NVIDIA dikenal sebagai pionir inovasi dalam industri grafis dan komputasi di AS. Lantas, seperti apa keuangan dan prospek sahamnya ke depan?
NVIDIA Corporation ($NVDA) adalah perusahaan teknologi multinasional yang mendesain komponen chip dan berpusat di Santa Clara, California. Perusahaan ini awalnya dikenal karena GPUnya yang sering digunakan oleh gamer dan penambang kripto. Saat ini, NVDA terdiri dari dua segmen utama, yakni segmen Compute & Networking serta segmen Graphics. Segmen Compute & Networking mencakup platform Data Center Nvidia serta sistem untuk AI, komputasi berkinerja tinggi, dan komputasi yang dipercepat. Ini juga mencakup solusi jaringan dan interkoneksi, AI Cockpit untuk kendaraan otomotif, perjanjian pengembangan kendaraan otonom, solusi kendaraan otonom, prosesor penambangan kriptokurensi, dan Jetson untuk robotika dan platform tersemat lainnya. Sedangkan, segmen Grafis Nvidia mencakup GPU GeForce untuk gaming dan PC, layanan streaming game GeForce NOW beserta infrastruktur terkait, dan solusi untuk platform gaming. Ini juga meliputi GPU Quadro/NVIDIA RTX untuk desain perusahaan, perangkat lunak GRID untuk komputasi visual dan virtual berbasis awan, serta platform otomotif untuk sistem hiburan dan informasi.
Baca Juga: Memahami LLM, Otak di Balik Canggihnya Teknologi AI
Alasan mengapa saham NVIDIA ($NVDA) melambung tinggi hingga lebih dari 200% per Juni 2023 sejak awal tahun ini karena NVIDIA merupakan perusahaan yang berada di tengah-tengah pusaran perkembangan AI. Berbeda dengan CPU tradisional, NVIDIA memproduksi GPU yang mampu menjalankan proses secara paralel dan lebih mumpuni dalam menjalankan beberapa tugas kecil secara bersamaan sehingga sangat cocok untuk kebutuhan grafis dalam gaming, crypto mining dan baru-baru ini, komputasi tingkat tinggi.
Bentuk kesuksesan terbesar NVIDIA dalam komputasi muncul dari GPU H-100 yang diluncurkan olehnya tahun lalu. GPU H-100 ini lah yang memberikan kemampuan proses komputasi ChatGPT sehingga dapat diluncurkan November lalu. Selain memiliki chip yang paling cocok untuk memproses komputasi AI, NVIDIA juga memiliki piranti lunak pendukung, GPU paling mutakhir, sistem networking paling canggih dalam chipnya dan memori yang paling mumpuni. Seluruh kemampuan ini memposisikan NVIDIA sebagai solusi all-in-one bagi siapapun yang ingin mengembangkan ambisi AI nya. Pada dasarnya, NVIDIA mengontrol seluruh ekosistemnya, baik di software maupun hardware, seperti Apple dengan iPhone dan iOSnya.
Sebagai perusahaan yang dikenal telah membesarkan pasar GPU dengan sendirinya, NVIDIA menguasai sekitar 85% pangsa pasar GPU. Teknologi GPU milik NVIDIA berada beberapa tahun lebih jauh dibandingkan pesaingnya, sehingga diprediksi pangsa pasar ini dapat dipertahankan dengan baik dan memberikannya peluang lebih besar untung mengkapitalisasi keuntungan dari perkembangan AI yang diprediksi bisa mencapai US$86,08 miliar pada 2026. Maka tidak mengherankan apabila Nvidia telah membukukan US$7,1 miliar (naik 19% dari kuartal sebelumnya) pada kuartal pertama tahun ini dan memproyeksikan pendapatan sebesar US$11 miliar untuk Q2 FY24, mencerminkan pertumbuhan 64% yoy.
Perangkat keras berbasis GPU memainkan peran kritis dalam mendukung kecerdasan buatan (AI) dan diperlukan untuk kendaraan otonom. Secara historis, pendapatan otomotif Nvidia sebagian besar didorong oleh infotainment. Namun, dengan McKinsey (2023) memprediksikan pertumbuhan pasar perangkat lunak dan elektronik autonomous vehicle mencapai US$462 miliar pada 2030, diprediksikan bahwa pertumbuhan bisnis otomotif Nvidia kedepannya akan didorong oleh platform autonomous vehicle, AI cockpit dan full-stack software pendukung.
Per kuartal 1 2023, bisnis otomotif hanya menyumbang 3,3% dari total penjualan Nvidia, tetapi angka ini akan tumbuh pesat di masa depan. Sebagian besar produsen mobil (OEM) akan segera mengadopsi platform GPU pihak ketiga dan perangkat lunak terkait untuk mengembangkan teknologi otonomi. Bahkan, produsen-produsen mobil besar seperti Volvo, BYD, Mercedes-Benz dan Hyundai telah menjalin kerja sama dengan Nvidia. Hal ini berdampak positif dibuktikan dari peningkatan pendapatan pada kuartal pertama 2023 untuk lini bisnis ini yang mencapai rekor $296 juta, naik 114% dari tahun sebelumnya. Ditambah lagi, total nilai proyek desain otomotif yang dimilikinya selama enam tahun ke depan mencapai $14 miliar, naik dari $11 miliar tahun sebelumnya.
