Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Berita & Analisis

Bagaimana Membedakan Saham Growth Stocks dan Value Stocks?

Bagaimana Membedakan Saham Growth Stocks dan Value Stocks?

15 Nov 2022, 6:34 AM·Waktu baca: 4 menit
Kategori
Bagaimana Membedakan Saham Growth Stocks dan Value Stocks?

Investor saham, khususnya di pasar saham Amerika Serikat, mungkin kerap mendengar istilah growth stocks dan value stocks. Namun, apa perbedaan mendasar di antara keduanya? Simak di sini!

Memahami Saham Growth Stocks

Sobat Cuan investor saham mungkin sering mendengar istilah growth stocks dan value stocks.

Secara sederhananya, growth stocks adalah saham-saham perusahaan yang digadang akan memberikan imbal hasil lebih tinggi dari rerata saham lainnya di masa depan. Di samping itu, saham-saham jenis ini juga dikenal memberikan return memuaskan dibanding kelompok sahamnya.

Hal ini bisa jadi disebabkan oleh prospek pertumbuhan ekonomi yang baik, sehingga permintaan akan barang dan jasanya diramal tokcer di masa depan. Selain itu, saham jenis ini kadang diramal punya masa depan cerah karena sang perusahaan getol melakukan inovasi produk-produk baru. Akibatnya, permintaan akan produknya diharapkan dapat menjadi pionir, atau bahkan menguasai pangsa pasarnya, di masa depan.

Hanya saja, perusahaan yang memiliki saham growth stocks cenderung jarang membagikan dividen. Pasalnya, mereka memilih untuk mengalokasikan laba bersihnya sebagai laba ditahan untuk pengembangan produk atau mempercepat pertumbuhan bisnisnya.

Oleh karenanya, saham growth stocks biasanya adalah saham-saham yang diterbitkan perusahaan yang agresif dalam mengekspansi bisnisnya. Adapun contoh dari saham growth stocks adalah perusahaan teknologi seperti Meta Platforms, Apple, dan Netflix.

Baca Juga: Mengapa Harga Crypto Berkorelasi dengan Kinerja Saham AS?

Memahami Saham Value Stocks

Sementara itu, value stocks adalah saham-saham yang dirilis perusahaan bonafide dan kelas kakap, namun diperdagangkan dengan harga di bawah valuasi seharusnya. Biasanya, analis membandingkan nilai wajar atau aspek fundamental perusahaan, seperti tercermin dari kinerja keuangannya hingga arus kasnya, terhadap harga saham perusahaan tersebut saat ini.

Sebagai contoh, saham A memiliki nilai buku US$25 per lembar dan harga sahamnya diperdagangkan di US$20 per lembar, maka bisa dibilang saham tersebut berkategori value stocks. Analis kemudian akan menganggap saham tersebut "kemurahan" dibanding nilai sesungguhnya dan akan merekomendasikan investor untuk membelinya.

Banyak alasan mengapa saham value stocks hadir di pasar saham. Dalam beberapa kasus, nilai satu saham bisa dianggap "kemurahan" karena reputasinya yang buruk meski prospek bisnisnya menjanjikan. Pada kasus lain, nilai satu saham bisa terkesan punya nilai rendah karena saham tersebut kerap luput dari perhatian investor meski punya kinerja keuangan solid.

Selain itu, salah satu alasan sebuah saham dikatakan undervalued adalah kondisi sektor sang perusahaan yang terkesan "musiman" dan tergantung situasi ekonomi pada saat ini. Sebagai ilustrasi, ambil contoh saham maskapai penerbangan.

Biasanya, kinerja keuangan saham sektor penerbangan akan membaik jika kondisi konsumsi masyarakat juga bertumbuh. Namun, kondisi itu bisa berubah 180 derajat ketika daya beli masyarakat melemah, sehingga valuasi sahamnya pun ikut menjadi keropos.

Terlepas dari hal tersebut, rupanya banyak investor kawakan sukses mendulang cuan hanya dengan membidik saham-saham yang terkesan bernilai murah. Salah satunya adalah begawan saham Warren Buffett yang menganut strategi value investing, seperti yang dilakukan oleh panutannya Benjamin Graham.

