Harga emas di pasar spot pada hari ini, Selasa (22/6) pukul 09.15 WIB, menguat 0,14% ke US$1.785,4 per ons. Penguatan tipis juga terjadi di pasar COMEX sebesar 0,14% ke US$1.785,73 per ons.
Penguatan harga emas hari ini disebabkan oleh melemahnya nilai dolar Amerika Serikat, salah satu musuh sengit yang bikin logam mulia keok.
Pagi hari ini, indeks dolar AS berada di posisi 91,96, atau melemah dibanding kemarin yang berada di angka 92,25. Melemahnya nilai dolar AS akan membuat harga emas menjadi relatif lebih murah bagi investor yang jarang bertransaksi dengan mata uang tersebut. Alhasil permintaan emas meningkat dan mengerek harganya naik.
Meski demikian, penguatan harga emas hari ini masih tertahan oleh langkah musuh bebuyutan logam mulia yang lain. Yakni, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Pagi hari ini, tingkat yield obligasi AS bertenor 10 tahun berada di level 1,48%, atau meningkat dibanding posisi kemarin 1,41%.
Kondisi ini bisa menjadi angin segar bagi harga emas. Sebab, melemahnya yield tersebut bisa membuat investor berpaling dari obligasi dan kembali menyeruduk emas.
Alhasil, permintaan emas menguat, dan ikut mengerek naik harganya. Penjelasan lengkap tentang hubungan harga emas dan yield obligasi pemerintah bisa dibaca di artikel berikut.
Baca juga: Harga Emas Susah Beranjak dari Level US$1.700 Akibat The Fed
Harga emas menguat setelah investor kembali mengalihkan perhatiannya kepada tingkat inflasi setelah sekian hari bergulat dengan kebijakan pengetatan suku bunga acuan The Fed. Adapun rencananya, masalah inflasi AS ke depan akan dibicarakan oleh Ketua The Fed Jerome Powell dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan kongres pada Selasa waktu setempat.
Di dalam testimoni yang sudah dipersiapkan, Powell akan mengatakan bahwa ekonomi AS akan terus mengalami perbaikan setelah babak belur dihantam pandemi COVID-19. Hanya saja, ia mengkhawatirkan tingkat inflasi yang terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Antisipasi inflasi adalah sentimen positif bagi harga emas. Sebab, investor biasanya akan memburu emas untuk melindungi kekayaannya kala inflasi meradang.
Hanya saja, di dalam testimoni tersebut, Powell tidak menyebut ihwal langkah yang akan dipersiapkan The Fed untuk memitigasi inflasi tersebut. Tentunya, selain rencana kenaikan suku bunga acuan Fed Rate yang diumumkan bank sentral AS itu pada Rabu (16/6) lalu.
Selain itu, kini pejabat The Fed pun masih terpecah belah soal periode yang tepat bagi otoritas moneter itu untuk melancarkan kebijakan tapering.
Pada Senin, dua pejabat The Fed mendukung langkah pengetatan kebijakan stimulus moneter lebih awal. Sementara itu, satu pejabat lainnya mengatakan bahwa pengetatan kebijakan tersebut “masih sangat jauh”.
Baca juga: Harga Emas Hari Ini Amblas ke Bawah US$1.800 Gara-Gara The Fed
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang.
Bagikan artikel ini