Beberapa perusahaan top di bursa AS rilis laporan keuangan hingga tingkat pengangguran diprediksi stagnan. Selengkapnya dalam The Week Ahead!
Musim perilisan laporan keuangan perusahaan (earnings season) berlanjut pekan ini, di mana deretan perusahaan top yang melantai di bursa Amerika Serikat (AS) dan global seperti Target Corp (TGT), Kroger Co/The (KR), Broadcom Inc (AVGO) dan Oracle Corp (ORCL) siap memamerkan prestasi keuangannya di triwulan lalu.
TGT dijadwalkan menjadi yang pertama menerbitkan laporan keuangannya pada Selasa (5/3). Sementara KR & AVGO akan merilis kinerja keuangannya pada Kamis (7/3). Kemudian ORCL akan menjadi yang pamungkas pada Jumat (8/3). Perilisan ini akan mempengaruhi nilai indeks saham S&P 500 di akhir pekan mengingat keempatnya memiliki nilai kapitalisasi pasar yang sangat besar.
Secara lebih rinci, Sobat Cuan bisa menyimak ringkasan estimasi laba per saham (EPS) kedua perusahaan tersebut pada tabel di bawah ini!
*disclaimer: rata-rata kenaikan diambil dari nilai sehari setelah rilis laporan keuangan selama 8 periode sebelumnya jika berhasil mengalahkan estimasi pasar
Selain keempat korporasi tersebut, Sobat Cuan juga bisa melihat jadwal lengkap emiten yang akan merilis laporan keuangannya pada minggu ini di tabel berikut!
2. S&P Global Terbitkan Indeks Manufaktur
Lembaga S&P Global akan merilis indeks manufaktur (Manufacturing Purchasing Managers’ Index/PMI) pada pekan ini. S&P akan melaporkannya pada Senin (5/3). Menurut konsensus ekonom, skor indeks manufaktur AS Februari akan berada di 51,4. Hasil ini turun dari perolehan sebelumnya di level 52.
Laporan ini merupakan indikator ekonomi yang mengukur arah perkembangan tren ekonomi pada sektor manufaktur dan jasa, yang diukur melalui skor dengan rentang 0 hingga 100.
Jika nilai PMI manufaktur suatu negara berada di atas 50, maka sektor manufaktur di negara tersebut disebut sedang berekspansi atau tumbuhan dibandingkan bulan sebelumnya.
Sebaliknya, jika nilai tersebut berada di bawah 50, maka sektor manufaktur di sebuah negara sedang kontraksi atau melambat dari bulan sebelumnya.
Bagi ekonom, pelaku pasar, dan pemangku kebijakan, kedua data tersebut selalu digunakan sebagai indikator untuk mencerminkan kondisi dan iklim dunia bisnis saat ini. Sehingga, mereka pun nantinya bisa menentukan kebijakan sesuai persepsi pelaku usaha.
US S&P Manufacturing PMI, Sumber: Trading Economics (2024)
3. Klaim Bantuan Pengangguran AS Diprediksi Turun
Departemen ketenagakerjaan AS (US Department of Labor) akan mengumumkan data pengajuan klaim bantuan pengangguran (Initial Jobless Claim) pada Kamis (7/3).
Ekonom memperkirakan terdapat 212.000 pengangguran yang mengajukan klaim bantuan tunakarya dari pemerintah AS pada pekan ini. Angka itu lebih rendah dari realisasi pekan sebelumnya yakni 215.000 pengajuan.
Asal tahu saja, initial jobless Claim adalah indikator yang menggambarkan jumlah tuna karya yang mengajukan tunjangan pengangguran dari pemerintah AS.
Pasalnya, mereka tidak memiliki pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan yang dalam waktu sepekan. Ekonom dan analis biasanya menggunakan data ini untuk mengukur kesehatan pasar tenaga kerja serta mencari sinyal mengenai kondisi ekonomi AS secara keseluruhan.
Jumlah klaim yang tinggi memberi isyarat bahwa situasi ekonomi AS sedang lesu, sehingga nilai tukar dolar AS berpotensi melemah. Sebaliknya, jika jumlah pengajuan bantuan tunakarya menurun mengindikasikan ekspansi ekonomi AS.
US Initial Jobless Claims, Sumber: Trading Economics (2024)
4. Tingkat Pengangguran Diprediksi Stagnan
Biro Tenaga Kerja AS (Bureau of Labor Statistics) akan merilis data tingkat penganguran di AS periode November pada Jumat (8/3). Analis memperkirakan, tingkat pengangguran akan berada di level 3,7% pada bulan Februari atau tidak berubah dari bulan sebelumnya.
Tingkat pengangguran yang tinggi dapat menjadi indikator rendahnya pertumbuhan ekonomi. Jika banyak orang yang tidak bekerja, ini dapat mengindikasikan rendahnya kegiatan ekonomi dan investasi. Dalam situasi seperti ini, Fed mungkin cenderung menurunkan suku bunga untuk merangsang pinjaman dan investasi, dengan harapan dapat memulai kembali pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lebih banyak peluang kerja.
Alhasil, menurunnya suku bunga The Fed memberikan katalis positif bagi pergerakan harga saham. Indeks diprediksi menguat jika tingkat pengangguran berada di bawah estimasi analis.
US Unemployment Rate, Sumber: Trading Economics (2024)
5. Minggu Krusial, Laju S&P 500 Mungkin Tersendat
Nilai indeks S&P 500 (SPX) masih berada dalam tren kenaikan (bullish) pada pekan ini jika ditinjau melalui analisis teknikal terbaru per Minggu (3/3). Pasalnya, nilai indeks S&P 500 kembali menguat pada pekan lalu, yakni melaju 44,07 poin atau sekitar 0,9% dari level 5.093 pembukaan ke level 5.137.07 penutupan, dan tetap solid berada di atas level rata-ratanya dalam 30, 50, 100, bahkan 200 hari terakhir (SMA 30,50,100,200). Level penutupan menjadi level tertinggi sepanjang sejarah (all time high).
Beberapa perusahaan besar seperti Broadcom & Oracle akan melaporkan kinerja keuangannya yang memiliki kapitalisasi pasar cukup tinggi. Jika hasil laporan keuangan beberapa perusahaan besar dan data perekonomian pekan ini positif maka indeks S&P 500 berpotensi terus merangkak naik dan memecahkan rekor demi rekor. Adapun level 5000 menjadi support kunci bagi SPX saat ini.
Grafik Indeks S&P 500, Sumber: TradingView (2024)
6. Kalender Penting Perekonomian AS
Kalender Perekonomian AS, Sumber: Bloomberg (2024)
7. Kalender Crypto
Kalender Crypto, Sumber: CoinMarketCal, Bloomberg (2024)
Bagikan artikel ini