Harga emas di pasar spot pada hari ini, Senin (3/5) pukul 08.00 WIB, menguat 0,11% ke US$1.771,01 per ons. Penguatan sebesar 0,11% juga terjadi di pasar COMEX ke angka US$1.769.70 per ons.
Meski menguat di pagi hari, sebenarnya harga emas melanjutkan pelemahan yang terjadi sejak akhir pekan lalu.
Sejak Jumat (30/4), harga emas terus merosot dan kembali gagal menyentuh US$1.800 per ons akibat meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS. Pertengahan pekan lalu, nilai imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun melesat dari 1,58% ke 1,68%, meski saat ini di nilainya sudah melandai ke 1,62%.
Penyebab dari melesatnya tingkat yield tersebut adalah data-data ekonomi AS yang mumpuni. Pada Kamis (29/4) waktu setempat, Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi negara Paman Sam ini tumbuh 6,4% pada triwulan I 2021. Angka tersebut terbilang menyamai hasil polling ekonom Dow Jones yakni 6,5%.
Tingkat imbal hasil obligasi AS yang menguat tentu akan menarik minat para investor. Sehingga, mereka akan melepas aset lain, termasuk emas, dan berbondong-bondong menggenggam Surat Berharga Negara. Akibatnya, permintaah emas menurun, dan mengerek harganya ke bawah.
Baca juga: Harga Emas Hari Ini Gagal Terbang Gara-Gara Data Ekonomi AS
Meski didera ancaman imbal hasil obligasi pemerintah AS, namun harga logam mulia sejatinya masih bisa berkibar di jangka menengah. Asal, bank sentral AS tetap memenuhi janjinya untuk tidak mengubah kebijakan suku bunga acuannya dalam merespons ekspektasi inflasi dan kencangnya pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.
Pada pertemuan rapat komite pasar federal terbuka (FOMC) pekan lalu, The Fed berjanji untuk tidak mengubah kebijakan suku bunga acuannya.
Ketua The Fed Jerome Powell justru mengatakan bahwa inflasi yang akan datang adalah peristiwa makroekonomi yang alami. Alias, bukan sumber masalah utama yang mendorong The Fed untuk mengerek tingkat suku bunga acuannya.
Dengan demikian, maka investor bisa berharap bahwa tingkat kupon obligasi pemerintah, yang selama ini menjadi musuh bebuyutan emas, juga tidak akan beranjak. Sehingga, kilau harga emas diperkirakan tidak akan memiliki ancaman dalam waktu dekat.
Tim analis UBS dalam laporannya pekan lalu mengatakan bahwa kenaikan tingkat suku bunga riil akan mendorong investor memborong reksa dana kontrak investasi kolektif. Di mana, hal tersebut akan melemahkan harga emas, mungkin hingga ke arah US$1.600 per ons.
Baca juga: Harga Emas Hari Ini Membara Setelah Pengumuman The Fed
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini