Selamat pagi, Sobat Cuan! Pekan ini baru berjalan dua hari, tapi investor sudah ketiban nasib apes tak henti-henti. Indeks saham Amerika Serikat (AS) kembali terkulai tak berdaya sementara aset kripto makin menjadi debu. Apa yang terjadi? Simak selengkapnya di Pluang Pagi!
Indeks Saham AS
- Trio indeks saham AS kembali terjun bebas pada perdagangan Selasa (14/6). Nilai Dow Jones Industrial Average (DJIA) ambles 2,8%, sementara S&P 500 dan Nasdaq longsor lebih dalam lagi masing-masing 3,8% dan 4,7%.
- Indeks Wall Street menukik tajam kemarin setelah investor ramai-ramai melakukan aksi jual. Mereka khawatir bahwa data inflasi AS yang mengejutkan akhir pekan lalu bisa menuntun bank sentral AS, The Fed, untuk melancarkan kebijakan moneter yang ekstra agresif.
- Sebelumnya, pelaku pasar meyakini bahwa The Fed akan mengerek suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin di bulan ini menyusul tingginya data inflasi AS. Namun, kini mereka mengantisipasi kenaikan suku bunga lebih dari angka tersebut setelah inflasi nampaknya masih belum bakal lumat dalam waktu dekat.
- Kecemasan tersebut pun membuat pelaku pasar berbondong-bondong hijrah ke pasar instrumen aset berpendapatan tetap. Maklum saja, sebab tingkat imbal hasilnya akan terdongkrak jika The Fed mengerek suku bunga acuannya.
- Kemarin, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun sudah menyentuh level tertingginya dalam 11 tahun terakhir.
- Sayangnya, hal ini bakal menghantam saham-saham teknologi mengingat return obligasi pemerintah selalu disandingkan dengan return saham-saham tersebut yang berkategori growth stocks. Alhasil, saham raksasa teknologi seperti Amazon dan Meta Platforms masing-masing luntur 5% dan 6% kemarin.
- Selain itu, biang kerok lesunya kinerja indeks saham AS juga disebabkan oleh performa buruk saham Tesla.
- Nilai saham produsen mobil listrik tersebut ambrol 7% setelah investor mengkhawatirkan pelemahan permintaan dari China pasca negara tirai bambu tersebut kembali memberlakukan lockdown seiring kenaikan kasus COVID-19.
Baca juga: Rangkuman Pasar: Antisipasi The Fed Bikin Investor Gerah, Kripto Kena Tulah!
Aset Kripto
- Kondisi pasar kripto tak kalah menyedihkan. Melansir Coinmarketcap pukul 07.52 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar terbenam di zona merah dalam 24 jam terakhir.
- Nilai Bitcoin (BTC), misalnya, melengos 15,66% dalam sehari terakhir dan kini bertengger di US$22.265 per keping. Nasib Ether (ETH) pun tak kalah menyedihkan dengan lunglai 15,41% ke US$1.196 di waktu yang sama.
- Nasib altcoin lainnya tak kalah ngenes. Nilai Binance Coin (BNB) dan XRP kompak terjun lebih dari 10% dalam sehari belakangan. Kemudian, nilai Dogecoin (DOGE) dan Tron (TRX) masing-masing jeblok 14,54% dan 16,44% di saat bersamaan.
- Untungnya, nilai Avalanche (AVAX) dan Cardano (ADA) masih lebih beruntung setelah keduanya "hanya" membukukan pelemahan nilai lebih dari 4% dalam 24 jam terakhir.
- Gugurnya aset kripto pun membawa nilai kapitalisasi pasar aset kripto di bawah US$1 triliun untuk pertama kalinya sejak Januari 2021.
- Lagi-lagi, pelaku pasar "cuci gudang" aset kriptonya dalam rangka mengurangi keterpaparan risiko di dalam portofolionya (derisking). Mereka melakukan hal ini lantaran mengantisipasi kebijakan moneter ketat The Fed plus mengekor aksi yang dilakukan investor di pasar modal, yang merupakan pasar aset berisiko lainnya.
- Lebih sedihnya lagi, perusahaan manajemen investasi ternyata tidak memborong aset kripto mumpung harganya jatuh (buy the dip). Data Coinshares menunjukkan, investor justru menarik dana US$102 juta dari produk investasi berbasis aset kripto sepanjang pekan lalu.
- Sentimen negatif lainnya datang dari drama menyangkut platform pinjam-meminjam kripto, Celsius. Pada Senin (13/6) waktu AS, Celsius secara mengejutkan menghentikan proses penarikan dana (witdrawals) akibat "situasi pasar yang ekstrem".
- Selain Celsius, raksasa exchange kripto Binance juga sempat menghentikan proses withdrawal BTC untuk sementara waktu.
Baca juga: Pluang Insight: Ethereum Siap Upgrade Jaringan! Apa Dampaknya Bagi Harga ETH?
Emas
- Harga emas di pasar spot menyentuh US$1.824 per ons pada pukul 08.10 WIB, melorot tajam dibanding kemarin US$1.870 per keping.
- Nilai sang logam mulia oleng dihantam dua musuh sengitnya, kenaikan nilai Dolar AS dan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS.
- Pelaku pasar kini memilih Dolar AS kini sebagai aset safe haven pilihan menjelang pengumuman kebijakan moneter The Fed. Hanya saja, kenaikan nilai Dolar AS justru membuat harga emas menjadi relatif lebih mahal bagi pelaku pasar yang jarang bertransaksi menggunakan mata uang tersebut.
- Sementara itu, kenaikan yield obligasi AS akan membuat opportunity cost dalam menggenggam emas menjadi lebih mahal. Hasilnya, pelaku pasar akan meninggalkan emas, sebuah instrumen aset yang tidak menghasilkan imbal hasil secara periodik.
Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS CFD, serta lebih dari 90 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!