Growth investing adalah investasi yang terbilang berbeda dari value investing. Simak ulasan di bawah untuk mengetahui perbedaannya.
Seorang investor ada baiknya mengetahui beberapa cara untuk menghasilkan uang di pasah saham. Untuk membangun strategi investasi yang baik, ada baiknya kita mengetahui tentang potensi risiko dari masing-masing pendekatan.
Pada dasarnya, dua pendekatan tersebut berusaha memberikan pengembalian yang terbaik. Perbedaan utama dari keduanya adalah pada durasi dan nilai saham.
Ada yang bilang jika growth investing adalah pendekatan yang paling menguntungkan. Apakah hal itu benar? Simak penjelasan growth dan value investing di bawah ini.
Baca juga: Investasi Aman, Konsep Investasi ala Benjamin Graham
Seorang investor yang ingin menggunakan sebagian kecil dari portofolionya dalam jangka lama, sangat direkomendasikan untuk memilih growth investing. Investasi ini membutuhkan waktu yang lama. Namun, ketika berhasil, keuntungannya bisa sangat besar.
Growth investing adalah saham perusahaan yang memiliki banyak faktor pendukung di momen-momen tertentu. Misalnya perusahaan tersebut menggunakan setiap sumber daya untuk memperluas layanan atau produk.
Hasilnya, sahamnya bisa meningkat dan bahkan mendominasi pasar. Investor yang membeli saham ini berharap harganya akan terus naik dan mendapatkan keuntungan pada saat dijual.
Contoh growth investing adalah Amazon dan Netflix. Kedua perusahaan tersebut memprioritaskan kemajuan teknologi dan perluasan infrastruktur daripada laba.
Keberhasilan mereka telah meningkatkan harga saham mereka selama dua dekade terakhir. Bisnis-bisnis ini dapat melihat rasio price-to-earning yang meningkat dan rasio price-to-book yang menunjukkan kepastian pasar untuk meningkatkan laba.
Growth investing adalah menawarkan pengembalian yang lebih tinggi jika dibanding dengan value investing. Hal ini karena mereka cenderung memiliki lebih banyak volatilitas.
Tentu saja, investasi ini tidak terlepas dari risiko. Risikonya adalah penurunan harga saham secara tiba-tiba akibat pendapat negatif atau kabar buruk perusahaan. Jadi ingat, volatilitas adalah bagian dari permainan growth investing. Semakin tinggi keuntungan, maka risikonya akan semakin tinggi.
Baca juga: Bursa Saham Sedang Terkoreksi, Kenali Pola Investasi Saham dengan Cara Ini
Value investing didefinisikan sebagai perusahaan yang harga sahamnya tidak mencerminkan nilainya. Investor value investing akan berburu saham yang mereka yakini dinilai rendah oleh pasar, namun memiliki potensi kenaikan. Caranya, saham-saham yang ada dianalisis dengan membandingkan nilai intrinsik perusahaan dengan nilai pasarnya saat ini.
Nilai intrinsik ini ditentukan dengan mengevaluasi aspek fundamental perusahaan. Hal ini termasuk melihat model bisnis, manajemen, laporan keuangan dan situasi kompetitifnya. Ketika nilai intrinsik tinggi dari nilai pasarnya saat ini, makan mereka disebut dengan value investing.
Pada awal 2016, Fit Bit merilis laporan triwulan yang menunjukkan peningkatan pendapatan sebesar 50 persen dari tahun sebelumnya. Laporan itu juga dilengkapi dengan prediksi pertumbuhan keberlanjutan kenaikan pendapatan di tahun 2016.
Sayangnya, perusahaan telah banyak berinvestasi dalam R&D dan membuat lana per saham turun dalam setahun. Dampaknya, saham menurun sebesar 19 persen. Keadaan ini menciptakan peluang sempurna bagi investor value investing untuk memborong saham perusahaan ini.
Perlu diingat bahwa growth investing adalah mengingat bahwa saham-saham yang dimiliki untuk jangka panjang. Saat membeli saham, investor harus memilih perusahaan dengan produk atau layanan yang bisa membantu mendatangkan keuntungan ketika pasar sedang goyah.
Membeli dan menjual saham berdasarkan penurunan pasar akan membebani uang kalian. Sehingga, sangat penting untuk memperhatikan semua aspek perusahaan sebelum membeli sahamnya.
Pertanyaan selanjutnya adalah mana kah yang lebih baik? Keputusan untuk memilih growth investing maupun value investing kembali kepada beberapa faktor.
Mereka adalah mulai dari preferensi investor individu, toleransi risiko pribadi, tujuan investasi, dan cakrawala waktu mereka. Perlu dicatat jika selama short periode, kinerja growth investing dan value investing akan bergantung pada siklus pasar.
Misalnya, value investing cenderung mengungguli selama bear markets dan resesi ekonomi. Sementara itu, growth investing adalah memiliki pertumbuhan yang lebih unggul pada bull markets dan periode ekspansi ekonomi. Hal semacam ini perlu diperhatikan oleh investor.
Download aplikasi Pluang di sini untuk membeli emas digital dengan harga paling kompetitif di pasaran! Selisih harga jual-beli terendah dan tanpa biaya tersembunyi apapun. Emas yang kamu beli aman karena disimpan di Kliring Berjangka Indonesia (BUMN), produk emas Pluang dikelola oleh PT PG Berjangka yang sudah terlisensi dan diawasi oleh BAPPEBTI. Kamu juga bisa menarik fisik emasnya dalam bentuk logam mulia Antam dengan kadar 999.9 mulai dari kepingan 1 gram hingga 100 gram!
Sumber: The Balance, Investopedia
Pengin Bikin Start-up? Ini 5 Strategi Awal yang Harus Kamu Ketahui
Tetap Bisa Traveling Saat Kantong Tipis dengan 9 Trik Ini!
Menyulap Hobi Menjadi Bisnis dengan 7 Trik Andalan Ini!
Mau Financially-Savvy? Dengerin 7 Podcast Spotify Keuangan Ini, yuk!
Bagikan artikel ini