Bagi investor pemula, menentukan waktu tepat investasi saham bisa memakan waktu yang lama. Ketahui saat tepat berinvestasi saham di artikel berikut!
Investasi saham adalah kegiatan yang mulai diminati oleh masyarakat, termasuk masyarakat Indonesia. Namun, bagi investor pemula, menentukan kapan saat yang tepat untuk investasi saham bisa bikin kelimpungan.
Terkadang, investor pemula takut berinvestasi saham di saat yang tidak tepat karena takut nilai saham yang bakal ia genggam terjungkal. Namun, kalau investor selalu merasa takut, maka mereka akan terus-terusan mengurungkan niat untuk berinvestasi.
Asal tahu saja, investasi saham adalah kegiatan yang dilakukan dalam jangka panjang. Sehingga, membeli saham seharusnya bisa dilakukan kapan pun. Terlebih, ukuran nilai kapitalisasi pasar modal pun akan terus menggembung sehingga kinerja pasar modal di jangka panjang semestinya cukup menjanjikan.
Namun, jika kamu masih ragu dalam berinvestasi saham, maka kamu bisa menyimak saat tepat bagi investor pemula untuk investasi saham di artikel berikut!
Investor memiliki keyakinan bahwa saat yang tepat untuk mengakumulasi saham adalah ketika kondisi pasar modal sedang melandai. Pasalnya, itu adalah saat yang tepat bagi investor untuk mengoleksi saham di harga yang sedang murah! Makanya, tak heran jika kemudian muncul istilah buy the dip di kancah investasi.
Memborong saham di harga murah bisa jadi keuntungan di masa depan. Pasalnya, banyak investor percaya bahwa kondisi pasar modal memiliki siklus tersendiri. Dengan kata lain, mereka percaya bahwa situasi bearish lambat laun pasti akan berubah bullish. Akibatnya, banyak investor beranggapan lebih baik membeli saham yang "banting harga" di saat bearish ketimbang membeli saham di harga yang lebih mahal ketika bullish.
Hanya saja pertanyaannya, bagaimana cara Sobat Cuan dalam mengidentifikasi siklus pasar bearish? Dalam hal ini, investor biasanya menganggap kondisi bearish ketika nilai indeks saham telah terjun 20% dari titik tertingginya. Di samping itu, apabila ditilik dari data historis, rata-rata periode pasar bearish selama 363 hari rupanya lebih singkat dibanding rata-rata durasi periode bullish yakni 1.742 hari.
Kendati demikian, terlepas dari siklusnya, Sobat Cuan ada baiknya menentukan sendiri di titik harga berapa kamu ingin memborong satu saham tertentu. Oleh karenanya, pertajam ilmu analisis fundamentalmu ya, Sobat Cuan!
Dalam investasi saham, kondisi undervalued merujuk pada kondisi di mana nilai intrinsik suatu saham dianggap "lebih tinggi" dibanding harga saham sebenarnya. Adapun nilai intrinsik itu bisa ditilik melalui prospek bisnisnya di masa depan, kelancaran arus kasnya, dan pertumbuhan profitabilitasnya.
Untuk memilih saham yang terbilang undervalued, Sobat Cuan memang memerlukan upaya keras untuk menganalisisnya. Namun, pada umumnya, saham-saham undervalued merupakan saham value stocks, yakni saham-saham dari perusahaan dengan bereputasi baik, memiliki kinerja keuangan yang stabil meski kondisi makroekonomi tak mendukung, dan selalu membagikan dividen ke konsumen. Yang terpenting, pastikan bahwa nilai sahamnya memiliki tren apresiasi yang baik.
Lebih lanjut, untuk menemukan saham yang undervalued, Sobat Cuan juga bisa memanfaatkan rasio-rasio keuangan sebagai berikut.
Sebenarnya, kancah investasi saham juga mengenal satu metode bernama value investing di mana investor berfokus menempatkan dana di saham-saham yang harga pasarnya lebih rendah dibanding nilai intrinsiknya. Nah, oleh karenanya, Sobat Cuan juga bisa mengincar saham-saham berkategori demikian jika masih bimbang dalam berinvestasi saham.
Baca Juga: Bagaimana Membedakan Saham Growth Stocks dan Value Stocks?
Analis saham umumnya memberikan target harga bagi satu saham tertentu di satu titik di masa depan. Nah, jika Sobat Cuan melihat bahwa target harga sebuah saham terlihat menjanjikan, maka tidak ada salahnya kamu investasi di instrumen tersebut!
Namun, tidak semua investor memiliki akses terhadap laporan-laporan emiten yang diterbitkan oleh para analis. Untuk itu, kamu pun perlu rajin mencari informasi di internet terkait saham-saham yang sekiranya memiliki target harga yang mumpuni di masa depan. Tapi ingat, kamu mesti memperhatikan target harga saham yang dirilis oleh lembaga analisis yang kredibel ya, Sobat Cuan!
Tetapi, kalau kamu berinvestasi saham di aplikasi Pluang, maka kamu tak perlu repot-repot lagi mencari target harga saham. Pasalnya, aplikasi Pluang memiliki fitur target price di mana penggunanya bisa melihat prospek harga suatu saham AS ke depan. Target harga ini dihimpun dari analisis-analisis yang tentunya bisa dipercaya!
Memang, menentukan saat tepat investasi saham berdasarkan target harga adalah upaya awal yang baik dari investor awam. Hanya saja, investor tetap harus mengerjakan pekerjaan rumahnya sendiri. Ia mesti mencari informasi tambahan mengenai prospek suatu saham ke depan dengan membaca siaran pers dan laporan keuangan sebuah emiten. Untungnya, para emiten biasanya mengunggah informasi tersebut ke situs resminya sebagai bagian dari keterbukaan informasi.
Baca Juga: Jangan Keliru, Ini Beda Risiko Trading Saham dengan Investasi Saham!
Sejatinya, tidak ada satu individu pun yang bisa menebak waktu yang tepat untuk masuk ke pasar. Apalagi, masing-masing dari mereka tentu punya definisi yang berbeda-beda terkait kapan saat yang oke untuk membenamkan dana di pasar saham.
Sehingga kesimpulannya, Sobat Cuan bisa masuk ke pasar saham kapan saja. Tetapi agar hasil investasi sahammu maksimal, maka ada baiknya Sobat Cuan memperhatikan hal-hal di atas.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini