Apa itu valas dan apa saja fungsinya? Untuk mengetahuinya lebih jauh, yuk simak penjelasannya di artikel berikut!
Valuta asing atau biasa disingkat valas adalah mata uang asing diterima, digunakan, dan diakui untuk melakukan transaksi keuangan internasional dan memiliki catatan kurs resmi di bank sentral. Dengan demikian, karena merupakan mata uang asing, valas tidak diterbitkan oleh bank sentral domestik.
Hanya saja, tak semua mata uang asing bisa digunakan sebagai alat pembayaran internasional. Sebab, mata uang valas harus masuk ke dalam kategori hard currency. Yakni, mata uang yang berasal dari negara maju, memiliki nilai relatif stabil, dan kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai dibanding mata uang dari negara lainnya.
Adapun contoh hard currency terdiri dari Dolar AS, Euro, Yen Jepang, hingga Poundsterling Inggris.
Sementara itu, mata uang yang masuk ke dalam soft currency jarang digunakan sebagai alat pembayaran transaksi internasional. Pasalnya, mata uang yang tergabung ke klasifikasi tersebut memiliki nilai relatif tidak stabil dan kadang mengalami depresiasi. Dalam hal ini, Rupiah masih digolongkan sebagai soft currency.
Mata uang valas sendiri dapat diperoleh di pasar valuta asing atau pasar valas. Di pasar tersebut, pelakunya bisa memperdagangkan mata uang domestik dengan mata uang valas berdasarkan nilai tukar (kurs) tertentu. Nilai tukar tersebut ditentukan berdasarkan mekanisme kurs yang ditetapkan oleh masing-masing negara penerbit mata uang domestik.
Baca Juga: Mengenal Sejarah Uang, Dari Sistem Barter Hingga Uang Virtual
Bagi perekonomian suatu negara, valas memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
Penggunaan valas dapat memperlancar aktivitas pembayaran sebuah negara. Pasalnya, mata uang valas umumnya lebih diakui sebagai alat pembayaran internasional ketimbang mata uang domestik.
Sebagai contoh, ketika Indonesia ingin menarik utang internasional sebagai sumber pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), maka utang, biaya bunga, serta pelunasannya pun dilakukan menggunakan valas.
Valas juga membantu masyarakat dalam melakukan transaksi internasional.
Sebagai contoh, jika Sobat Cuan ingin membeli barang yang berasal dari Amerika Serikat (AS), maka kamu pun harus membayarnya dengan mata uang Dolar AS. Kamu tidak bisa mendapatkan barang tersebut jika membayarnya dengan mata uang Rupiah.
Nilai tukar sebuah mata uang sangat ditentukan oleh penawaran dan permintaannya. Semakin tinggi permintaan mata uang domestik, maka nilai tukarnya pun akan menguat dengan asumsi ceteris paribus. Begitu pun sebaliknya.
Nah, untuk mengendalikan kurs tersebut, biasanya otoritas moneter akan melakukan pengelolaan valas agar permintaan dan penawaran mata uang domestik tetap stabil. Bahkan, demi menjaga pengelolaan dan permintaan valas, otoritas moneter kerap mengintervensi pasar valas dengan menggunakan cadangan devisa.
Sebuah negara tentunya memiliki kelebihan produksi yang sejatinya bisa diekspor ke negara lain. Namun, di saat yang bersamaan, sebuah negara tentunya juga perlu mengimpor berbagai barang dan jasa yang tidak bisa diproduksinya secara domestik.
Nah, untuk memperlancar transaksi ekspor dan impor tersebut, maka negara tersebut harus memanfaatkan valas. Hal ini mengingat valas adalah mata uang yang memang diakui untuk pembayaran internasional.
Baca Juga: Apa Saja 5 Mata Uang Tertinggi di Dunia Tahun 2023?
Valas sejatinya dapat dikategorikan ke dalam dua jenis. Lantas, apa itu jenis-jenis valas yang umum dikenal masyarakat?
Ini merupakan mata uang asing yang memiliki bentuk wujud fisik seperti uang logam dan uang kartal.
Ini merupakan jenis mata uang asing yang berwujud uang giral atau sejenisnya seperti surat berharga termasuk cek, wesel, dan lain-lain.
Baca Juga: Apa Itu Uang Kartal dan Apa Ciri-Cirinya?
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, valas bisa didapatkan melalui pasar valuta asing dengan tingkatan kurs tertentu. Dalam hal ini, terdapat tiga jenis sistem kurs yang dikenal dalam ekonomi yang terdiri dari.
Sitem nilai tikar mengambang adalah sebuah rezim kurs di mana nilai tukar mata uang domestik terhadap valas murni ditentukan oleh permintaan dan penawaran valas tersebut. Sehingga, nilai tukarnya pun berfluktuasi setiap saat tergantung permintaan dan penawaran valas yang terjadi saat itu.
Dengan demikian, negara yang menganut sistem ini dapat memperdagangkan valas secara bebas tanpa hambatan atau regulasi apapun.
Sistem nilai tukar mengambang mulai diperkenalkan pada 1973 setelah sejumlah sistem Bretton Woods dianggap menjadi biang keladi devaluasi mata uang negara maju seperti Dolar AS dan Poundsterling Inggris.
Sekadar informasi, Bretton Woods adalah sebuah sistem mata uang di mana nilai Dolar AS ditautkan dengan pergerakan harga emas (gold standard) sementara nilai tukar 43 negara lainnya ditautkan dengan nilai Dolar AS.
Sistem nilai tukar tetap adalah sebuah rezim kurs di mana pemerintah atau bank sentral secara sengaja mempertahankan nilai tukar mata uangnya dengan mata uang valas di level yang relatif stabil. Dalam melakukan kebijakan ini, pemerintah atau bank sentral biasanya menetapkan kursnya sendiri atau menautkan nilai mata uangnya dengan harga emas.
Salah satu kelebihan sistem nilai tukar tetap adalah memberikan kestabilan kurs kepada pelaku ekspor dan impor, sehingga arus transaksi perdagangan bisa berjalan dengan lancar. Selain itu, sistem ini juga diharapkan bisa meminimalisasi risiko inflasi yang disebabkan oleh fluktuasi kurs.
Hanya saja, rezim kurs ini memiliki kelemahan. Negara wajib memiliki cadangan devisa jumbo agar bisa menstabilkan nilai tukarnya di tingkat yang dikehendaki.
Sistem ini merupakan perpaduan antara sistem kurs tetap dan mengambang.
Dalam hal ini, sebuah negara tetap mendasarkan nilai tukarnya pada hukum permintaan dan penawaran. Kendati begitu, permintaan dan penawaran itu dikendalikan oleh sebuah otoritas agar nilai tukar tersebut tidak berfluktuasi dengan ekstrem. Biasanya, pengendalian itu dilakukan dalam bentuk intervensi bank sentral, seperti intervensi pasar spot valas atau intervensi di pasar Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF).
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Investopedia, OCBC NISP, Universitas Indonesia
Bagikan artikel ini