Dalam melakukan strategi ini, Buffett percaya bahwa pelaku pasar pada ujungnya akan memilih saham perusahaan yang punya kinerja keuangan mumpuni serta berkualitas meski terkesan "kemurahan". Sebab, pada akhirnya, investor diyakini hanya akan fokus pada perusahaan yang bisa meraih pendapatan dan laba yang stabil.

Namun pertanyaannya, bagi investor awam, bagaimana cara membedakan saham kategori growth stocks dan value stocks?

Perbedaan Saham Growth Stocks dan Value Stocks

Perbedaan utama antara growth stocks dan value stocks terdapat pada penilaian investor. Namun, secara kasat mata, investor pemula bisa melihat perbedaan saham value stocks dan growth stocks dari pertumbuhannya.

Umumnya, saham growth stocks berasal dari perusahaan yang sukses membukukan tingkat penjualan dan pendapatan yang bertumbuh sangat pesat. Bahkan, pertumbuhan tersebut melampaui pertumbuhan ekonomi secara umum dan performa saham lainnya.

Di sisi lain, investor pemula bisa menilai saham value stocks dari metrik-metrik keuangan, utamanya adalah rasio harga saham terhadap laba (Price-to-Earning Ratio/rasio P/E). Sebab, rasio itu dianggap sebagai kunci utama dalam menentukan apakah valuasi sebuah saham terbilang mahal atau murah. Sobat Cuan yang penasaran dengan konsep rasio P/E bisa menyimaknya di seri akademi saham 101 berikut.

Namun, selain itu, terdapat beberapa indikator yang menjadi pembeda saham growth stocks dan value stocks seperti berikut.

Saham Growth Stocks vs Value Stocks
Perbedaan Saham Growth Stocks vs Value Stocks. Sumber: Nerdwallet

Manakah yang Lebih Baik? Investasi di Growth Stocks atau Value Stocks?

Sobat Cuan kini sudah menelaah lebih dalam mengenai saham growth stocks dan value stocks. Hanya saja, manakah saham yang lebih baik di antaranya keduanya?

Sejatinya, hal tersebut kembali lagi dengan profil risiko serta tujuan berinvestasi investor. Untuk itu, investor harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut sebelum menjatuhkan pilihan.

1. Risiko

Saham growth stocks dikenal punya risiko yang lebih tinggi dibandingkan value stocks.

Sebagai contoh, growth stocks boleh saja memiliki pertumbuhan kinerja keuangan yang sangat oke. Namun, bisa jadi kinerja keuangan tersebut melempem di tahun berikutnya karena ekspansi bisnis perusahaan belum membuahkan hasil.

Akibatnya, perusahaan growth stocks lebih rentan terjebak dalam situasi rugi dibanding value stocks. Hal itu tentu akan membuat nilai saham growth stocks lebih volatil ketimbang value stocks

Baca Juga: Pluang Snapshot: Elon Musk Lego Saham Tesla, Nasib Nahas Menimpa Solana

2. Situasi Ekonomi

Pada dasarnya, pelaku pasar lebih mengincar value stocks jika kondisi ekonomi tengah mendung. Maklum, value stocks adalah kelompok saham yang berkinerja stabil, sehingga volatilitas harganya cenderung rendah dan diharapkan mampu menahan kerugian investor di pasar saham.

Sebaliknya, jika kondisi ekonomi sudah mulai membaik, maka investor sebaiknya memilih growth stocks. Pasalnya, kinerja keuangan perusahaan growth stocks niscaya membaik ketika daya beli masyarakat perlahan pulih.

3. Periode Investasi

Menurut beberapa kajian, saham value stocks dapat memberikan return yang lebih baik dalam jangka panjang ketimbang growth stocks. Hanya saja, dalam 10 tahun terakhir, kinerja growth stocks berhasil mengungguli saham kategori value stocks.

Nah, berkaca dari hal tersebut, investor sejatinya dapat memilih growth stocks dan value stocks berdasarkan periode dan tujuanberinvestasi.

Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 dan Nasdaq index futuresSaham AS, serta lebih dari 140 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Sumber: Nerdwallet, Investopedia, Corporate Finance Institute

Ditulis oleh
channel logo

Arsy Ani

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar