Debt securities atau surat utang mengacu pada berbagai instrumen utang. Surat utang atau debt securities adalah surat yang dapat dibeli atau dijual di antara dua pihak. Surat ini menetapkan beberapa perkara dasar, seperti jumlah nosional (jumlah yang dipinjam), suku bunga, tanggal jatuh tempo dan perpanjangannya.
Beberapa jenis surat utang di antaranya obligasi pemerintah (di Indonesia, dikenal dengan SUN, alias surat utang negara), obligasi perusahaan/korporasi, sertifikat deposito (CD, certificate of deposit), obligasi pemerintah daerah, hingga saham preferen.
Debt securities juga termasuk sekuritas yang dijaminkan. Debt securities menjamin bahwa investor akan menerima pembayaran kembali pokok awalnya ditambah aliran pembayaran bunga yang telah ditentukan sebelumnya.
Ini sebagaimana halnya kewajiban utang yang dijaminkan (collateralized debt obligations, CDOs), kewajiban hipotek yang dijaminkan (collateralized mortgage obligations, CMOs), ataupun sekuritas tanpa kupon.
Di AS, jenis surat utang ini begitu pula seperti sekuritas berbasis hipotek yang diterbitkan oleh Asosiasi Hipotek Nasional Pemerintah (GNMA, Government National Mortgage Association).
Bagaimanapun jaminan yang diberikan, jaminan kontraktual pembayaran kupon ini tidak mengartikan bahwa jenis investasi ini tidak memiliki risiko. Simak lebih lanjut soal debt securities berikut ini.
Baca juga: Fokus Investasi di Obligasi? Ini 4 Strategi Jitu untuk Mengelola Portofoliomu
Surat utang atau debt securities adalah aset keuangan yang memberikan hak kepada pemiliknya. Hak berupa perolehan aliran pembayaran bunga, selain nilai pokok dari investasinya.
Tidak seperti ekuitas/efek ekuitas berupa investasi saham, surat utang mengharuskan peminjam untuk membayar kembali pokok pinjamannya. Tingkat bunga untuk surat utang akan bergantung pada kelayakan kredit yang dirasakan peminjam.
Obligasi adalah salah satu jenis surat utang yang umum. Jenisnya seperti obligasi pemerintah, obligasi korporasi, obligasi daerah, obligasi yang dijaminkan, dan obligasi tanpa kupon.
Jenis surat utang atau debt securities adalah dengan demikian ditentukan oleh pihak penerbit surat tersebut. Obligasi korporasi, misalnya, adalah surat utang yang diterbitkan oleh korporasi dan dijual kepada investor.
Investor obligasi korporasi meminjamkan uang kepada perusahaan dengan imbalan sejumlah pembayaran bunga yang telah ditentukan sebelumnya. Surat utang tersebut akan juga mencantumkan pengembalian pokok serta tanggal jatuh tempo obligasi.
Di sisi lain, obligasi pemerintah alias surat utang negara (SUN), adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah dan dijual kepada investor. Investor obligasi pemerintah meminjamkan uang kepada pemerintah sebagai imbalan pembayaran bunga (atau pembayaran kupon). Begitu juga tercatat pengembalian pokok mereka pada saat obligasi jatuh tempo.
Surat utang sebagai bentuk sekuritas utang dikenal juga sebagai sekuritas pendapatan tetap karena menghasilkan aliran pendapatan tetap dari pembayaran bunga mereka.
Baca juga: Dibayangi Covid-19, Bagaimana Nasib Fluktuasi Pasar Obligasi di Indonesia?
Karena peminjam diwajibkan secara hukum untuk melakukan pembayaran, surat utang umumnya dianggap sebagai bentuk investasi yang kurang berisiko dibandingkan dengan investasi ekuitas seperti saham.
Tentu saja, seperti yang selalu terjadi dalam berinvestasi, risiko sebenarnya dari sekuritas tertentu akan bergantung pada karakteristik spesifiknya.
Misalnya, perusahaan dengan neraca kuat yang beroperasi di pasar yang matang mungkin cenderung tidak gagal membayar utangnya dibandingkan dengan perusahaan rintisan yang beroperasi di pasar yang sedang berkembang.
Dalam kasus ini, di AS perusahaan yang sudah matang kemungkinan akan diberi peringkat kredit yang lebih menguntungkan oleh tiga lembaga pemeringkat. Lembaga tersebut di antaranya Standard & Poor’s (S&P), Moody’s Corporation (MCO), dan Fitch Ratings.
Sekuritas ekuitas mewakili klaim atas pendapatan dan aset perusahaan, sedangkan sekuritas utang dalam bentuk surat utang atau debt securities adalah investasi ke dalam instrumen utang.
Saham adalah sekuritas ekuitas, sedangkan obligasi adalah sekuritas utang. Ketika seorang investor membeli obligasi perusahaan, mereka pada dasarnya meminjamkan uang perusahaan, dan mereka memiliki hak untuk membayar kembali pokok dan bunga obligasi.
Sebaliknya, ketika seseorang membeli saham dari sebuah perusahaan, mereka pada dasarnya membeli sebagian dari perusahaan tersebut. Jika perusahaan untung, investor juga untung. Dan jika perusahaan merugi, saham juga merugi.
Download aplikasi Pluang di sini untuk membeli emas digital dengan harga paling kompetitif di pasaran! Selisih harga jual-beli terendah dan tanpa biaya tersembunyi apapun. Emas yang kamu beli aman karena disimpan di Kliring Berjangka Indonesia (BUMN), produk emas Pluang dikelola oleh PT PG Berjangka yang sudah terlisensi dan diawasi oleh BAPPEBTI. Kamu juga bisa menarik fisik emasnya dalam bentuk logam mulia Antam dengan kadar 999.9 mulai dari kepingan 1 gram hingga 100 gram!
Sumber: Investopedia
Pengin Bikin Start-up? Ini 5 Strategi Awal yang Harus Kamu Ketahui
Tetap Bisa Traveling Saat Kantong Tipis dengan 9 Trik Ini!
Menyulap Hobi Menjadi Bisnis dengan 7 Trik Andalan Ini!
Mau Financially-Savvy? Dengerin 7 Podcast Spotify Keuangan Ini, yuk!
Mau Cuan Investasi Saham untuk Pemula? Intip Dulu Panduannya di Sini!
Bagikan artikel ini