Nvidia merupakan perusahaan semikonduktor yang ‘fabless’, yang artinya perusahaan tidak memanufaktur sendiri produknya namun memanfaatkan supplier lain untuk seluruh proses manufakturnya, termasuk fabrikasi, perakitan, uji coba dan pengemasan. Strategi manufaktur ini memberikan kesempatan bagi Nvidia untuk fokus dalam mendesain semikonduktornya dan membebaskannya dari keperluan investasi besar-besaran untuk membangun pabrik manufaktur. Akan tetapi, strategi ini mengakibatkan ketergantungan terhadap manufaktur pihak ketiga yang berpotensi membawa resiko tersendiri bagi perusahaan, termasuk geopolitis.
Memanasnya persaingan geopolitik antara Amerika Serikat dan Tiongkok menjadi permasalahan besar bagi Nvidia saat ini. Pemerintahan Biden berencana untuk melakukan pembaharuan terhadap kontrol ekspornya, yang bertujuan untuk memperketat peraturan kebijakan ekspor teknologi mutakhir dan sensitif, utamanya untuk membatasi akses China terhadap teknologi chip AI. Apalagi, saat ini sebagian besar pendapatan Nvidia masih berasal dari Taiwan dan China. Pada Q1 2023, Nvidia melaporkan hanya 33% dari pendapatannya yang berasal dari AS, sedangkan 47% berasal dari Taiwan dan Cina.
Hal ini tentunya mengkhawatirkan investor, namun NVIDIA sendiri merasa tidak perlu terlalu khawatir. CFO Nvidia, Colette Kress, menyebutkan bahwa pengetatan kebijakan terhadap Cina tidak akan membawa dampak yang terlalu signifikan di jangka pendek karena permintaan terhadap produk Nvidia masih besar di seluruh dunia. Namun, dalam jangka panjang tentunya kebijakan tersebut akan berpengaruh melalui hilangnya kesempatan pendapatan tambahan.
Baca Juga: Mengenal Ilmu Deep Learning, Tulang Punggung Teknologi AI
Secara historis, NVIDIA berhasil membukukan rata-rata pertumbuhan pendapatan sebesar 25,62% secara tahunan selama lima tahun terakhir. Pertumbuhan tersebut bersifat fluktuatif seiring dengan ‘mega-trend’ yang sedang terjadi kala itu. Misalnya pada 2020 dan 2021, permintaan terhadap GPU meningkat secara drastis akibat pandemi dan crypto boom, namun pada 2022 permintaan cenderung melemah sehingga pertumbuhan melambat. Diperparah dengan kondisi ekonomi yang kompleks membawa pendapatan perusahaan menjadi relatif stagnan di kisaran US$26,9 miliar.
Berbeda dengan pendapatan yang cenderung stagnan pada 2022, laba perusahaan justru anjlok sebesar 37,5% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi US$6,1 miliar. Anjloknya laba perusahaan ini diakibatkan oleh meningkatnya beban operasional perusahaan. Diantaranya yakni meningkatnya biaya research and development (R&D) sebesar 27,2% menjadi US$7,34 miliar, biaya inventori sebesar US$2,17 miliar akibat suplai berlebih dan biaya pembatalan akuisisi Arm Limited sebesar US$1,35 miliar.
Menurut Pluang, perkembangan teknologi dan implementasi AI akan mendorong pertumbuhan pendapatan hingga mencapai US$55,89 miliar atau tumbuh sekitar 107% hingga 2024. Sedangkan, keuntungan diprediksi akan mencapai US$25,87 miliar atau 321% dari pendapatannya saat ini pada tahun yang sama. Proyeksi pertumbuhan yang luar biasa inilah yang mendorong sentimen positif terhadap perusahaan ini.
Berdasarkan data Bloomberg, valuasi saham perusahaan dari sisi rasio harga saham per pendapatan (rasio P/E) per 20 Juli 2023 adalah 228,5x, sangat tidak wajar dibandingkan rata-ratanya dalam lima tahun terakhir yakni 63,9x.
Namun, analis menilai bahwa sentimen positif terhadap perkembangan AI kedepannya men-justify nilai wajar saham NVDA saat ini berada pada 233,26x. Berdasarkan hal ini, analis memberikan rating BUY. Meskipun demikian, bagi investor, sangat penting untuk mempertimbangkan risiko dan peluang secara menyeluruh sebelum mengambil keputusan investasi pada saham NVDA di level saat ini.
Baca Juga: Apa Itu Teknologi Human Computer Interaction (HCI)?
Dalam berinvestasi di Nvidia, terdapat beberapa resiko yang perlu investor pahami, yakni:
Transaksi Saham Nvidia di Sini!
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini