Harga emas di pasar spot pada hari ini, Rabu (23/6) pukul 09.00 WIB, menguat 0,09% ke US$1.780,27 per ons. Penguatan tipis juga terjadi di pasar COMEX sebesar 0,1% ke US$1.779,20 per ons.
Penguatan harga emas hari ini disebabkan oleh melemahnya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS), yang selama ini selalu jadi musuh bebuyutan emas.
Pagi hari ini, tingkat yield obligasi AS bertenor 10 tahun berada di level 1,46%, atau melemah dibanding posisi kemarin 1,48%.
Kondisi ini bisa menjadi angin segar bagi harga emas. Sebab, melemahnya yield tersebut bisa membuat investor berpaling dari obligasi dan kembali menyeruduk emas.
Alhasil, permintaan emas menguat, dan ikut mengerek naik harganya. Penjelasan lengkap tentang hubungan harga emas dan yield obligasi pemerintah bisa dibaca di artikel berikut.
Setali tiga uang, musuh sengit logam mulia lainnya, yakni nilai dolar AS, harus tersungkur di waktu yang sama. Pagi hari ini, indeks dolar AS berada di posisi 91,85, atau melemah dibanding kemarin di angka 91,96.
Melemahnya nilai dolar AS akan membuat harga emas menjadi relatif lebih murah bagi investor yang jarang bertransaksi dengan mata uang tersebut. Alhasil permintaan emas meningkat dan mengerek harganya naik.
Baca juga: Harga Emas Hari Ini Menguat Berkat Keoknya Dolar AS
Secara umum, melemahnya tingkat imbal hasil obligasi AS, yang berujung pada kenaikan harga emas, dipicu oleh reaksi investor atas pernyataan ketua The Fed Jerome Powell dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama kongres AS pada Selasa (22/6) waktu setempat.
Dalam peristiwa tersebut, Powell mengungkapkan bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat berdasarkan data-data inflasi terbaru. Selain itu, Powell menyebut bahwa The Fed masih akan tetap memberlakukan kebijakan pro-pertumbuhan ekonomi dan mendukung pemulihan pasar tenaga kerja.
Hasilnya, investor yang sudah bertaruh di obligasi pemerintah AS pun kecewa. Sebab, imbal hasil investasi mereka tentu akan kian moncer jika The Fed menaikkan suku bunga acuannya. Alhasil, mereka kembali berburu emas sebagai aset safe haven.
Selain itu, kini pejabat The Fed pun masih terpecah belah soal periode yang tepat bagi otoritas moneter itu untuk melancarkan kebijakan tapering.
Pada Senin, dua pejabat The Fed mendukung langkah pengetatan kebijakan stimulus moneter lebih awal. Sementara itu, satu pejabat lainnya mengatakan bahwa pengetatan kebijakan tersebut “masih sangat jauh”.
Baca juga: Harga Emas Susah Beranjak dari Level US$1.700 Akibat The Fed
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang.
Bagikan artikel ini