Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Pluang Web TradingNewarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Blog

Yuk, Simak Panduan Gunakan Bollinger Bands Untuk Trading Kripto!
shareIcon

Yuk, Simak Panduan Gunakan Bollinger Bands Untuk Trading Kripto!

13 Jul 2021, 4:10 AM·READING_TIME
shareIcon
Kategori
Yuk, Simak Panduan Gunakan Bollinger Bands Untuk Trading Kripto!

Sobat Cuan yang lagi keranjingan trading cryptocurrency pasti lagi getol-getolnya belajar analisis teknikal. Mungkin, kamu sudah paham gunanya melihat tren menggunakan support dan resistance bahkan hingga Relative Strength Index. Namun, apakah kamu juga sudah mencoba menggunakan satu indikator bernama bollinger band?

Nah, indikator ini berfungsi untuk menganalisis pergerakan harga cryptocurrency ke depan berdasarkan volatilitas harganya. Tujuannya, tentu saja agar kamu bisa menentukan waktu masuk dan keluar pasar.

Volatilitas aset kripto memang suka bikin jantungan hingga membuat tradingnya dianggap hanya berspekulasi saja. Analisis teknikal maupun fundamental terhadap aset kripto memang kerap meleset, namun itu bukan mengindikasikan pasar kripto tidak dapat dibaca sama sekali.

Biasanya, kamu menentukan tren pergerakan ini berbekal tren support dan resistance atau melihat titik-titik Moving Average. Namun, rasanya kurang afdol kalau kamu juga tidak memeriksanya lewat bollinger band. Bisa dibilang, memeriksa tren pergerakan tanpa bollinger band membuat analisismu kurang gurih, ibarat makan bakso tanpa micin.

Nah, apakah Sobat Cuan penasaran bagaimana menggunakan instrumen ini?

Baca juga: Jangan Panik! Simak 3 Sikap Hadapi Penurunan Nilai Reksadana!

Apa Itu Bolinger Bands?

Bollinger bands diciptakan oleh seorang teknisi pasar investasi bernama John Bollinger di tahun 1980. Dia mengembangkan suatu instrumen yang melengkapi moving average dengan dua pita di area atas dan area bawah yang dinamai pita bollinger.

Pita bollinger tersebut hanya menambah dan mengurangi perhitungan standar deviasi atas moving average tersebut. Alias, suatu formula matematis untuk mengukur volatilitas harga. Gunanya, agar kamu bisa memiliki gambaran yang baik tentang kondisi pasar lewat volatilitas aset di pasar modal.

Moving average yang digunakan biasanya berjenis exponential moving average (EMA). Garis EMA merupakan garis tengah yang akan dilapisi oleh dua pita bollinger di bagian atas dan bagian bawahnya. Untuk lebih jelasnya, Sobat Cuan bisa menengok contoh bollinger band di grafik harga ETH terhadap USDT berikut.

Contoh Bollinger Bands. Sumber: Tradingview

Pita tersebut membentuk saluran yang menunjukkan standar deviasi dari aset atau instrumen yang sedang kamu analisis. Bollinger bands akan mengembang dan berkontraksi saat volatilitas terjadi atau akan terjadi, di mana contohnya bisa kamu perhatikan di atas.

Lantaran efektivitasnya dalam mendeteksi kapan harga akan fluktuatif dan kapan akan terjadi kontraksi, bollinger bands pun kini jadi salah satu instrumen populer. Selain itu, instrumen ini juga efektif untuk menganalisis cryptocurrency yang sedang berkembang pesat hingga volatilitas harga tinggi.

Pergerakan Bollinger Bands

Cara kerja bolinger bands adalah mendeteksi volatilitas harga dengan membuat deviasi dari garis EMA. Standar deviasi yang diwakili oleh pita bolinger ini akan berkontraksi saat volatilitas rendah dan berekspansi saat volatilitas tinggi.

Menurut John Bollinger, aset terus berganti fase dari volatilitas tinggi dan volatilitas rendah. Kontraksi pita bollinger memprediksi perubahan tren ini, tapi bukan pergerakan harganya.

Bollinger bands sendiri ialah instrumen yang digunakan untuk membantu kamu mengidentifikasi tren lebih awal dengan melihat tekanan volatilitas. Sebab biasanya tekanan volatilitas diikuti juga oleh ekspansi volatilitas dalam tataran tren.

Karenanya, pita bollinger tidak dapat digunakan sendiri melainkan dikomparasikan dengan instrumen lain. Kamu juga harus menentukan support dan resistance kamu sendiri.

Jelasnya, kamu harus memperhatikan dengan seksama tiap kali pita mengalami kontraksi yang berarti volatilitas sedang rendah. Sebab sewaktu-waktu tren akan berubah entah ke atas maupun ke bawah.

Baca juga: Kenali 5 Pola Candlestick Sebagai Petunjuk Trading bagi Pemula 

Fungsi Bollinger Band di Trading Aset Kripto

Nah, setelah kamu mengetahui cara kerja bollinger band, kini kamu bisa mengaplikasikan indikator ini untuk trading cryptocurrency. Berikut fungsinya!

