembus level resistance-nya. Upaya itu, sayangnya, gagal terjadi sehingga harga penutupan mendekati harga pembukaan. Kondisi itulah yang kemudian menjadi fondasi atas body candlestick Hanging Man yang terlihat "pipih".

Selain itu, alih-alih membentuk harga tertinggi baru, aktivitas trading saat itu justru membentuk harga terendah baru, di mana kondisi itu tercermin dari buntut Hanging Man Candle yang panjang. Dalam kondisi ini, trader biasanya menyadari bahwa tren bullish sepertinya akan berubah menjadi bearish.

Baca Juga: Belajar Mendeteksi Reversal Menggunakan Evening Star Candle

Bagaimana Mengenali Hanging Man Candle?

Syarat-syarat terbentuknya kondisi Hanging Man Candle di atas kemudian bisa digunakan Sobat Cuan untuk mengenali pola ini. Berikut adalah karakteristik utama untuk mengenali pola satu ini!

1. Terjadi Saat Uptrend

Faktor terpenting dalam mengenali pola candlestick yang muncul termasuk dalam pola Hanging Man adalah pola tersebut muncul saat uptrend. Wajar saja, sebab pola ini menjadi penanda perubahan dari fase bullish ke bearish.

Untuk itu, Sobat Cuan perlu memperhatikan batang-batang candlestick yang hadir sebelum pola itu muncul. Jika Hanging Man didahului rangkaian candlestick hijau, maka pola yang kamu temukan kemungkinan besar adalah benar.

2. Level Pembukaan dan Penutupan

Trader berpandangan bahwa warna candle mempengaruhi tingkat akurasi sinyal. Dalam hal ini, trader selalu merasa bahwa candlestick Hanging Man berwarna merah dianggap lebih valid dalam memberikan sinyal reversal ketimbang warna hijau.

Karenanya, level penutupan yang lebih rendah ketimbang level pembukaan menjadi salah satu kriteria untuk mengenali sinyal yang satu ini. Meski memang, tidak menutup kemungkinan bahwa sinyal Hanging Man berwarna hijau ternyata juga akurat dalam memberi sinyal yang sama.

3. Panjang Sumbu Ekor

Reversal bearish terjadi lantaran daya tawar berhasil mengalahkan daya beli. Pada konteks pola Hanging Man, situasi tersebut bisa tercermin dari sumbu ekor yang panjang dan sumbu bayangan yang pendek. Artinya, harga aset pada perdagangan intraday mengalami fluktuasi bahkan sempat terkoreksi hingga level terendah dari sumbu ekor.

Penelitian yang dilakukan oleh seorang analis keuangan Thomas Bulkowski terhadap 20.000 pola Hanging Man membuktikan bahwa panjang ekor memengaruhi kualitas sinyal. Semakin panjang sumbu ekor, maka semakin tinggi pula akurasi sinyalnya.

4. Volume Permintaan vs Volume Penawaran

Selain menganalisis ekor Hanging Man, Bulkowski juga menemukan hubungan erat antara tingginya volume perdagangan terhadap kualitas sinyal pola Hanging Man. Semakin besar volume penawaran, maka tingkat kesuksesan reversal bearish akan semakin tinggi.

5. Candle Berikutnya

Layaknya pola candlestick reversal lain, konfirmasi utama mengenai Hanging Man terletak pada jajaran candlestick yang muncul setelahnya. Jika memang candlestick yang muncul berwarna merah dan membentuk tren melandai, maka bisa dipastikan reversal telah terjadi.

Sinyal dikatakan valid jika candlestick bearish setelah pola Hanging Man ditutup di level sekitar sumbu ekor Hanging Man.

6. Gap Harga dan Garis MA

Analisis teknikal tak lengkap rasanya tanpa indikator lain untuk mengonfirmasi sinyal. Pada analisis pola Hanging Man, indikator pelengkap yang disarankan ialah Moving Average.

Trader biasanya memperhatikan gap antara harga berlaku dengan garis MA. Setelah pola muncul, biasanya harga akan bergerak untuk mempersempit gap ini.

Bagaimana Trading dengan Hanging Man Candle?

Hanging Man terbilang sebagai pola ideal untuk menjadi dasar trading jangka pendek alias short trade pada pasar bearish. Sayangnya, pola ini tidak punya fitur untuk memastikan level entry beli terbaik, sehingga trader harus memadupadankan pola tersebut dengan indikator seperti Fibonacci Retracement.

Namun, kamu tetap bisa memanfaatkan pola ini untuk memasang titik jual dan Stop Loss. Berikut penjelasannya!

1. Entry Sell

Perlu diingat bahwa tren yang terjadi setelah pola Hanging Man tidak disertai timeframe yang pasti. Tetapi, kamu bisa mengasumsikan Hanging Man sebagai gerbang downtrend jangka pendek.

Nah, oleh karenanya, kamu bisa memutuskan untuk tetap menahan aset hingga harga kembali uptrend meneruskan relinya. Meski memang, tidak ada garansi kapan harga aset akan memasuki fase pemulihannya.

Namun, jika kamu memilih untuk menjual asetmu, maka level jual terbaik berada pada level penutupan dari candle konfirmasi.

2. Stop Loss

Sebagai area Stop Loss, Sobat Cuan bisa memasangnya di sekitaran area ekor pola Hanging Man. Hal ini bisa membuatmu menahan kerugian dengan optimal jika tren bearish suatu saat masih akan berlangsung.

Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham ASindeks saham ASemas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Sumber: Investopedia, daytradetheworld

Ditulis oleh
channel logo

Fathia Nurul Haq

Right baner

Fathia Nurul Haq

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
trading
Mengenal Bullish Harami Pattern dan Cara Tradingnya
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1