Selamat pagi, Sobat Cuan! Kondisi pasar saham Amerika Serikat (AS) dan kripto kembali terombang-ambing di Selasa pagi. Kira-kira, apa yang sebenarnya terjadi? Yuk, simak selengkapnya di Pluang Pagi berikut!p
Indeks Saham AS
- Trio indeks saham AS pasrah lunglai menutup sesi perdagangan Senin (11/7). Nilai indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melorot 0,5%, sementara nilai S&P 500 dan Nasdaq masing-masing luluh 1,1% dan 2,3%.
- Pelaku pasar terlihat enggan menginjakkan kaki di pasar modal lantaran mereka memilih wait and see dalam mengantisipasi dua hal, yakni perilisan laporan keuangan emiten semester II (earnings season) dan data inflasi AS pada Juni.
- Pelaku pasar masih meyakini bahwa inflasi AS masih akan menjadi momok ekonomi AS. Pasalnya, analis meramal tingkat inflasi AS tahunan Juni akan mencapai 8,8%, lebih tinggi dari realisasi inflasi Mei sebesar 8,6%.
- Sehingga, dengan menimbang kuatnya data ketenagakerjaan AS akhir pekan lalu, pelaku pasar yakin bank sentral AS The Fed akan kembali mengerek suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin di pertemuannya bulan ini.
- Hanya saja, jika The Fed terus-terusan mengerek suku bunga acuan dengan agresif, maka pertumbuhan konsumsi dan investasi, yakni dua motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi, bisa terhambat. Hasilnya, pertumbuhan ekonomi AS akan terjun ke jurang resesi.
- Di samping itu, performa trio indeks saham AS pun melemah akibat kinerja memble saham teknologi.
- Kemarin, nilai saham Twitter ambles 11% setelah perusahaan akan menggugat Elon Musk setelah gagal mengakuisisi perusahaan tersebut sebesar US$44 miliar.
- Kemudian, nilai saham Meta Platforms juga terjungkal 4,7% menyusul penurunan rating sahamnya dari "sell" ke "neutral" oleh Needham.
Baca Juga: Pasar Sepekan: Himpitan Makroekonomi Kian Kentara, Kripto & Saham AS Malah Juara!
Aset Kripto
- Setali tiga uang, cuaca di atas pasar kripto hari ini terbilang mendung. Melansir Coinmarketcap pukul 07.57 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat nyosor ke zona merah dalam 24 jam terakhir.
- Nilai Bitcoin (BTC), contohnya, ambyar 4,72% dalam sehari terakhir dan kini bertengger di US$19.824 per keping. Sementara itu, Ether (ETH) justru anjlok lebih dalam 7,02% ke US$1.086,89 per keping di waktu yang sama.
- Altcoin lainnya pun bernasib serupa. Nilai Binance Coin (BNB) dan Polkadot (DOT) kompak luluh lebih dari 4% dalam sehari terakhir. Sementara itu, nilai Solana (SOL), Dogecoin (DOGE), dan Shiba Inu (SHIB) sama-sama melemah lebih dari 7% dalam 24 jam ke belakang.
- Pelaku pasar melakukan aksi jual setelah menangkap sinyal bahwa selera risiko investor terhadap aset berisiko sedang pudar. Mereka menerima pertanda tersebut dari penurunan nilai ketiga indeks saham AS pada perdagangan kemarin.
- Asal tahu saja, analis kini menemukan korelasi yang kuat antara pergerakan indeks AS dan aset kripto. Bahkan, analis juga mengatakan, profil risiko aset kripto saat ini sudah setara dengan indeks Nasdaq.
- Namun, sebagian pelaku pasar lainnya memilih melakukan wait and see dalam menanti perilisan data inflasi AS pada Rabu (13/7) mendatang. Pasalnya, dari data tersebut, pelaku pasar bisa menaksir kebijakan moneter yang akan The Fed lakukan ke depan.
- Meski harga kripto amburadul pagi ini, namun analis berpendapat bahwa kondisi pasar kripto masih cenderung "sehat". Mereka mendasarkan opini tersebut dari pergerakan nilai BTC yang masih mondar-mandir di rentang sempit antara US$19.000 hingga US$21.000 dalam beberapa hari terakhir.
- "Nilai BTC masih berada dalam rentang di sekitaran US$20.000, sehingga bisa dibilang pergerakannya (BTC) masih cukup menjanjikan," jelas analis senior Oanda Edward Moya seperti dikutip Coindesk.
Baca Juga: Rangkuman Pasar: Kondisi Makroekonomi Jadi Momok, Kripto & IHSG Terperosok!
Emas
- Harga emas di pasar spot berada di US$1.729,78 per ons pada pukul 08.09 WIB, melemah dibanding posisi yang sama kemarin US$1.740,06 per ons.
- Kilau sang logam mulia memudar setelah nilai Dolar AS semakin menunjukkan keperkasaannya. Sekadar informasi, indeks Dolar AS kemarin sempat menembus level 108 atau tingkat tertingginya dalam 20 tahun terakhir.
- Penguatan nilai Dolar AS akan membuat harga emas menjadi relatif lebih mahal bagi mereka yang jarang bertransaksi menggunakan mata uang tersebut.
- Di sisi lain, pelaku pasar juga menahan akumulasi emasnya dalam mengantisipasi perilisan data inflasi AS besok.
- Kenaikan inflasi seharusnya menjadi sentimen positif bagi harga emas. Sebab, pelaku pasar semestinya akan memborong emas untuk melindungi nilai kekayaannya dari gerusan inflasi.
- Namun, saat ini kondisinya berbeda. Pelaku pasar takut, tingkat inflasi yang meroket justru bakal membuat The Fed semakin ngebet untuk mengerek tingkat suku bunga acuannya. Jika itu terjadi, tentu permintaan emas akan semakin melorot.
Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS CFD, serta lebih dari 90 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Selain itu, kamu sekarang bisa berdiskusi bersama komunitas di Pluang untuk mendapatkan kabar, insight, dan fakta menarik seputar investasi dari sudut pandang antar member pada Fitur Chatroom Pluang.
Tempat diskusi tanpa worry? Fitur Chatroom solusinya! Klik di sini untuk mendapatkan early access.