1. Menerka Volatility Squeeze di Harga Aset Kripto

Menurut John Bollinger, volatilitas harga aset yang tengah landai kadang bisa berujung ke volatilitas yang lebih tinggi lagi. Nah, masa-masa volatilitas yang rendah ini disebut sebagai volatility squeeze.

Untuk memahami lebih lanjut tentang volatility squeeze, yuk perhatikan grafik harga XRP di bawah ini.

Contoh Volatility Squeeze. Sumber: Cointelegraph

Gambar di atas memperlihatkan bahwa volatilitas yang kencang (area hijau) terjadi setelah hadirnya volatilitas rendah (area merah). Sehingga, dalam hal ini, kamu bisa memanfaatkan volatility squeeze sebagai ajang borong cryptocurrency jagoanmu.

Hanya saja, hadirnya volatility squeeze tak selalu mengindikasikan adanya breakout yang positif. Kadang, kondisi yang terjadi justru sebaliknya, seperti yang terlihat di grafik harga Binance Coin (BNB) di bawah ini.

Contoh Volatility Squeeze. Sumber: Cointelegraph

Kesimpulannya, volatility squeeze tidak berfungsi untuk melihat pergerakan arah harga, namun bermanfaat bagimu untuk menentukan posisi dalam trading. Sehingga, yang perlu dilakukan olehmu saat periode volatility squeeze adalah menggabungkannya dengan support dan resistance.

Jika tren pergerakan harga aset selalu melampaui titik resistance sebelumnya di saat volatility squeeze, maka kamu bisa memanfaatkannya untuk melancarkan aksi beli. Namun, kamu bisa melancarkan aksi jual jika harga aset selalu melampaui titik resistance sebelumnya di saat volatility squeeze

2. Menentukan Buy Signal Saat Pullback

Selain melihat arah breakout, bollinger band juga bermanfaat untukmu dalam melihat peluang beli ketika tren harga sedang menanjak.

Melalui indikator ini, Sobat Cuan bisa melihat uptrend yang dimaksud. Caranya adalah dengan memperhatikan, apakah pergerakan harga aset yang terjadi berada di antara pita tengah dan pita atas. Contohnya bisa kamu lihat di contoh grafik LTC/USDT berikut.

Bollinger bands
Area paling kiri menunjukkan uptrend, yakni momen di mana pergerakan harga berada di antara pita tengah dan pita atas. Sumber: Cointelegraph

Nah, setelah harga aset memasuki fase ini, yang perlu trader lakukan adlaah menunggu momentum pantulan sedini mungkin saat harga mendekati pita tengah untuk mulai membeli. Sebab, hal yang terjadi setelahnya kemungkinan adalah tren harga yang kian meningkat.

Jika kamu menggunakan strategi ini, kamu bisa menempatkan stop loss di bawah pita tengah untuk berjaga-jaga. Strategi stop loss tetap diperlukan, sebab, tidak ada instrumen yang sempurna.

Bollinger bands akan menunjukkan pada kamu lebih dari satu momentum untuk masuk ke pasar. Jadi, saat kamu terlambat memanfaatkan momentum yang pertama, kamu masih bisa memanfaatkan momentum selanjutnya.

Saat tren mulai melemah, risiko kamu yang baru masuk ke pasar lebih rendah untuk berakhir jadi tukang cuci piring loh, Sobat Cuan. Satu dari lima peluang yang kamu dapat dari tren bollinger bands masih mungkin meleset. Pastikan kamu sudah punya strategi mencegah kerugian yang lebih besar.

Baca juga: Mengenal Jenis-Jenis Moving Average bagi Pemula

Beli Saat Uptrend Dimulai 

Salah satu strategi cuan paling terkenal adalah mulai membeli saat sinyal uptrend dimulai. Hanya saja, banyak trader kurang sabar untuk menahan cukup lama hingga uptrend mencapai titik optimalnya.

Salah satu instrumen yang paling jarang meleset dalam memprediksi uptren yang kuat adalah bollinger bands ganda. Caranya, dengan membuat bollinger bands Simple Moving Average (SMA) 20 hari dengan standar deviasi 1. Garis ini akan berpadu dengan bollinger bands EMA yang lebih umum.

Bollinger bands ganda ini membeli gambaran yang lebih relevan saat akan terjadi uptren. Jika uptren dimulai dengan posisi harga berada di atas pita bollinger baik yang pertama maupun yang kedua, tandanya uptren yang kuat akan terjadi.

Uptrend kuat lebih menguntungkan kamu dan meminimalisir risiko kamu karena tren seperti ini jarang sekali terkoreksi dangkal saat masih berlangsung. Tapi, strategi ini tidak dapat digunakan ketika harga berosilasi dalam kisaran. Kamu hanya bisa membuka posisi baru ketika harga menembus resistensi teratas yang sebetulmya cukup kaku.

Pada akhirnya, kekuatan analisis kamu sendiri yang terpenting. Kamu bisa menggunakan pita-pita bollinger dengan cara lain untuk membaca tren yang relevan bagi kamu.

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: Investopedia, Coin Telegraph

Ditulis oleh
channel logo

Fathia Nurul Haq

Right baner

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait

Artikel Terkait

no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1